Setelah2 hari dirawat, alhamdulillah adik kanaya mau menyusu di PD-ku, meskipun masih bingung puting tapi aku seneng bgt liatnya. Dan paginya, menyusul kakak kirana juga mau menyusu. Total 4 hari aku dan twins dirawat untuk melakukan relaktasi.. alhamdulillah relaktasiku bisa dibilang berhasil! Meskipun memang ASIku belum banyak keluar, tapi
Bayi menyusu pada ibu merupakan aktivitasnya dalam memenuhi kebutuhan dasar sebagai manusia, yaitu asah-asih asuh. Dengan menyusu pada ibu, ia akan mendapat pemenuhan kebutuhan asah, yaitu stimulasi untuk perkembangan emosionalnya dalam berinteraksi dengan sesama, dalam hal ini terutama dengan ibunya. Jalinan kasih sayang akan terbangun antara bayi dan ibu sebagai manifestasi pemenuhan kebutuhan asih, dan zat-zat gizi yang terkandung dalam air susu ibu akan dibutuhkan untuk tumbuh kembangnya sebagai pemenuhan kebutuhan menyusui bagi ibu adalah salah satu aktivitas yang dapat memberi kepuasan lahir batin ibu, tetapi saat ia menyusui anaknya banyak sekali kendala yang akan ditemui seperti minimnya pengetahuan ibu dan ayah mengenai laktasi, tekanan dari keluarga dan sebagainya yang berakibat berkurangnya produksi air susu ibu, sehingga ibu gagal menyusui. Jika ibu tersebut memutuskan kembali menyusui anaknya setelah berhenti menyusui, tanpa melihat berapa lama laktasi terhenti, hal ini disebut dengan relaktasi atau kembali menyusui. Timbulnya keinginan ibu untuk kembali menyusui sering kali juga didasari karena pemberian susu formula yang tidak cocok, bayinya sakit bahkan sampai menjalani perawatan di RS ataupun keinginan karena melihat teman yang berhasil menyusui bayinya secara eksklusif. Bahkan pada situasi bencana melanda, relaktasi merupakan salah satu hal yang perlu mendapat dukungan dari semua instansi terkait dalam penanggulangan semua wanita beruntung dapat hamil, melahirkan dan menyusui bayi. Berbagai macam hal dilakukan untuk mengatasi kegagalan dalam memiliki anak antara lain dengan adopsi anak yang akhirnya akan menimbulkan keinginan ibu untuk memenuhi salah satu kebutuhan dasar anak adopsinya, yaitu dengan menyusuinya. Hal ini kita kenal dengan istilah induksi relaktasi dan induksi laktasi perlu kita dukung, bukan hanya dengan dukungan moril tetapi juga memberikan pengetahuan laktasi yang memadai. Makalah ini akan membicarakan mengenai hal-hal yang berkenaan dengan relaktasi dan induksi laktasi yang sekarang semakin menjadi tren di kalangan laktasi yang terjadi pada relaktasi dan induksi laktasiTelah kita ketahui proses laktasi akan melibatkan unsur hormonal di dalam tubuh manusia. Setelah memasuki usia kehamilan 16 minggu, wanita hamil tersebut sudah mulai memproduksi ASI, tetapi produksi ASI tidak berlanjut karena tertahan oleh kehamilannya. Ketika bayi lahir dan plasenta keluar, hormon yang mempengaruhi proses pembentukan ASI akan menjadi aktif, apalagi bila tindakan inisiasi menyusu dini IMD bayi akan mengirim sinyal ke otak ibu untuk mempengaruhi bagian otak yang disebut hipofisis. Hipofisis bagian depan akan mengeluarkan hormon prolaktin yang akan masuk ke dalam aliran darah dan menimbulkan refleks prolaktin yang berperan dalam produksi ASI. Hipofisis bagian belakang akan mengeluarkan hormon oksitosin yang akan masuk ke dalam aliran darah dan menimbulkan refleks oksitosin untuk kontraksi otot yang ada di sekeliling saluran ASI, sehingga ASI yang sudah diproduksi akan dapat maupun masalah-masalah psikologis pada ibu dapat menghambat kerja oksitosin seperti kekhawatiran ibu bahwa ia tidak mampu menyusui atau merawat bayi, khawatir mengenai pekerjaannya, perselisihan dengan pasangan ataupun anggota keluarga yang lain. Sebaliknya rasa bahagia menjadi seorang ibu, senang dapat berdekatan dengan bayi, senang mengetahui suami ikut berpartisipasi dalam pengasuhan anak dan hal lain yang menyenangkan ibu akan memicu pengeluaran demikian kita mengetahui bahwa hal yang utama untuk proses laktasi adalah stimulasi pada payudara, baik itu oleh hisapan bayi ataupun kegiatan memerah ASI, baik secara manual ataupun dengan bantuan alat. Jadi walaupun seorang wanita tidak mampu untuk hamil dan melahirkan, ia akan dapat memproduksi ASI karena ASI tidak diproduksi dari hormon yang berhubungan dengan proses reproduksi melainkan dari bagian otak yang bernama bayi merupakan hal yang terbaik untuk stimulasi payudara dalam memproduksi dan mengeluarkan ASI. Untuk dapat mengeluarkan ASI secara efektif, bayi harus dapat melekat dengan baik pada payudara. Bayi yang melekat dengan baik akan membuka mulut dengan lebar, dagu bayi akan menempel pada payudara ibu, sebagian besar areola terutama areola bagian bawah masuk ke dalam mulut bayi. Bibir bawah bayi tampak terpuntir keluar, bayi menghisap kuat dengan irama perlahan dan ibu merasa nyaman, tidak merasa perih pada puting bayi baru lahir pelekatan yang benar tergantung dari posisi bayi menyusu pada ibu. Posisi bayi menempel menghadap ibu, satu tangan bayi terletak di belakang badan ibu, telinga dan lengan bayi terletak pada satu garis lurus. Kepala bayi terletak pada lengkung siku, menghadap payudara dan puting berada di depan muka bayi. Sangga bokong bayi dengan telapak tangan ibu, bila diperlukan gunakan bantal untuk menyangga tangan ibu. Bayi yang lebih besar, seringkali sudah memiliki posisi menyusu yang nyaman baik untuk bayi maupun yang dibutuhkan untuk ASI mulai berproduksi sangat bervariasi antara wanita, umumnya produksi ASI muncul setelah 1-6 minggu kemudian, rata-rata dalam 4 minggu. Beberapa wanita tidak pernah dapat memproduksi ASI dalam jumlah yang cukup untuk mempertahankan laktasi ataupun untuk mempertahankan pemberian ASI eksklusif, tetapi beberapa wanita mampu dalam beberapa