Kebanyakan orang beranggapan, kalau wilayah kutub seperti Kutub Selatan dan Kutub Utara adalah wilayah kosong tak berpenghuni. Ya kalau dipikir-pikir, siapa juga yang mau tinggal di tempat sedingin itu? Tapi serius deh, ternyata dua kutub Bumi berpenghuni lho! Di Kutub Selatan misalnya, dihuni oleh sekitar empat ribu jiwa. Sedangkan penduduk Kutub Utara justru jauh lebih banyak yakni sekitar empat juta jiwa. Kebanyakan penduduk di Kutub Utara adalah penduduk desa, sedangkan sisanya adalah suku asli seperti suku Inuit atau yang dikenal dengan Eskimo. Siapa mereka? Dilansir dari berikut ini lima fakta suku Inuit, suku asli dari Kutub Utara!1. Jangan pernah memanggil mereka Eskimo Inuit mungkin terdengar asing, dan ketimbang Inuit, orang mungkin lebih familiar dengan Eskimo. Suku Inuit adalah suku yang tinggal di wilayah lingkar Arktik. Sebagian orang-orang ini tinggal di Kanada Utara dan kalau suatu saat kamu punya kesempatan untuk mengunjungi mereka, pastikan kamu enggak menyebut mereka dengan nama Eskimo, karena mereka menganggapnya sebagai penghinaan dan rasis. Kata 'Eskimo' sendiri konon diberikan oleh orang Prancis atau Denmark, dan memiliki arti 'Pemakan Daging'. Sebagai gantinya, kamu bisa menyebut mereka dengan nama Inuit yang memiliki arti 'Orang-Orang'.2. Suku Inuit menyapa orang dengan cara yang unik dengan kebanyakan orang, suku Inuit di Kutub Utara memiliki cara yang unik untuk menyapa orang lain, yaitu dengan cara saling menempelkan hidung. Sekilas, apa yang mereka lakukan tampak seperti menggosokkan sebenarnya, mereka sedang mengendus pipi dan rambut untuk mengingat aroma orang yang ada di depannya. Dalam budaya Inuit, cara ini dikenal dengan nama Kunik. Dan meski Kunik digunakan untuk menyapa orang lain, tapi seorang Inuit hanya menggunakan cara ini untuk menyapa mereka yang benar-benar dekat dengannya. Baca Juga 5 Fakta Menarik Perbedaan Kutub Utara vs. Kutub Selatan, Sudah Tahu? 3. Mereka bisa makan segalanya, termasuk beruang kutub MagerTinggal di tempat yang bersuhu hingga -49 derajat celcius gak selalu mudah. Selain dingin, orang-orang Inuit juga kesulitan mencari makanan normal seperti apa yang kita makan setiap hari. Bagaimana bisa mudah, dengan suhu menggigit, orang Inuit gak bisa berternak sapi atau juga gak bisa berkebun karena sayuran atau tanaman lain gak bisa bertahan di suhu sedingin itu. Sebagai gantinya, orang Inuit mengonsumsi hewan apa pun yang mereka temukan, mulai dari ikan, walrus, anjing laut, bahkan beruang kutub jika mereka berhasil daging hewan ini diolah dengan cara diasap, dikeringkan, atau dimasak dengan minyak. Beberapa jenis ikan bahkan dimakan mentah-mentah setelah ditangkap. 4. Orang Inuit adalah pemburu yang hebat di lingkungan yang keras dan berhadapan dengan beruang kutub membuat suku Inuit bertransformasi jadi pemburu yang hebat. Saat mendapatkan hewan buruan, orang Inuit gak cuma memanfaatkan dagingnya, tapi juga mengambil taring, tulang, dan bagian tubuh yang keras lain untuk dijadikan Inuit biasanya selalu membawa Ulu, sebuah pisau lengkung yang bisa digunakan untuk memotong daging beku. Sedangkan laki-laki di suku Inuit membawa Kakivak saat mereka berburu. Kakivak ini adalah senjata sejenis tombak bercabang tiga yang tajam dan digunakan untuk Dan berjasa dalam menemukan banyak hal kamu suka jalan-jalan ke pantai, dan main perahu kano, kayaknya kamu perlu kenalan deh sama penemunya. Yup, kamu gak salah, suku Inuit adalah penemu kano yang sering kita gunakan saat liburan di pantai. Awalnya kano dibuat dari kayu dan kulit anjing laut yang anti air, dan digunakan untuk mencari ikan di perairan yang laun, kano mulai populer dan digunakan di pantai untuk sarana rekreasi. Selain kano, kacamata hitam juga ditemukan oleh suku Inuit ribuan tahun yang lalu. Mereka membuat kacamata hitam dari tulang dan tanduk hewan untuk melindungi mata dari sinar Inuit atau yang oleh orang luar dikenal dengan nama Eskimo, adalah salah satu suku asli Kutub Utara yang masih bertahan hingga saat ini. Sedihnya, nasib mereka sama seperti kebanyakan suku lain di dunia. Di tengah kemajuan, banyak orang Inuit hidup dalam kemiskinan dan menerima perlakuan rasis dari orang luar. Baca Juga 7 Hal Mengejutkan Ini Akan Terjadi jika Semua Es di Kutub Mencair IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.
