Mengembangkanrasa cinta kepada tanah air dan bangsa. Mengembangkan rasa kebanggaan berkebangsaan dan bertanah air Indonesia. Memelihara ketertiban dunia yang berdasarkan pada kemerdekaan, perdamaian abadi serta keadilan sosial. Mengembangkan persatuan Indonesia atas dasar Bhinneka Tunggal Ika. Memajukan pergaulan demi persatuan dan kesatuan
PANCASILA merupakan dasar negara, ideologi negara, dan dasar filosofi negara. Pancasila dirumuskan oleh para founding fathers negara Indonesia dengan memeras saripati nilai-nilai luhur yang telah sejak dulu membudaya di Nusantara. Nilai-nilai luhur tersebut telah tumbuh dan berkembang di tengah masyarakat, bahkan jauh sebelum Republik Indonesia berdiri. Dalam konteks kedudukannya sebagai dasar negara, Pancasila sejatinya ialah identitas bangsa Indonesia. Kehadirannya membuat bangsa ini utuh. Oleh karena itu, tanpa dasar negara, bangsa Indonesia tidak memiliki identitas serta arah tujuan yang sama, sehingga ancaman perpecahan akan lebih mudah terjadi. Jadi, pengamalan nilai-nilai Pancasila dapat berupa sikap yang ditunjukkan dalam kehidupan sehari-hari. Oleh sebab itu, penting bagi masyarakat Indonesia memahami dan memiliki wawasan mengenai pengamalan nilai-nilai Pancasila serta Kewarnegaraan Bangsa Indonesia. Lantas, apa saja nilai-nilai yang terkandung dalam Pancasila sila 1 sampai 5? Nah, kali ini kita akan membahas tentang nilai-nilai yang terkandung dalam sila tersebut. Namun ada baiknya jika kalian pahami dulu makna dari nilai-nilai Pancasila sebelum memahami lebih jauh. Nilai-nilai dasar Pancasila adalah asas-asas yang diterima warga negara sebagai dalil yang mutlak serta sebagai kebenaran yang tidak perlu dipertanyakan lagi. Nilai-nilai dasar dari Pancasila di antaranya Ketuhanan, Kemanusiaan, Persatuan, Kerakyatan, dan Keadilan. Perwujudan atau pengamalan nilai-nilai yang terkandung dalam sila-sila Pancasila dapat dilaksanakan di seluruh sendi kehidupan, dari lingkungan keluarga, sekolah, masyarakat, hingga berbangsa dan bernegara. Pancasila sendiri dirumuskan dari nilai-nilai bangsa Indonesia yang luhur. Pengamalan butir-butir Pancasila yang mengandung nilai-nilai kebaikan itu hendaknya juga diterapkan di semua sektor kehidupan, dari bidang politik, hukum, ekonomi, sosial, budaya, dan lainnya. Nilai ketuhanan pada sila pertama Pancasila Bunyi dari sila pertama ialah Ketuhanan Yang Maha Esa. Sila pertama dilambangkan dengan bintang emas dengan latar belakang warna hitam. Bintang emas menggambarkan bahwa bangsa Indonesia mengakui keberadaan Tuhan Yang Maha Esa. Itu berarti bangsa Indonesia ialah bangsa yang bertuhan dan mempercayai Tuhan, menjalankan perintah dan larangan Tuhan sebagai bangsa yang religius. Selain itu, Indonesia menjamin kemerdekaan setiap warga negara dalam menjalankan ibadah menurut agama dan kepercayaan yang dipilih. 1. Percaya akan adanya Tuhan Yang Maha Esa serta menjalankan perintah dan menjauhi larangan-Nya sesuai dengan kepercayaan masing-masing. 2. Saling menghormati pemeluk agama lain. 3. Memiliki toleransi antar umat beragama. 4. Tidak memaksakan kehendak antarumat beragama. 