hari mencapai jumlah yang cukup. Dalam penelitiannya Seema dkk. melaporkan keluarnya ASI antara 2-6 hari, dimana relaktasi sebagian tercapai dalam 4-28 hari dan relaktasi penuh tercapai antara 7-60 ASI pada wanita yang melakukan relaktasi ataupun induksi laktasi tidak berbeda dibandingkan dengan wanita yang menyusui sejak kelahiran bayinya. Kleinman dkk. menemukan bahwa kolostrum tidak pernah diproduksi oleh wanita yang tidak pernah hamil, walaupun demikian jumlah total protein dan imunoglobulin adalah sama pada hari yang mempengaruhi keberhasilan relaktasi dan induksi laktasi1. Hal yang berhubungan dengan bayiKeberhasilan terletak pada hisapan bayi yang dipengaruhi olehKeinginan bayi untuk menyusu. Keberhasilan relaktasi dan induksi laktasi akan terjadi bila bayi segera menyusu saat didekatkan pada payudara. Pada awalnya bayi memerlukan bantuan untuk dapat melekat dengan benar pada payudara. Salah satu penelitian relaktasi menemukan bahwa 74% bayi menolak untuk segera menyusu pada awal laktasi yang disebabkan karena bayi kesulitan melekat pada payudara dan memerlukan bantuan tenaga kesehatan yang terlatih untuk mengatasinya. Penolakan pada awal laktasi bukan berarti bayi akan selalu menolak menyusu pada ibu, diperlukan kesabaran ibu untuk menghadapi hal bayi. Akan lebih mudah melakukan relaktasi ataupun induksi laktasi pada bayi baru lahir sampai bayi berusia kurang dari 8 minggu. Walaupun demikian Thorley melaporkan keberhasilan relaktasi pada ibu-ibu dengan anak berusia lebih dari 12 waktu laktasi terhenti breastfeeding gap. Umumnya relaktasi akan lebih mudah bila waktu terhentinya laktasi belum lama, tetapi Thorley melaporkan keberhasilan relaktasi pada anak berusia lebih dari 12 bulan yang sudah lama terhenti makan bayi selama terhentinya laktasi. Seema melaporkan kesulitan mengajari bayi untuk menyusu bila bayi tersebut sudah terbiasa menggunakan botol susu. Penelitian Lang dkk. menemukan bayi dengan berat lahir rendah yang diberikan minum dengan cangkir pada fase transisi perubahan pemberian minum, akan lebih mudah menyusu pada ibu dibandingkan mereka yang mendapat minum dengan menggunakan botol mendapat makanan pendamping. Relaktasi dan induksi laktasi akan sulit dilakukan pada bayi yang sudah mendapat makanan pendamping. Dianjurkan untuk tidak mengenalkan makanan pendamping sebelum bayi berusia 6 bulan, kecuali saat bayi sudah berusia 4-5 bulan tidak mengalami kenaikan berat badan sesuai dengan umur dan jenis kelamin Hal yang berhubungan dengan ibuFaktor tersebut adalahMotivasi ibu. Ibu mempunyai motivasi yang kuat karena mengetahui laktasi sangat penting dalam mendukung kesehatan bayi. Di Papua, ibu termotivasi untuk melakukan relaktasi ketika mengetahui bahayanya penggunaan susu formula. Keinginan ibu untuk mengeratkan hubungan batin dengan anak adopsinya juga menjadi salah satu dasar induksi waktu dari berhentinya laktasi lactation gap. Umumnya makin pendek waktu terhentinya laktasi, makin mudah ibu untuk melakukan relaktasi, namun Agarwal dan Jain melaporkan keberhasilan relaktasi dalam 2 minggu walaupun laktasi sudah terhenti selama 14 payudara ibu. Adanya infeksi atau luka pada payudara maupun bentuk puting yang terbenam menjadikan alasan ibu menghentikan laktasi. Setelah infeksi teratasi dan ibu mendapat bimbingan laktasi, motivasi ibu muncul untuk menyusui anaknya ibu untuk berinteraksi dengan bayinya dan dukungan dari keluarga, lingkungan dan tenaga kesehatan. Ibu melihat bayi memiliki minat untuk menyusu, rasa kasih sayang antara ibu dan bayi terjalin sehingga ibu tergerak untuk memberikan air susunya kepada bayi. Tentunya bagi ibu bekerja apabila hal ini mendapat dukungan dari tempatnya bekerja, relaktasi ataupun induksi laktasi akan berhasil laktasi sebelumnya. Ibu yang memiliki pengalaman laktasi sebelumnya tidak terlalu mempengaruhi kemampuan relaktasinya. Nemba menemukan 11 dari 12 ibu yang belum pernah menyusui mampu melakukan laktasi dalam 5-13 hari setelah mengikuti protokol induksi laktasi. Seema melaporkan tidak terdapat perbedaan keberhasilan relaktasi antar ibu yang baru memiliki anak satu dibandingkan dengan ibu yang sudah memiliki anak lebih dari satu untuk melakukan relaktasiEvaluasi kembali apa yang menjadi motivasi ibu untuk melakukan relaktasi. Siapkan mental ibu dan cari dukungan terutama dari keluarga terdekat suami, orangtua atau teman dekat. Dibutuhkan kesabaran yang tinggi karena seringkali memerlukan waktu yang lama sehingga ibu merasa putus asa dan membutuhkan ke klinik laktasi untuk bertemu dengan konsultan laktasi. Dibutuhkan arahan dan dukungan dari konsultan laktasi mengenai tehnik dan posisi menyusui yang baik dan dianjurkan untuk sering melakukan kontak kulit dengan bayi skin-to-skin contact pada saat bayi tidak menyusu antara lain dengan melakukan metode kanguru, dimana bayi selalu berada di dada ibu. Tidurlah bersama bayi pada siang maupun malam hari, dekap dan gendonglah bayi sesering mungkin. Sebisa mungkin seluruh pekerjaan yang berkaitan dengan bayi dapat dikerjakan oleh ibu sendiri, baik memandikan bayi, mengganti popok, ataupun mengajak bayi bayi mau menyusu Susuilah bayi sesering mungkin setiap 1- jam, paling tidak 8-12 kali dalam 24 jam. - Gunakan ke-2 payudara, minimal 10-15 menit pada setiap payudara pada satu kesempatan menyusui - Pastikan posisi dan pelekatan bayi pada payudara adalah baik - Monitor asupan bayi cukup atau tidak dengan memantau buang air kecil bayi, minimal 6 kali atau lebih dalam sehari - Jangan mengunakan botol susu ataupun dot bayi. Metode finger feding memasukkan jari tangan ibu yang bersih sampai menyentuh langit-langit mulut bayi bisa digunakan untuk meningkatkan refleks