5. Tidak mencemooh atau mengejek kepercayaan orang lain. Nilai kemanusiaan dalam sila kedua Pancasila Bunyi sila ke-2 ialah Kemanusiaan yang adil dan beradab. Menurut Badan Pembinaan Ideologi Pancasila BPIP, sila tersebut merupakan perwujudan nilai kemanusiaan yang dimiliki oleh bangsa Indonesia. Manusia merupakan makhluk yang berbudaya, bermoral, dan beragama. Terdapat 10 butir pengamalan sila ke-2 yang berhasil dirumuskan oleh BPIP. Kesepuluh nilai yang terkandung sebagai berikut 1. Mengakui dan memperlakukan manusia sesuai dengan harkat dan martabatnya sebagai makhluk Tuhan Yang Maha Esa. 2. Mengakui persamaan derajat, persamaan hak, dan kewajiban asasi setiap manusia, tanpa membeda-bedakan suku, keturunan, agama, kepercayaan, jenis kelamin, kedudukan sosial, warna kulit dan sebagainya. 3. Mengembangkan sikap saling mencintai sesama manusia. 4. Mengembangkan sikap saling tenggang rasa dan tepa selira. 5. Mengembangkan sikap tidak semena-mena terhadap orang lain. 6. Menjunjung tinggi nilai-nilai kemanusiaan. 7. Gemar melakukan kegiatan kemanusiaan. 8. Berani membela kebenaran dan keadilan. 9. Bangsa Indonesia merasa dirinya sebagai bagian dari seluruh umat manusia. 10. Mengembangkan sikap hormat menghormati dan bekerja sama dengan bangsa lain. Nilai persatuan dalam sila ketiga Pancasila Sila ke-3 dalam Pancasila yang berbunyi Persatuan Indonesia mengandung butir-butir pengamalan dan makna yang mendalam. Pengamalan Pancasila sila ke-3 bisa diterapkan dalam kehidupan sehari-hari, termasuk di rumah yang merupakan lingkungan keluarga. Selain sebagai dasar negara Republik Indonesia, Pancasila merupakan rumusan atau pedoman dalam menjalani kehidupan berbangsa dan bernegara bagi seluruh rakyat Indonesia. Istilah Pancasila terdiri dari dua kata dalam bahasa Sansekerta. Panca yang berarti lima dan sila yang bermakna prinsip atau asas. Terdapat sejumlah butir pengamalan yang terkandung di dalam sila ke-3. 1. Mampu menempatkan persatuan, kesatuan, serta kepentingan dan keselamatan bangsa dan negara sebagai kepentingan bersama di atas kepentingan pribadi dan golongan. 2. Sanggup dan rela berkorban untuk kepentingan negara dan bangsa apabila diperlukan. 3. Mengembangkan rasa cinta kepada tanah air dan bangsa. 4. Mengembangkan rasa kebanggaan berkebangsaan dan bertanah air Indonesia. 5. Memelihara ketertiban dunia yang berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi, dan keadilan sosial. Mengembangkan persatuan Indonesia atas dasar Bhinneka Tunggal Ika. 6. Memajukan pergaulan demi persatuan dan kesatuan bangsa Nilai kerakyatan dalam sila keempat Pancasila Nah, sila keempat ini berbunyi Kerakyatan Yang Dipimpin Oleh Hikmat Kebijaksanaan Dan Pemusyawaratan Perwakilan. Berikut butir-butir pengamalan sila keempat Pancasila 1. Sebagai warga negara dan warga masyarakat, setiap manusia mempunyai kedudukan, hak dan kewajiban yang sama. 2. Tidak boleh memaksakan kehendak kepada orang lain. 3. Mengutamakan musyawarah dalam mengambil keputusan untuk kepentingan bersama. 4. Musyawarah untuk mencapai mufakat diliputi oleh semangat kekeluargaan. 5. Menghormati dan menjunjung tinggi setiap keputusan yang dicapai sebagai hasil musyawarah. 6. Dengan iktikad baik dan rasa tanggung jawab menerima dan melaksanakan hasil keputusan musyawarah. 7. Di dalam musyawarah diutamakan kepentingan bersama di atas kepentingan pribadi dan golongan. 8. Musyawarah dilakukan dengan akal sehat dan sesuai dengan hati yang luhur. 9. Keputusan yang diambil harus dapat dipertanggungjawabkan secara moral kepada Tuhan Yang 10. Maha Esa, menjunjung tinggi harkat dan martabat manusia, nilai-nilai kebenaran dan keadilan mengutamakan persatuan dan kesatuan demi kepentingan bersama. 11. Memberikan kepercayaan kepada wakil-wakil yang dipercayai untuk melaksanakan pemusyawaratan. 12. Mendengarkan dan menghargai saran atau kritik dari orang lain. Nilai keadilan dalam sila kelima Pancasila Nilai keadilan adalah nilai yang terkandung dalam sila kelima Pancasila. Sila kelima ini juga mengandung nilai-nilai luhur seperti berikut. 1. Menjunjung tinggi keadilan sosial di kehidupan bermasyarakat, khususnya dalam bidang ekonomi, politik, pendidikan, dan seterusnya. 2. Menjunjung tinggi semangat kekeluargaan dan gotong-royong. 3. Menghormati hak dan kewajiban orang lain. 4. Menghargai hasil karya orang lain. 5. Menjunjung tinggi sikap saling membantu dan tolong menolong. OL-14
Dilansirdari Encyclopedia Britannica, mengembangkan rasa kebanggaan berkebangsaan dan bertanah air indonesia. merupakan penjabaran pancasila sila ke 3. Kemudian, saya sangat menyarankan anda untuk membaca pertanyaan selanjutnya yaitu Menjaga sumber daya dan kelestarian bumi yang ada di Indonesia. merupakan contoh penjabaran pancasila sila ke
Jakarta - Kata Pancasila mencuat setelah pemerintah mengusulkan Rancangan Undang-Undang RUU baru, yaitu RUU Badan Pembinaan Ideologi Pancasila BPIP. Diantara pro kontra rencana pembahasan RUU baru tersebut, apakah Detikers sudah hafal lambang, butir, dan nilai-nilai Pancasila?Seperti diketahui RUU BPIP itu diusulkan pemerintah sebagai tindak lanjut atas permintaan penundaan pembahasan RUU Haluan Ideologi Pancasila HIP yang menuai dan kontra yang terjadi itu membuat kata Pancasila menjadi trending dan dibicarakan orang. Alangkah baiknya untuk lebih memahami lambang, butir, dan nilai-nilai Pancasila sebagai dasar negara. Berikut lambang, butir, dan nilai-nilai PancasilaDalam situs resmi Badan Intelijen Negara BIN, Pancasila merupakan dasar negara. Lambang negara Indonesia berbentuk Burung Garuda. Pada bagian Burung Garuda terdapat 5 lambang Pancasila. Berikut lambang Pancasilaa. BintangBintang melambangkan sila pertama Pancasila, yaitu Ketuhanan Yang Maha Esa. Lambang bintang tersebut dianggap sebagai sebuah cahaya, seperti cahaya kerohanian yang dipancarkan oleh Tuhan kepada setiap bagian bintang, terdapat latar berwarna hitam. Latar tersebut melambangkan warna alam yang asli yang memiliki Tuhan, bukanlah sekadar rekaan manusia, tetapi sumber dari segalanya dan telah ada sebelum segala sesuatu di dunia ini RantaiRantai melambangkan sila kedua Pancasila, yaitu Kemanusiaan yang Adil dan Beradab. Rantai tersebut terdiri atas mata rantai yang berbentuk segi empat dan lingkaran yang saling berkaitan membentuk Pohon BeringinPohon Beringin melambangkan sila ketiga, yaitu Persatuan Indonesia. Pohon beringin merupakan pohon besar yang bisa digunakan oleh banyak orang sebagai tempat berteduh di tersebut dikorelasikan sebagai Negara Indonesia, di mana semua rakyat Indonesia dapat 'berteduh' di bawah naungan Negara Indonesia. Tak hanya itu saja, pohon beringin memiliki sulur dan akar yang menjalar ke segala arah. Hal ini dikorelasikan dengan keragaman suku bangsa yang menyatu di bawah nama Kepala BantengKepala Banteng melambangkan sila keempat Pancasila, yaitu Kerakyatan yang Dipimpin oleh Hikmat Kebijaksanaan dalam Permusyawaratan Perwakilan. Kepala