menghisap bayi - Pada awal kegiatan dibutuhkan suplemen, baik ASI donor ataupun susu formula, dengan menggunakan alat bantu berupa pemakaian pipa nasogastrik yang dihubungkan ke cangkir atau semprit, dimana sisi yang satu lagi di tempelkan pada payudara. Ibu dapat mengontrol pengaliran cairan dengan menaikkan atau merendahkan cangkir atau semprit saat bayi menyusu pada payudara ibu. Metode drip drop dengan menggunakan cangkir berisi suplemen atau dengan semprit yang diteteskan di payudara saat bayi menyusu merupakan salah satu metode yang sering digunakan, demikian pula dengan alat bantu laktasi lain seperti Lact-Aid Nursing Trainer System Lact- id International Supplemental Nursing System Medela juga dapat bayi tidak mau menyusu - Pastikan bayi dalam keadaan sehat - Tingkatkan kontak kulit dengan bayi, mungkin dengan mengunakan metode kanguru - Lakukan pemijatan payudara lalu perah ASI selama 20-30 menit, 8-12 x/hari - Lebih sering memberikan payudara pada bayi walaupun bayi tidak mau menyusu dan gunakan alat bantu untuk memberikan suplemen, baik ASI donor ataupun susu formula - Jangan menggunakan botol susu ataupun dot bayiMonitor asupan bayi dengan memantau urin bayi, minimal 6 kali atau lebih dalam sehariLakukan laktasi pada saat ibu dan bayi dalam keadaan tenang dan rileks. Jangan memaksa bayi untuk menyusu. Jika bayi menolak menyusu tentunya hal ini akan mengganggu proses relaktasi. Tunda hingga kondisi nyaman untuk ibu dan konsumsi makanan ibu dengan diet yang sehat dan obat-obatan yang dapat membantu stimulasi produksi ASI lactogogues/galactogogue mungkin diperlukan bagi mereka yang tidak berhasil melakukan relaktasi ataupun induksi dengan panduan tersebut di asupan bayi Timbanglah bayi setiap minggu, minimal kenaikkan berat badan bayi berusia kurang dari 9 bulan adalah 125 gram/minggu atau 500 gram/bulan - Monitor urin dan feses bayi. Frekuensi urin 6 kali atau lebih dalam sehari, tidak pekat ataupun bau. Dalam 4 minggu pertama, bayi mengeluarkan feses lembik cenderung cair warna kuning kecoklatan, beberapa kali dalam sehari. Selanjutnya frekuensi buang air besar akan berkurang sekali sehari sampai 7-10 hari sekali. Konsistensi dan warna feses akan berubah bila bayi telah mendapat makanan pendamping ASI. - Bayi yang bangun setiap 2-3 jam, menyusu dengan lahap dan terlihat aktif berinteraksi sosial sesuai dengan usianya, dapat menjadi panduan akan kecukupan asupan yang suplemen yang dibutuhkan bayi dan pengurangan suplemen saat relaktasi atau induksi laktasi dilakukan - Timbanglah bayi dan berilah suplemen yang direkomendasikan ASI donor atau susu formula 150 ml/kg BB/hari dengan alat bantu - Bila produksi ASI meningkat, kurangi sebanyak 50 ml setiap beberapa hari dengan memantau berat badan bayi tiap minggu sesuai penjelasan di atas. Pengurangan dilakukan pada jumlah suplemen bukan pada kekentalannya Pengurangan sejumlah 50 ml tersebut dapat dilakukan diantara beberapa kesempatan, misalnya kurangi pada 2 kali kesempatan menyusu dengan 25 ml perkali atau kurangi 5 kali kesempatan menyusu dengan 10 ml perkali - Lanjutkan jumlah yang ada setelah pengurangan tersebut untuk beberapa hari - Bila bayi menunjukkan asupannya cukupurin 6 kali atau lebih, tidak pekat atau bau, dan penambahan berat badan 125 gram atau lebih kurangi lagi jumlah suplemen yang diberikan - Bila bayi menunjukkan asupan kurang, pertahankan jumlah yang ada dalam 1 minggu lagi - Bila bayi tetap menunjukkan asupan yang kurang tambahkan lagi 50 ml dari jumlah suplemen terakhir yang telah diberikanTips-tips untuk melakukan induksi laktasiSelain-hal tersebut di atas yang telah dijelaskan, wanita yang akan mengadopsi bayi disarankan untuk memijat payudara dan memerah setiap 3 jam dan sekali pada malam hari selama 10-15 menit setiap kali dalam 3-6 bulan sebelum bayi datang. Berbeda dengan wanita yang hamil dan melahirkan, ibu yang akan mengadopsi anak dan belum pernah hamil, tidak memiliki kesempatan mengalami 9 bulan perubahan hormonal tubuhnya dalam menyiapkan diri untuk laktasi, sehingga hisapan bayi ataupun pemerahan payudara sangat diperlukan untuk kesiapan melakukan dan mempertahankan laktasi. Sering kali obat obat yang mengandung hormal diperlukan untuk mengatasinyaPemerahan ASI dengan menggunakan 2 pompa listrik pada ke-2 payudara pada satu kesempatan sangat dianjurkanKesehatan dan kesejahteraan bayi adalah yang diutamakan. Pertumbuhan dan perkembangan bayi sesuai usia dan jenis kelamin harus dipantau secara teratur. Kunjungan teratur ke dokter anak harus dilakukan untuk pemantauan dan lama menyusu bayi serta usia mulai diberikan makanan pendamping bayi adalah sama seperti bayi yang ibu yang mengadopsi bayi kemungkinan tidak dapat, memproduksi cukup ASI, dukungan dan pendampingan ibu sangat dibutuhkan untuk keberhasilan induksi laktasi. Anjurkan ibu untuk menemui kelompok pendukung ASI yang ada di daerah tempat tinggal relaktasi umumnya menghasilkan produksi ASI yang lebih banyak dari pada induksi laktasi. Payudara wanita yang mendapat pengaruh hormonal kehamilan, dan terutama wanita yang pernah menyusui, akan dapat memproduksi banyak ASI saat wanita tersebut melakukan diri dan motivasi yang kuat adalah kunci utama keberhasilan program relaktasi maupun induksi laktasi. Percayalah bahwa ibu akan mampu memberikan yang terbaik untuk menyusu pada ibu dan ibu rutin memerah ASI, merupakan kunci untuk keberhasilan menstimulasi produksi ASI, baik pada relaktasi maupun induksi laktasiKeberhasilan produksi ASI, seberapapun jumlahnya, hendaknya dipandang sebagai karunia yang patut Buku Indonesia MenyusuiPenulis Jeanne-Roos Tikoalu Silahkan bagikan artikel ini jika menurut anda bermanfaat bagi oranglain.