Banteng memiliki filosofi sebagai hewan sosial yang suka berkumpul, seperti halnya musyawarah, di mana orang-orang berdiskusi untuk melahirkan suatu Padi dan KapasLambang tersebut melambangkan sila ke lima Pancasila, yaitu Keadilan Sosial Bagi Seluruh Rakyat Indonesia. Lambang tersebut dianggap dapat mewakili sila kelima, karena padi dan kapas merupakan kebutuhan dasar setiap manusia, yakni pangan dan sandang, sebagai syarat utama untuk mencapai kemakmuran. Hal itu sesuai dengan tujuan utama dari sila kelima Butir-butir PancasilaBerikut butir-butir Pancasila dilansir Badan Pembinaan Hukum Nasional BPHN Kementerian Hukum dan HAM Republik Indonesiaa. Ketuhanan Yang Maha Esa- Bangsa Indonesia menyatakan kepercayaannya dan ketaqwaanya kepada Tuhan Yang Maha Indonesia percaya dan taqwa terhadap Tuhan Yang Maha Esa, sesuai dengan agama dan kepercayaannya masing-masing menurut dasar kemanusiaan yang adil dan sikap hormat menghormati dan bekerjasama anatra pemeluk agama dengan penganut kepercayaan yang berbeda-beda terhadap Tuhan Yang Maha kerukunan hidup di antara sesama umat beragama dan kepercayaan terhadap Tuhan Yang Maha dan kepercayaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa adalah masalah yang menyangkut hubungan pribadi manusia dengan Tuhan Yang Maha dan kepercayaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa adalah masalah yang menyangkut hubungan pribadi manusia dengan Tuhan Yang Maha sikap saling menghormati kebebasan menjalankan ibadah sesuai dengan agama dan kepercayaanya masing masing-Tidak memaksakan suatu agama dan kepercayaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa kepada orang Kemanusiaan Yang Adil dan Beradab-Mengakui dan memperlakukan manusia sesuai dengan harkat dan martabatnya sebagai makhluk Tuhan Yang Maha persamaan derajad, persamaan hak dan kewajiban asasi setiap manusia, tanpa membeda-bedakan suku, keturrunan, agama, kepercayaan, jenis kelamin, kedudukan sosial, warna kulit dan sikap saling mencintai sesama sikap saling tenggang rasa dan tepa sikap tidak semena-mena terhadap orang tinggi nilai-nilai melakukan kegiatan membela kebenaran dan Indonesia merasa dirinya sebagai bagian dari seluruh umat sikap hormat menghormati dan bekerjasama dengan bangsa Persatuan Indonesia-Mampu menempatkan persatuan, kesatuan, serta kepentingan dan keselamatan bangsa dan negara sebagai kepentingan bersama di atas kepentingan pribadi dan dan rela berkorban untuk kepentingan negara dan bangsa apabila rasa cinta kepada tanah air dan rasa kebanggaan berkebangsaan dan bertanah air ketertiban dunia yang berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi dan keadilan persatuan Indonesia atas dasar Bhinneka Tunggal pergaulan demi persatuan dan kesatuan Kerakyatan yang Dipimpin oleh Hikmah Kebijaksanaan dalam Permusyawaratan/Perwakilan-Sebagai warga negara dan warga masyarakat, setiap manusia Indonesia mempunyai kedudukan, hak dan kewajiban yang boleh memaksakan kehendak kepada orang musyawarah dalam mengambil keputusan untuk kepentingan untuk mencapai mufakat diliputi oleh semangat dan menjunjung tinggi setiap keputusan yang dicapai sebagai hasil itikad baik dan rasa tanggung jawab menerima dan melaksanakan hasil keputusan dalam musyawarah diutamakan kepentingan bersama di atas kepentingan pribadi dan dilakukan dengan akal sehat dan sesuai dengan hati nurani yang yang diambil harus dapat dipertanggungjawabkan secara moral kepada Tuhan Yang Maha Esa, menjunjung tinggi harkat dan martabat manusia, nilai-nilai kebenaran dan keadilan -mengutamakan persatuan dan kesatuan demi kepentingan kepercayaan kepada wakil-wakil yang dipercayai untuk melaksanakan Keadilan Sosial Bagi Seluruh Rakyat Indonesia-Mengembangkan perbuatan yang luhur, yang mencerminkan sikap dan suasana kekeluargaan dan sikap adil terhadap keseimbangan antara hak dan hak orang memberi pertolongan kepada orang lain agar dapat berdiri menggunakan hak milik untuk usaha-usaha yang bersifat pemerasan terhadap orang lain-Tidak menggunakan hak milik untuk hal-hal yang bersifat pemborosan dan gaya hidup menggunakan hak milik untuk bertentangan dengan atau merugikan kepentingan bekerja menghargai hasil karya orang lain yang bermanfaat bagi kemajuan dan kesejahteraan melakukan kegiatan dalam rangka mewujudkan kemajuan yang merata dan berkeadilan Nilai-nilai Pancasilaa. Sila PertamaNilai Pancasila sila pertama yakni bangsa Indonesia mengakui adanya Tuhan. Hal ini sesuai dengan lambang sila pertama yakni bintang. Lambang bintang tersebut dianggap sebagai sebuah cahaya, seperti cahaya kerohanian yang dipancarkan oleh Tuhan kepada setiap Sila KeduaNilai Pancasila pada sila kedua yakni saling tolong-menolong. Hal ini sesuai dengan lambang sila kedua yakni mata rantai segi empat melambangkan laki-laki, sedangkan yang lingkaran melambangkan perempuan. Mata rantai yang saling berkait pun melambangkan bahwa setiap manusia, laki-laki dan perempuan, membutuhkan satu sama lain dan perlu bersatu sehingga menjadi kuat seperti sebuah Sila KetigaNilai-nilai Pancasila pada sila ketiga Pancasila yakni mengutamakan persatuan dan kesatuan daripada kepentingan pribadi. Hal ini sesuai dengan lambang sila ketiga yakni Pohon Beringin, yang dikorelasikan dengan keragaman suku bangsa yang menyatu di bawah nama Indonesia. Meski beragam suku bangsa, namun tetp mementingkan persatuan dan kesatuan Sila KeempatNilai-nilai Pancasila pada sila keempat yaitu musyawarah mufakat. Hal ini sesuai dengan lambang Kepala Banteng yang memiliki filosofi sebagai hewan sosial yang suka berkumpul, seperti halnya musyawarah, di mana orang-orang berdiskusi untuk melahirkan suatu Sila KelimaNilai-nilai Pancasila pada sila kelima yaitu Keadilan Sosial bagi Seluruh Rakyat Indonesi yakni gotong royong. Dengan gotong royong diharapkan akan timbul rasa persaudaraan dan solidaritas sosial yang tinggi sehingga kesulitan dan tantangan yang dihadapi akan semakin ringan. nwy/pal
Mengembangkanrasa cinta tanah air dan bangsa. Mengembangkan rasa kebanggaan berkebangsaan dan bertanah air Indonesia. Memelihara ketertiban dunia yang berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi, dan keadilan sosial. Mengembangkan persatuan Indonesia atas dasar Bhinneka Tunggal Ika; Memajukan pergaulan demi persatuan dan kesatuan bangsa. Sila