Alhamdulillah ada beberapa mama yang berhasil lepas kompeng untuk anaknya, ada yang tidak lagi khawatir tentang produksi asinya, ada yang langsung stop sufor dan full ASI, dan ada yang berhasil relaktasi setelah anaknya bingung puting berkat bantuan komunitas kita. Pengalaman Relaktasi - Dwi Nuryani (32 th) Sukses Menyapih dengan Cinta Perjalanan mengAsihi setiap Moms pasti berbeda-beda. Ada yang mulus dari awal sampai akhir, tapi ada juga yang harus mengalami jatuh bangun dalam memberikan ASI pada si kecil. Relaktasi adalah upaya untuk mulai menyusui kembali setelah sempat berhenti. Relaktasi biasanya dilakukan oleh ibu yang sempat berhenti menyusui, namun memutuskan untuk memulai lagi. Seorang ibu bisa saja berhenti menyusui karena alasan sakit atau karena sejak awal memang kesulitan untuk menyusui. Bila ibu sempat berhenti menyusui, tidak ada lagi rangsangan untuk memproduksi ASI dan tubuh akan mengira bahwa ASI sudah diperlukan lagi. Oleh karena itu, produksi ASI akan berkurang dan lama-kelamaan berhenti. Namun, ini tidak berarti ibu tidak bisa menyusui anaknya lagi setelahnya. Walaupun tidak mudah dan membutuhkan ketekunan, ada cara yang bisa dilakukan untuk ibu relaktasi dan mengembalikan produksi ASI. Tips Melakukan Relaktasi Kembali Baca Juga Tahap Pijat Laktasi yang Bantu Lancarkan ASI 1. Persiapkan Mental Sebaiknya, Moms mendiskusikan terlebih dulu alasan-alasan yang memutuskan relaktasi, beritahu Dads dan ajaklah keluarga untuk membantu Moms mempersiapkan mental Bersiap-siaplah untuk menghadapi stres yang mungkin akan Moms alami selama minggu-minggu pertama dimulainya masa relaktasi. Ada kemungkinan bayi menolak menyusu langsung dari payudara Moms, atau bayi akan lebih banyak menangis karena merasa frustasi dengan sedikitnya ASI yang mulai keluar. Mintalah dukungan mental dari orang-orang terdekat di sekitar Moms, selain suami dan keluarga. Misalnya, dokter, konsultan laktasi ataupun teman Moms yang pernah berhasil melakukan kegiatan relaktasi. Mengatur mind set Moms. Sama halnya dengan ketika pertama kali mulai menyusui setelah melahirkan bayi Moms, confidence kepercayaan diri dan commitment komitmen adalah kunci utama keberhasilan program relaktasi. Percaya bahwa Moms akan mampu untuk memberikan yang terbaik untuk bayi Moms, dan walaupun awalnya terasa sangat sulit, namun Moms yakin bahwa perjuangan Moms akan membuahkan hasil yang manis, yaitu Air Susu Ibu. 2. Lakukan Persiapan Awal Jika Moms dan Dads telah dengan mantap memutuskan untuk melakukan relaktasi, berikut adalah persiapan awal yang dapat Moms lakukan Pastikan Moms cukup makan dan minum. Mulai meningkatkan konsumsi protein dan cairan ke dalam menu makan Moms sehari-hari untuk membantu mempercepat tubuh dalam memproduksi ASI. Mintalah kepada dokter Moms obat yang dapat membantu tubuh dalam memproduksi ASI, atau mulai mengkonsumsi jamu ataupun jenis makanan lainnya yang dipercaya dapat meningkatkan produksi ASI. Banyak beristirahat. Mulailah mendelegasikan pekerjaan-pekerjaan rumah yang sekiranya bisa Moms delegasikan, karena Moms akan menghabiskan hampir seluruh waktu Moms bersama bayi Moms selama minggu-minggu pertama program relaktasi. Kurangi jadwal kegiatan Moms diluar rumah, dalam minggu-minggu pertama masa relaktasi sedapat mungkin Moms menghabiskan waktu 24 jam dalam sehari bersama bayi Moms. Tingkatkan skin to skin contact dengan bayi Moms. Tidurlah bersamanya baik pada malam maupun siang hari, dekaplah dan gendonglah buah hati Moms sesering mungkin. Katakan kepadanya bahwa Moms sangat mencintainya, dan Moms ingin memberikan yang terbaik untuk bayi Moms, yaitu ASI. Sebisanya mungkin seluruh pekerjaan yang berkaitan dengan bayi Moms dikerjakan oleh Moms sendiri. Memandikan, menggantikan popok, menidurkan dan mengajaknya bermain. Berlatih memposisikan bayi pada payudara Moms. Cobalah dengan berbagai cara untuk menemukan kembali posisi yang paling nyaman ketika Moms mulai menyusui. Baca Juga Moms, Yuk Kenali Hiperlaktasi dan Cara Mengatasinya! 3. Atur Waktu untuk Relaktasi Berapa lama relaktasi bisa berhasil dilakukan? Tiap tubuh bereaksi berbeda terhadap upaya relaktasi. Namun, Moms dapat melihat beberapa hasil awal dalam waktu sekitar 2 minggu setelah mencoba. Beberapa ahli percaya bahwa jumlah waktu yang dibutuhkan untuk berhubungan sama dengan berapa lama sejak Moms disapih dari menyusui. Dalam bukunya, Breastfeeding Answers Made Simple, Nancy Mohrbacher, IBCLC, menyimpulkan bahwa berdasarkan penelitian yang ada, relaktasi penuh rata-rata membutuhkan waktu sekitar 1 bulan bagi kebanyakan orang. Moms juga bisa gunakan MOOIMOM Hands-Free Electric Breast Pump - Pompa ASI Elektrik Wireless. Menyusui bisa dengan sangat nyaman dan elegan, seluruh ibu di dunia menganjurkan untuk menggunakan produk istimewa ini, dan akhirnya tersedia di Indonesia! Pompa ASI Elektrik dari MOOIMOM ini merupakan produk yang akan mendukung Moms untuk memberikan ASI yang berkualitas bagi Si Kecil.