Jakarta - Ada banyak contoh pengamalan sila ketiga dalam kehidupan sehari-hari. Sila ketiga berbunyi Persatuan ini dilambangkan dengan pohon beringin yang mempunyai makna tempat berteduh maupun berlindung. Sebelum mengetahui apa saja contoh pengamalan sila ketiga Pancasila, berikut ini perlu diketahui terlebih dulu 7 butir Mampu menempatkan persatuan, kesatuan serta kepentingan dan keselamatan bangsa dan negara sebagai kepentingan bersama di atas kepentingan pribadi dan golongan2. Sanggup dan rela berkorban untuk kepentingan negara dan bangsa apabila diperlukan3. Mengembangkan rasa cinta kepada tanah air dan bangsa4. Mengembangkan rasa kebanggaan berkebangsaan dan bertanah air Indonesia5. Memelihara ketertiban dunia yang berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi dan keadilan sosial6. Mengembangkan persatuan Indonesia atas dasar Bhinneka Tunggal Ika7. Memajukan pergaulan demi persatuan dan kesatuan bangsaContoh pengamalan sila ketigaMengutip dari buku Arif Cerdas untuk Sekolah Dasar kelas 5, pengamalan sila ini merupakan bentuk perilaku sebagai warga negara yang ikut bersatu membangun negeri. Begini contoh pengamalan sila ketiga dalam kehidupan Bangga dan cinta tanah air2. Rela berkorban demi kepentingan bangsa3. Mengembangkan sikap menghargai orang lain4. Menjalin hubungan baik dengan semua unsur bangsa5. Memajukan pergaulan demi bangsa6. Menjunjung persatuan dan kesatuan7. Mengutamakan kepentingan bangsa di atas pribadi maupun golonganSementara itu, melansir dari Badan Pembinaan Ideologi Pancasila, bentuk pengamalan sila ketiga di lingkungan rumah atau keluarga menurut buku Pasti Bisa Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan untuk SD/MI Kelas IV adalah seperti di bawah ini1. Giat belajar agar membanggakan keluarga2. Berperilaku hormat pada anggota keluarga lebih tua dan menghargai yang lebih muda3. Ikut membantu berbagai kegiatan dalam keluarga4. Mendahulukan kepentingan bersama, dibandingkan kepentingan pribadi5. Selalu menjaga kerukunan antar anggota keluargaNah, kini detikers sudah mengetahui butir beserta contoh pengamalan sila ketiga Pancasila. Apakah detikers sudah menerapkannya? Simak Video "Google Sediakan 11 Ribu Beasiswa Pelatihan untuk Bangun Talenta Digital" [GambasVideo 20detik] lus/lus 2 Mengembangkan rasa cinta kepada tanah air dan bangsa. 3. Mengembangkan rasa kebanggaan berkebangsaan dan bertanah air Indonesia. 4. Mengembangkan persatuan Indonesia atas dasar Bhinneka Tunggal Ika. Sila ke-3 dalam Pancasila yang berbunyi "Persatuan Indonesia" mengandung butir-butir pengamalan dan makna yang mendalam.
- Isi Pancasila terdiri dari 5 sila yang memiliki bunyi dan makna mendalam sebagai dasar negara Indonesia serta terpatri dalam lambang Burung Garuda dengan falsafah Bhinneka Tunggal Ika. Sila 1-5 mengandung butir-butir pengamalan Pancasila yang sebaiknya diterapkan oleh setiap warga negara dalam kehidupan sehari-hari. Beberapa pekan sebelum proklamasi, tepatnya dalam sidang Badan Penyelidik Usaha-usaha Persiapan Kemerdekaan Indonesia BPUPKI tanggal 1 Juni 1945, Sukarno memperkenalkan 5 sila. “Sekarang, banyaknya prinsip kebangsaan, internasionalisme, mufakat, kesejahteraan, dan ketuhanan, lima bilangannya,” kata Bung Karno. “Namanya bukan Panca Dharma, tetapi saya namakan ini dengan petunjuk seorang teman kita ahli bahasa, namanya ialah Pancasila. Sila artinya asas atau dasar, dan di atas kelima dasar itulah kita mendirikan negara Indonesia, kekal, dan abadi,” lanjut sosok yang nantinya menjadi Presiden RI pertama ini, dikutip dari Risalah BPUPKI 1995 terbitan Sekretariat Negara RI. Istilah Pancasila terdiri dari dua kata yang berasal dari bahasa Sanskerta. Seperti kata Bung Karno, Panca berarti "lima" dan sila bermakna "prinsip" atau "asas". Maka, Pancasila bisa dimaknai sebagai rumusan dan pedoman dalam kehidupan berbangsa dan bernegara bagi seluruh rakyat Indonesia. Lambang dan Makna Pancasila Pancasila dilambangkan dengan Garuda, jenis burung yang dikenal melalui mitologi kuno dalam sejarah Nusantara. Garuda digunakan sebagai Lambang Negara untuk menggambarkan bahwa Indonesia adalah bangsa yang besar dan negara yang kuat. Burung Garuda Pancasila memiliki bulu dengan warna emas yang melambangkan keagungan dan kejayaan. Dinukil dari Spiritualisme Pancasila 2018 karya Fokky Fuad Wasitaatmadja, adapun paruh, sayap, ekor, dan cakar Burung Garuda Pancasila bisa dimaknai sebagai simbol kekuatan dan tenaga pembangunan. Jumlah bulu Burung Garuda Pancasila melambangkan Hari Kemerdekaan Republik Indonesia tanggal 17 Agustus 1945 atau 17-8-1945. Bulu di setiap sayap berjumlah 17, bulu pada ekor ada 8, jumlah bulu di bawah perisai/pangkal ekor ada 19, dan jumlah bulu pada leher ada 45. Burung Garuda Pancasila mencengkeram sebuah gulungan bertuliskan Bhinneka Tunggal Ika yang secara umum bisa dimaknai sebagai “Berbeda-beda tetapi tetap satu.” Sementara di dada Burung Garuda Pancasila terdapat perisai yang mereprensentasikan 5 sila. Baca juga Sejarah Hari Kesaktian Pancasila Hanya untuk Pahlawan Revolusi? Petisi 50 Menggugat Soeharto yang Menyalahgunakan Pancasila Sejarah Garuda Pancasila Lambang Negara yang Diabadikan Lewat Lagu Isi Pancasila dan Simbolnya Adapun isi atau bunyi 5 sila dalam Pancasila dan masing-masing lambang atau simbolnya adalah sebagai berikut Ketuhanan yang Maha Esa; dilambangkan dengan bintang. Kemanusiaan yang Adil dan Beradab; dilambangkan dengan rantai. Persatuan Indonesia; dilambangkan dengan pohon beringin. Kerakyatan yang Dipimpin oleh Hikmat Kebijaksanaan dalam Permusyawaratan/Perwakilan; dilambangkan dengan kepala banteng. Keadilan Sosial bagi Seluruh Rakyat Indonesia; dilambangkan dengan padi dan kapas. Butir-Butir Pengamalan Pancasila Sila ke-1 “Ketuhanan Yang Maha Esa” Bangsa Indonesia menyatakan kepercayaannya dan ketakwaannya terhadap Tuhan Yang Maha Esa. Manusia Indonesia percaya dan takwa terhadap Tuhan Yang Maha Esa, sesuai dengan agama dan kepercayaannya masing-masing menurut dasar kemanusiaan yang adil dan beradab. Mengembangkan sikap hormat menghormati dan bekerja sama antara pemeluk agama dengan penganut kepercayaan yang berbeda-beda terhadap Tuhan Yang Maha Esa. Membina kerukunan hidup di antara sesama umat beragama dan kepercayaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa. Agama dan kepercayaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa adalah masalah yang menyangkut hubungan pribadi manusia dengan Tuhan Yang Maha Esa. Mengembangkan sikap saling menghormati kebebasan menjalankan ibadah sesuai dengan agama dan kepercayaannya masing-masing. Tidak memaksakan suatu agama dan kepercayaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa kepada orang lain. “Kemanusiaan yang Adil dan Beradab" Sila ke-2 Mengakui dan memperlakukan manusia sesuai dengan harkat dan martabatnya sebagai makhluk Tuhan Yang Maha Esa. Mengakui persamaan derajat, persamaan hak, dan kewajiban asasi setiap manusia, tanpa membeda-bedakan suku, keturunan, agama, kepercayaan, jenis kelamin, kedudukan sosial, warna kulit dan sebagainya. Mengembangkan sikap saling mencintai sesama