Ibuyang baru melahirkan pertama kali biasanya memiliki lebih sedikit pengalaman menyusui, sehingga lebih berpotensi memberikan makanan pralaktasi. Jika relaktasi berhasil, ibu dapat kembali

Ini karena bayi masih kesulitan untuk melekat pada payudara dan butuh bantuan tenaga kesehatan. Ibu tidak perlu khawatir akan hal ini. Susui bayi sesering mungkin agar ia terlatih dan terbiasa menyusu secara langsung. 2. Usia bayi Induksi laktasi akan lebih mudah ibu lakukan saat bayi baru lahir sampai usianya kurang dari 8 minggu. Pasalnya, saat usia bayi masih sangat muda, ia melatih diri untuk lebih dekat dengan ibunya sehingga pembiasaan menyusu dari payudara ibu lebih mudah. 3. Kondisi payudara ibu Induksi laktasi bisa berjalan dengan tidak lancar bila ada infeksi, luka, atau bentuk puting payudara ibu yang rata flat nipple. Namun, bukan berarti ibu tidak bisa menyusui bayi secara langsung. Ibu bisa menyembuhkan infeksi atau perawatan puting payudara terlebih dahulu dengan konselor laktasi. Seiring berjalannya waktu, ibu bisa menyusui si kecil kembali. 4. Kemampuan ibu berinteraksi dengan bayi Mencoba menyusui bayi yang bukan dari dalam kandungan sendiri, mungkin membuat perasaan ibu kurang dekat. Namun, kemampuan ibu berinteraksi dengan bayi juga bisa memengaruhi keberhasilan induksi laktasi. Meski bukan anak kandung, bila ibu memberikan rasa kasih sayang terhadap bayi, ia akan merasakan hal yang sama. Si Kecil akan merasa ibu sangat menyayangi dan membutuhkannya. 5. Rutin melakukan skin-to-skin Kontak kulit dengan bayi skin-to-skin meski tidak sedang menyusu bisa meningkatkan keberhasilan induksi laktasi. Anda bisa mencoba metode kangguru dengan menempatkan bayi di atas dada, lalu tidur bersama. Lakukan ini saat siang atau malam hari, dekap tubuh si Kecil agar bayi merasa nyaman dan aman dekat Anda. Hal yang perlu dilakukan jika induksi laktasi tidak berhasil Mungkin Anda merasa kecewa saat semua usaha untuk menyusui bayi secara langsung sudah dilakukan,tetapi tidak ada yang berhasil. Hindari memaksa bayi untuk menyusu karena akan membuatnya trauma dan tidak nyaman. Anda bisa mencari donor ASI atau memberikan susu formula pada bayi dengan alat bantu. Mengutip dari IDAI, ibu bisa menggunakan alat bantu berupa pipa nasogastrik selang NGT. Lalu, sisi lainnya bisa ibu tempelkan di payudara. Ibu bisa mengontrol aliran susu dengan menaikkan dan merendahkan cangkir saat bayi menyusu. Sebenarnya, produksi ASI yang Anda hasilkan dari induksi laktasi mungkin tidak sebanyak ibu yang mengalami kehamilan. Ini karena ibu yang melakukan induksi laktasi tidak mendapat pengaruh hormon kehamilan. Namun, ibu tetap bisa rutin memerah ASI dan menyusui si Kecil untuk mendapat hasil yang cukup. Tidak perlu berkecil hati bila produksi ASI terasa sedikit, ibu masih bisa memberikan gizi dan nutrisi bayi dari donor ASI atau susu formula.

Pengalamanrelaktasi seorang ibu diawali dengan pengalaman hidup atas kegagalan pemberian ASI eksklusif yang dilatarbelakangi oleh berbagai faktor yang dirasa berkontribusi dalam pengambilan keputusan seorang ibu antara lain anggapan bahwa ibu yang masih primipara merasa tidak mengetahui ilmu tentang menyusui sehingga cenderung butuh bantuan dari orang yang pernah mengalaminya seperti ibu kandung atau ibu mertua dan orang yang dianggap mengetahui informasi kesehatan seperti nakes. Tinggal beda kota dengan Ibu sejak duduk di bangku SMP ibarat sudah menjadi makanan sehari-hari bagiku, sampai saat aku sudah bekerja sekarang. Rasa rindu pada Ibu yang menggebu memang tak terelakkan, jika hal-hal yang tak menyenangkan datang. Dan pada saat itu, pelukan ibu cenderung lebih melegakan sekaligus menenangkan. Salah satu hal yang juga sangat kita dambakan. Tapi hidup itu pilihan, kan ya? Ada dua sisi yang tak mampu dihindari saat kita sudah menentukan pilihan. Tak jarang banyak hal yang tak kita sukai dan kerap pula tak sedikit hal yang pantas disyukuri. Nah, inilah beberapa momen yang patut kita syukuri sebagai anak saat situasi tak memungkinkan untuk bisa terus-menerus melakukan aktivitas bersama Ibu, sosok luar biasa yang tak henti berdoa untuk kebaikan dalam hidup kita. 1. Ketika memasak bersama Ibu saat pulang ke kampung halamanRitual pagi hari yang mau tak mau kita lakoni, membantu Ibu di dapur. Jika di tanah rantau, kita cenderung memilih cara yang praktis apalagi soal mengisi perut. Kita tak mau repot dengan pergi ke pasar, memasak lalu menikmati hasil olahan sendiri. Ah, bagi sebagian perempuan, proses itu cenderung kurang efisien dari segi waktu. Ya, efek positifnya memang kita bisa belajar sisi efektif juga ditunjang dengan maraknya penggunaan aplikasi pesan antar makanan online yang iklannya hampir tiap hari kita jumpai di jalan dan tayang sebagai iklan di televisi. You all know guys, pada saatnya nanti, setiap perempuan akan menjadi Ibu. Memasak adalah salah satu skill yang harus dan mau tak mau kita lakukan. Jika di kampung halaman, sepatutnya kita membantu meringankan salah satu pekerjaan rutin Ibu, acap kali, kita kurang percaya diri tentang kemampuan kita dalam masak-memasak. Ah, bukankah tahap belajar itu dimulai ketika fase terpaksa’? Nah, dengan membantu Ibu memasak, kita secara langsung belajar memasak. Mulai dari mengupas bahan-bahan yang akan dimasak, mencuci sayuran dan mengolahnya jadi makanan yang siap Ketika berbelanja bersama IbuBagi anak rantau yang disibukkan dengan urusan pekerjaan atau perkuliahan, waktu hangout bersama Ibu menjadi momen mahal nan jarang. Hal itu akan menjadi kenangan yang senantiasa dirindukan. Jika di tanah orang kita cenderung mandiri, apa-apa dilakukan sendiri. Pun begitu juga dengan ibu yang tinggal di kampung halaman. Tak ada anak yang memboncengkan dengan motor dan tak ada yang menemani ke sana ke mari termasuk berbelanja kebutuhan Ketika aku berbagi cerita ke IbuRasa rindu pada Ibu tak melulu reda lewat pelukan. Tak jarang, ia menjelma menjadi sikap sabar seorang Ibu tatkala menghadapi