manusia. Mengembangkan sikap saling tenggang rasa dan tepa selira. Mengembangkan sikap tidak semena-mena terhadap orang lain. Menjunjung tinggi nilai-nilai kemanusiaan. Gemar melakukan kegiatan kemanusiaan. Berani membela kebenaran dan keadilan. Bangsa Indonesia merasa dirinya sebagai bagian dari seluruh umat manusia. Mengembangkan sikap hormat menghormati dan bekerja sama dengan bangsa lain. “Persatuan Indonesia" Sila ke-3 Mampu menempatkan persatuan, kesatuan, serta kepentingan dan keselamatan bangsa dan negara sebagai kepentingan bersama di atas kepentingan pribadi dan golongan. Sanggup dan rela berkorban untuk kepentingan negara dan bangsa apabila diperlukan. Mengembangkan rasa cinta kepada tanah air dan bangsa. Mengembangkan rasa kebanggaan berkebangsaan dan bertanah air Indonesia. Memelihara ketertiban dunia yang berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi, dan keadilan sosial. Mengembangkan persatuan Indonesia atas dasar Bhinneka Tunggal Ika. Memajukan pergaulan demi persatuan dan kesatuan bangsa. “Kerakyatan yang Dipimpin oleh Hikmat Kebijaksanaan dalam Permusyawaratan/Perwakilan” Sila ke-4 Sebagai warga negara dan warga masyarakat, setiap manusia Indonesia mempunyai kedudukan, hak, dan kewajiban yang sama. Tidak boleh memaksakan kehendak kepada orang lain. Mengutamakan musyawarah dalam mengambil keputusan untuk kepentingan bersama. Musyawarah untuk mencapai mufakat diliputi oleh semangat kekeluargaan. Menghormati dan menjunjung tinggi setiap keputusan yang dicapai sebagai hasil musyawarah. Dengan itikad baik dan rasa tanggung jawab menerima dan melaksanakan hasil keputusan musyawarah. Di dalam musyawarah diutamakan kepentingan bersama di atas kepentingan pribadi dan golongan. Musyawarah dilakukan dengan akal sehat dan sesuai dengan hati nurani yang luhur. Keputusan yang diambil harus dapat dipertanggungjawabkan secara moral kepada Tuhan Yang Maha Esa, menjunjung tinggi harkat dan martabat manusia, nilai-nilai kebenaran dan keadilan mengutamakan persatuan dan kesatuan demi kepentingan bersama. Memberikan kepercayaan kepada wakil-wakil yang dipercayai untuk melaksanakan pemusyawaratan. “Keadilan Sosial Bagi Seluruh Rakyat Indonesia” Sila ke-5 Mengembangkan perbuatan yang luhur, yang mencerminkan sikap dan suasana kekeluargaan dan kegotong-royongan. Mengembangkan sikap adil terhadap sesama. Menjaga keseimbangan antara hak dan kewajiban. Menghormati hak orang lain. Suka memberi pertolongan kepada orang lain agar dapat berdiri sendiri. Tidak menggunakan hak milik untuk usaha-usaha yang bersifat pemerasan terhadap orang lain. Tidak menggunakan hak milik untuk hal-hal yang bersifat pemborosan dan gaya hidup mewah. Tidak menggunakan hak milik untuk bertentangan dengan atau merugikan kepentingan umum. Suka bekerja keras. Suka menghargai hasil karya orang lain yang bermanfaat bagi kemajuan dan kesejahteraan bersama. Suka melakukan kegiatan dalam rangka mewujudkan kemajuan yang merata dan berkeadilan sosial. - Sosial Budaya Penulis Iswara N RadityaEditor Agung DH
yZFS9Va.
  • 5t5a0n8y8v.pages.dev/134
  • 5t5a0n8y8v.pages.dev/979
  • 5t5a0n8y8v.pages.dev/814
  • 5t5a0n8y8v.pages.dev/425
  • 5t5a0n8y8v.pages.dev/356
  • 5t5a0n8y8v.pages.dev/714
  • 5t5a0n8y8v.pages.dev/311
  • 5t5a0n8y8v.pages.dev/229
  • mengembangkan rasa kebanggaan berkebangsaan dan bertanah air indonesia