celoteh dan ceriwis anaknya dalam bercerita. Ya, bercerita tentang apapun; pengalaman, pekerjaan, harapan, keluh-kesah, hobi, mimpi, seseorang yang sedang disukai atau yang lainnya. Bersama Ibu, tempat paling nyaman dan terpercaya dalam menampung cerita. Beliau akan dengan senang hati mendengarkan, memberi masukan, dan sesekali menegur jika ada hal-hal yang menurutnya kurang pantas Ketika makan di luar bersama IbuSebagai anak rantau, semestinya aku bersyukur jika Ibu kerap menjenguk di kota tempatku menghidupkan mimpi dan memperjuangkan apa-apa yang pantas untuk diusahakan semaksimal mungkin. Ibu dengan sikap legawanya memahami jika saat-saat tertentu aku tak selalu bisa pulang. Beliau cenderung mengalah untuk menyambangiku di sini, kota di mana aku menemukan passion yang ingin bersama, meski di warung pinggir jalan nan sederhana dengan rentang waktu seminggu sekali bahkan dua minggu sekali memang membahagiakan. Memang momen itu penting, tetapi tentang siapa yang menemani itu juga tak kalah penting. Hmm, tentunya Ibu yang kita harapkan untuk selalu ada di setiap hari saat kita bangun tidur dan menjadi sosok penting yang kita pinta doa sekaligus ridho tanpa Ketika menemani Ibu menghadiri undangan pernikahanMenjadi anak yang belum menggenap alias menikah dengan waktu yang juga tersedia dan jadwal kerja yang hanya lima hari saja. Hal itu membuat Ibu tak jarang memintaku untuk menemaninya datang ke momen sakral anak temannya masa sekolah dulu. Tak tega membiarkan beliau hadir sendiri, tanpa ada yang menemani dan mengantar, membuatku melapangkan hati untuk menyanggupi. Rasa keengganan kusembunyikan perlahan demi Ibu yang sangat berjasa dalam kehidupan. “ “Artikel ini merupakan kiriman dari pembaca hipwee, isi artikel sepenuhnya merupakan tanggung jawab pengirim.” ” Karenasetelah jalan-jalan di blog ibu-ibu yang berhasil relaktasinya, mereka percaya pada dokter tersebut tanpa bingung karena second opinion seperti pengalaman saya. Hehe. Semoga berhasil ya bagi yang ingin relaktasi. :) Pengalaman ini yang paling wow dibanding cerita hamil dan melahirkannya. hihi. masih was was wajarlah ya namanya juga
Ibu adalah seorang wanita yang begitu perkasa, tegar, sekaligus mencintai kamu semua. Karena ibulah kamu hadir didunia ini. Tentu saja, hal ini membuat Ibu menjadi pahlawan sejati dalam hidupmu. Tidak cukup sampai disitu saja, Ibu juga bersedia mengorbankan segala sesuatunya hanya untukmu. Tidak percayalah? Simaklah lima kisah nyata dibawah ini!1. Kisah heroik Ibu di Gambar kamu ingat pada tahun 2011, tepatnya di bulan Oktober, terjadi sebuah gempa bumi yang cukup dashyat di Jepang? Gempa bumi itu tentu saja membuat kerugian yang sangat besar untuk semua pihak. Banyak sekali korban berjatuhan didalam gempa bumi gempa bumi telah reda, regu penyelamat pun tiba untuk mencari para korban yang selamat, serta memeriksa keseluruhan wilayah yang terkena gempa. Regu penyelamat akhirnya sampai di depan reruntuhan sebuah rumah milik seorang wanita muda. Setelah ditelusuri sampai ke dalam, regu penyelamat menemukan sang pemilik rumah telah menunduk ke arah depan, dengan tangan seperti memeluk sekaligus melindungi suatu perempuan tersebut masih hidup, regu penyelamat lantas mencoba mengangkatnya dari celah-celah, ternyata wanita itu telah tiada. Ketika para regu penyelamat hendak meninggalkan lokasi, tiba-tiba ketua regu penyelamat melihat seorang bayi!! Ya, bayi tersebut terbaring tepat di ruang kosong yang dijaga erat oleh perempuan yang merupakan Ibu dari bayi lelaki berusia 3 bulan tersebut. Bayi tersebut sedang tertidur nyenyak, tentu saja regu penyelamat segera hal yang paling mengejutkan, didalam balutan selimut bayi, terdapat sebuah telepon dengan layar tertuliskan, "Jika kamu hidup, kamu harus ingat bahwa ibu sayang kamu."2. Ibu menyelamatkan anak dan mengorbankan dirinya Gambar Ibu di Amerika Serikat benar-benar merupakan seorang pahlawan tanpa tanda jasa. Beliau rela mengorbankan hidupnya untuk menyelamatkan anak semata wayangnya yang berusia dua tahun. Kereta dorong anaknya kebetulan tersangkut di rel kereta api, dan saat itu terdapat sebuah komuter Metrolink yang melintas dengan kecepatan Dibene, Ibu berusia 33 tahun tersebut tak sempat meloloskan diri dan tertabrak kereta sesaat setelah beliau berhasil menyelamatkan anaknya. Padahal, saat itu palang sudah ditutup dan lampu tanda dilarang memasuki wilayah rel telah diturunkan. Tentu saja, sebagai seorang Ibu, insting Dibene sangat kuat dan dia tidak memperdulikan apapun kecuali keselamatan bayi mungilnya Demi menyelamatkan anaknya, Ibu tertabrak truk dan Gambar lagi seorang Ibu yang sama sekali tak memperdulikan keselamatan dirinya sendiri saat melihat anak semata wayangnya berada dalam bahaya. Dawn Graves, nama Ibu pahlawan pemberani tersebut, segera berlari dan mendorong troli kereta bayi anaknya sebelum terlindas truk yang sedang beliau tak sempat menyelamatkan dirinya sendiri setelah menyelamatkan buah hatinya, dan kemudian meninggal karena terlindas bagian belakang truk. Pengemudi truk tersebut, merasa begitu menyesal karena tak melihat bahwa ada orang lain di sekitarnya, karena tidak kelihatan dan posisi truk yang lumayan tinggi. Setiap saksi mata yang menyaksikan kecelakaan tersebut merasa shock, kaget, dan masih tidak menyangka kejadian tersebut bisa terjadi. 4. Pengorbanan mata seorang Gambar tidak diketahui sumber serta nama asli dari pemilik cerita ini, namun kisah ini adalah sebuah kisah penyesalan seorang anak terhadap perlakuannya selama ini terhadap Ibu-nya yang benar-benar seorang pahlawan didalam hidupnya. Bukan sekedar pahlawan, mungkin, namun sudah seperti malaikat dan Ibu gadis ini selalu membenci Ibunya semenjak ia kecil, karena Ibunya hanya memiliki satu mata saja, sehingga kurang enak untuk dipandang. Gadis tersebut merasa Ibunya memalukan dan menurunkan repuasi dirinya. Bahkan, teman-temannya pun ikut mengolok-olok dirinya serta Ibunya, yang membuat dia semakin benci memiliki Ibu dengan kondisi fisik tak sempurna tersebut. Bahkan, gadis itu sempat melontarkan kata-kata tidak pantas, yaitu “Kalau Ibu ingin membuatku jadi bahan tertawaan dan ejekan, kenapa tidak mati saja?!!”Tak pernah mencintai Ibunya, akhirnya anak gadis ini memutuskan untuk pergi dari rumah, dan tak berhubungan lagi dengan Ibunya, kalau bisa untuk selamanya. Gadis ini membangun sebuah kehidupan yang sempurna untuk dirinya sendiri. Suatu ketika, Ibunya yang begitu merindukannya datang menjenguk, namun gadis ini langsung tidak suka dan berteriak kembali “Beraninya kamu datang kerumahku, pergi saja jika kamu hanya menakuti anak-anakku!!”Tentu saja, sebagai seorang Ibu, hati pasti tersayat habis ...Hingga suatu ketika, gadis ini menghadiri sebuah reuni SMP, dan iseng mengunjungi area tempat tinggalnya dulu. Ternyata, Ibunya sudah meninggal dunia, dan dia membuat sebuah surat terakhir untuknya."Anakku tercinta aku memikirkanmu setiap saat. Maafkan ibu waktu ibu ke Singapura dan menakut-nakuti anak-anakmu. Maafkan ibu jika membuat kamu malu di hadapan teman-temanmu dulu. Semoga kamu mengerti bahwa pada waktu kamu masih kecil, kamu mengalami kecelakaan dan kehilangan satu mata, tapi ibu tak sanggup melihat anak ibu tumbuh dengan satu mata saja, jadi ibu berikan satu mata untukmu. Aku bahagia karena anakku kamu akan memperlihatkan seluruh dunia untukku, dengan mata itu."With love, IBU5. Ibumu, yang mempertaruhkan nyawanya untuk membawamu ke Gambar membaca keempat cerita diatas, mungkin kamu sama sekali tidak memikirkan Ibumu sendiri. Betapa besar pengorbanan yang telah Ibu lakukan untukmu. Kamu seringkali mengacuhkan beliau, tidak mendengarkan nasihatnya, bahkan terkadang membentak-bentak Ibu. Apakah kamu benar-benar sadar, apa saja yang telah beliau korbankan untukmu?Sembilan bulan lamanya, Ibu mengandungmu di janin kecilnya, membawamu kemana-mana dengan tubuh kecilnya tersebut. Terkadang, tanpa disadari kamu bergerak dan menendang-nendang didalam, yang membuat Ibu terkadang merasa kesakitan, namun beliau tahan dan tetap menyayangimu, bahkan dengan rutin mengelus perutnya sendiri dan mengajakmu betapa sakitnya saat Ibu sedang berada dalam proses melahirkan? Sakitnya tak terkira! Bahkan, Ibu tahu bahwa dirinya bisa mati hanya karena melahirkanmu ke dunia, namun beliau sama sekali tidak peduli. Semua pengorbanan tersebut hanya Ibu lakukan hanya untukmu seorang, anak kesayangannya, meski terkadang tak ia ucapkan dengan sekarang, sudahkah kamu menyayangi Ibu hari ini? Jika belum, tunjukkanlah rasa cintamu pada Ibu, pahlawan tanpa tanda jasa milikmu satu-satunya dan yang sebenarnya, yang selalu kamu acuhkan selama ini. Sebelum semuanya terlambat dan kamu menyesal, katakanlah Ibu, terima kasih, dan maaf, kemudian peluklah dia sejenak.
Sayatidak intensif melakukan ikhtiar relaktasi. Saya menyusui Akas on demand aja, ga dipersering. Saya juga melakukan aktivitas emak rumah tangga sehari-hari sendiri. Saya baca ada lho yang relaktasi itu sampai nginap di RS kayak dirawat inap, biar di RS fokusnya memang cuma untuk menyusui dan ngurus bayi.
Salam ASI! Mama, pernah dengar Relaktasi? Relaktasi adalah kembali menyusui bayi setelah sebelumnya tidak/berhenti menyusui. Relaktasi ini memang jadi tantangan berat buat para mama, apalagi kalau tidak didukung oleh keluarga dan lingkungan. Banyak yang menganggap, toh udah enak pake sufor, kok masih mau repot nyusuin lagi. Bagi mama yang sekarang sedang berjuang relaktasi, atau ingin sekali relaktasi namun kurang mendapat dukungan, boleh simak cerita mbak Dwi dari Batam yang berhasil relaktasi setelah 2 bulan tidak pernah menyusui bayinya sejak lahir. Ini bukti bahwa niat kuat dan dukungan banyak pihak, membuat mama berhasil relaktasi. "Halo para mama seKepri. Nama saya Dwi, usia 32 tahun, anak 2 orang. Anak pertama usia 8 tahun, perempuan. Anak kedua, Ridwan, usia 13 bulan. Alhamdulillah sepasang. Cerita saya relaktasi ini pada anak kedua saya. Saya menikah umur 23 tahun, dan sejak menikah memang bekerja. Alhamdulillah Allah SWT menitipkan rezeki, saya hamil anak pertama. Saat itu mertua tinggal bersama dengan kami, sehingga ketika saya harus melahirkan secara SC, mertua banyak membantu. Karena belum begitu mengerti mengurus anak, akhirnya saya hanya menurut pada mertua. Anak tidak diberi ASI, dan fokus saya saat itu hanya kerja, kerja, dan kerja. Urusan anak saya serahkan ke mertua. Waktu itu saya tidak terpikir betapa pentingnya ASI dan betapa ruginya tidak menyusui anak saya. Sangat kurang ilmu saya saat itu. Beberapa tahun kemudian, saya dipercaya Allah untuk hamil lagi, namun keguguran. Begitu terus sampai 3x. Akhirnya saya hamil lagi, dan kali ini saya benar-benar jaga. Apalagi saat di USG saya diberitahu bahwa jenis kelaminnya kali ini laki-laki. Senangnya akan mendapat anak sepasang. Saat itu masih belum ada pikiran akan memberi ASI ke anak kedua saya. Fokusnya bagaimana menjaga agar kandungan ini sehat, dan tidak keguguran lagi. Perkiraan saya melahirkan sekitar Maret 2014. Namun, ternyata air ketuban sudah pecah di awal bulan Februari, saya pun segera di SC. Setelah lahiran, Alhamdulillah anak saya sehat, laki-laki, kami beri nama Ridwan. Namun setelah lahiran itu, bayi tidak dirawat gabung dengan saya. Tetangga dan saudara yang datang menjenguk jadi bertanya, apa bayinya tidak disusuin? Harusnya kan disusuin. Saat itu saya baru mulai berfikir apakah ASI itu penting. Pulang ke rumah dari RS, payudara saya bengkak semua, rasanya nyeri sekali. Tetangga yang datang menyarankan untuk dipijat dahulu, agar bengkaknya kurang. Ada juga yang menyarankan untuk dikompres saja. Saat itu tidak ada yang menyarankan agar payudara diperah pakai tangan dulu, lalu diminumkan ke Ridwan. Saya demam 3 hari, bada sakit semua. Mertua saya tidak bisa membantu karena sedang sakit stroke. Akhirnya Ridwan saya beri susu botol saja di umurnya yang masih semingguan. Sampai umur sebulan, saya bertemu dokter di RS tempat Ridwan diimunisasi. Dokter tersebut bertanya mengapa Ridwan tidak disusuin. Dan saya cukup kecil hati saat itu. Tapi itu berhasil membuka pikiran saya bahwa ASI sangat penting buat anak saya. Saya pikir bahwa Ridwan sebagai laki-laki nanti akan jadi imam bagi keluarganya, tentu perlu asupan terbaik sejak dini dan dididik dengan baik. Mulailah saya rajin browsing di internet, tanya teman, tanya bidan. Yang paling membuat saya yakin adalah bahwa ASI itu dari Allah, tidak boleh disia-siakan. Sekitar bulan April, saat itu Ridwan usia 2 bulan, saya berobat ke Puskesmas Botania. Saat itu dokter yang bertugas, dr. Ika bertanya apakah saya sedang menyusui, karena akan memberi antibiotik. Sayapun langsung mengalir cerita bahwa saya tidak menyusui anak saya. Ternyata dr. Ika adalah seorang Konselor Laktasi. Dr. Ika saat itu meyakinkan saya bahwa ASI saya masih ada, dengan mengajarkan cara memerah pakai tangan. Eh, takjub, Subhanallah, saat diperah itu, ASI saya masih ada di kedua payudara. Saya sangat terharu. Ternyata ASI saya tidak kering. Dr. Ika bertanya apakah saya mau untuk relaktasi, saya awalnya khawatir, apalagi bulan Mei saya harus masuk kerja lagi. Berarti persiapan saya untuk relaktasi ini sekaligus menyetok ASIP buat Ridwan tinggal sebulan lagi. Apa masih cukup? Tapi karena dr. Ika terus meyakinkan saya, dan suami juga mendukung, maka saya mantap mulai program relaktasi dengan dr. Ika. Saat itu saya dijadwalkan untuk bertemu dengan dr. Ika 2 minggu sekali, membawa Ridwan sekalian. Dimulailah program relaktasi saya. Syarat dari dr. Ika cukup sederhana sebelum mulai ini, yaitu niat kuat dan dukungan semua pihak. Saat itu dr. Ika berkomitmen untuk jadi suppoter saya Jadi kapanpun saya down saat relaktasi ini, jam berapapun, dr. Ika siap untuk dicurhatin dan kasih dukungan ke saya. Saya diberi penjelasan tentang manfaat ASI, dan Subhanallah begitu sempurna Allah menciptakan ASI. Begitu rugi bila tidak menyusui. Sayapun berniat kuat untuk belajar menyusui Ridwan, walaupun 'terlambat' 2 bulan. Saya harus stop dot saat memberi sufor ke Ridwan, ganti jadi sendok dan gelas kecil. Saya diajarkan lewat video cara memberi minum bayi dengan cup feeder, lalu saya praktekkan langsung ke Ridwan di depan dr. Ika. Lalu, setiap saat Ridwan bangun, saya harus skin to skin. Kontak kulit antara Ridwan dan saya paling kurang selama 15 menit. Setiap malam sebelum tidur, saya harus meletakkan Ridwan di dada saya. Awalnya dia takut, mungkin aneh, dan kadang dia menolak. Tapi, saya ingat pesan dr. Ika bahwa harus tahan sedikiiiit untuk melihat anak nangis, karena dia lagi bingung. Saya diyakinkan bahwa bayi kita, anak yang telah kita kandung 9 bulan, pasti menyukai mamanya, dan dia menangis bukan karena benci, tapi karena bingung. Jadi saya tahan-tahankan, tetap saya skin to skin dengan Ridwan setiap malam. Terutama setelah dia agak mengantuk. Dr. Ika bilang sebaiknya kasih minum sufor kurangi 10 ml dari yang dosis biasa, lalu dilanjut dengan menyusu langsung dari payudara. Jadi jangan langsung memaksakan bayi menyusu saat dalam keadaan sangat lapar, tentu dia berontak marah karena aliran ASI tidak selancar aliran sufor. Alhamdulillah Ridwan mau menghisap dari puting saya, dan puting saya yang tadinya datar mulai menonjol. Rasanya Subhanallah sangat senang dan terharu saat pertama kali Ridwan bisa menyusu langsung lalu pulas tertidur kekenyangan. Perasaan yang tidak ada duanya, deh. Lalu ada masalah lain, saya harus kembali bekerja, bagaimana dengan ASIP saya yang belum ada stok sama sekali. Dr. Ika menyarankan saya beli pompa ASI, lalu botol ASI untuk menyimpannya. Setiap malam sekitar jam 3 pagi saya disarankan untuk mompa ASI dan harus selalu disyukuri berapapun jumlahnya. Saya ingat saat hanya bisa mengumpulkan 20 ml saat memompa, saya ingat lagi pesan dr. Ika untuk selalu bersyukur. Hasil pompa <24 jam boleh digabung, jadi saat sudah 50 ml, baru saya letakkan di freezer. Setelah menyusui Ridwan, saya pompa payudara sebelahnya lagi, Alhamdulillah lama-kelamaan karena rutin memompa, stok ASIP saya sudah cukup banyak. Saya jadi makin semangat dan percaya diri kembali bekerja, tetap menyusui, sekaligus menyiapkan Ridwan untuk minum ASIP. Akhirnya cuti berakhir, saya kembali kerja. Persiapan berangkat kerja harus selalu bawa pompa ASI, botol ASIP, lap, tas kecil. Kebetulan di kantor saya dapat ruangan sendiri jadi bisa pompa ASI kapan saja. Saya pompa ASI 3 kali sehari, jam 10 pagi, jam 2 siang, dan jam 5 sore. Jam 6 sore pulang bawa ASIP buat Ridwan. Sekali perah dapat 90 ml dan kadang bisa 120 ml. Tidak terasa sekarang Ridwan sudah 13 bulan dan masih menyusu. Seakan gak percaya ya, saya yang dulu sekali pompa cuma dapat 20 ml, sekarang bisa 120ml. Alhamdulillah Allah masih memberi saya kesempatan menyusui anak saya. Alhamdulillah dipertemukan dengan dr. Ika yang sangat suportif menyemangati saya relaktasi kembali, dan suami serta keluarga yang sangat mendukung. Ridwan sekarang masih menyusu dan masih minum ASIP saat saya tinggal bekerja. Perkembangannya sehat dan jarang sakit. Luar biasa manfaat ASI." Ridwan 13 bulan Hebat ya! Para mama di luar sana yang mau untuk relaktasi atau menyusui kembali, yang penting harus kuat kemauan, keras kepala untuk berhasil menyusui, lalu carilah dukungan. Carilah bantuan, carilah orang yang mengerti dan bisa membantu mewujudkan keinginan kita ini. Tidak ada yang paling indah selain perasaan saat menyusui, bahwa anak kita, sangat bergantung pada kita dan sangat membutuhkan kita, mamanya. Demikian kisah dari Mbak Dwi Nuryani, seorang ibu bekerja dengan 2 anak, yang berhasil relaktasi anak keduanya. Semoga menjadi inspirasi buat mama semua. Salam ASI! Jmvt.
  • 5t5a0n8y8v.pages.dev/489
  • 5t5a0n8y8v.pages.dev/15
  • 5t5a0n8y8v.pages.dev/559
  • 5t5a0n8y8v.pages.dev/138
  • 5t5a0n8y8v.pages.dev/211
  • 5t5a0n8y8v.pages.dev/808
  • 5t5a0n8y8v.pages.dev/70
  • 5t5a0n8y8v.pages.dev/284
  • pengalaman ibu yang berhasil relaktasi