- Pulau Kalimantan merupakan pulau terbesar ketiga di dunia, yang wilayahnya menjadi bagian dari tiga negara, yaitu Indonesia, Malaysia, dan Brunei Darussalam. Sekitar 73 persen wilayah Pulau Kalimantan adalah bagian dari Indonesia. Dalam bahasa lokal, Kalimantan berarti pulau yang memiliki banyak sungai. Itulah sebabnya, Kalimantan dikenal dengan julukan "pulau seribu sungai". Selain memiliki banyak sungai, Kalimantan juga didiami oleh beberapa suku yang masing-masing masih melestarikan suku apa saja yang ada di Pulau Kalimantan? Baca juga Suku-suku di Pulau Sulawesi Suku Dayak Suku Dayak adalah salah satu kelompok suku asli terbesar dan tertua yang mendiami Pulau hanya itu, penduduk asli Kalimantan ini terdiri atas banyak sub-suku yang masing-masing memiliki keunikan dalam budayanya. Suku Dayak memiliki 268 sub-suku, yang dibagi ke dalam enam rumpun, yaitu Rumpun Punan, Klemantan, Apokayan, Iban, Murut, dan Rumpun Ot Danum. Beberapa sub-suku Dayak adalah Suku Kutai, Bakumpai, Dayak Desa, Bahau, Lun Bawang, Tidung, dan masih banyak lainnya. Dari ratusan sub-suku tersebut, Dayak Punan adalah suku paling tua yang mendiami Pulau Kalimantan. Sedangkan rumpun Dayak lainnya merupakan hasil asimilasi dengan bangsa Melayu. Baca juga Asal-usul Suku Dayak di Kalimantan
KemudianFiraun kembali dikejutkan dengan kemunculan tujuh sapi lain dari dalam Sungai Nil, masih tanpa tabung oksigen dan masker penyelam!. Namun, sebelum menjadi selir Adipati Pragolo II, Rara Mendut direbut oleh panglima perang Kerajaan Mataram, Tumenggung Wiraguna untuk dijadikan selir pula Pengumuman yang dikeluarkan kerajaan menyebut
JAKARTA - Amaliq termasuk dalam salah satu suku yang mendiami jazirah Arab paling awal. Ahli sejarah menyebutkan, mereka merupakan Jurhum pertama. Jurhum pertama yang dimaksud, yakni suku bangsa Arab yang sudah musnah. Termasuk di dalamnya adalah kaum Ad dan Tsamud. Sedangkan, Jurhum kedua dinisbahkan kepada Jurhum al Qahtha niyah yang merupakan kerabat Ismail. Dalam buku Sejarah Arab Sebelum Islam, Dr Jawwad Ali menjelaskan, Amaliq dinisbatkan kepada Amaliq bin Lawidz bin Sam bin Nuh. Amaliq merupakan leluhur suku Amaliqah. Dia adalah saudara kandung Thasam. Mereka merupakan komunitas besar yang terpencar-pencar di berbagai negeri. Di antara mereka ada yang menjadi penduduk Oman, Hijaz, Syam, dan Mesir. Penduduk Oman dan Bahrain dikenal dengan nama Jasim yang disebut merupakan keturunan Amaliq. Penduduk Madinah termasuk bagian dari suku Amaliqah, seperti suku Bani Haff, Sa'ad bin Hazan, Bani Mathar, dan Bani al- Azraq. Pun dengan penduduk Najd, seperti suku Budail, Rahil, dan Ghifar, juga penduduk Taima. Raja suku Amaliq dinamakan Al Arqam. Riwayat al Hamdani menyebutkan, dia hidup semasa dengan Nabi Musa AS. Amaliq berperang dengan Al Arqam. Dalam waktu tidak terlalu lama, tentara Nabi Musa berhasil membunuh al Arqam dan pengikut-pengikutnya dari kalangan penduduk Taima dan se jumlah suku Amaliqah lain di Hijaz. Sebagian ahli sejarah menuturkan, dahulu Amaliq bermukim di wilayah yang sekarang bernama Shan'a. Kemudian, sebagian dari mereka berangkat menuju Yastrib dan mengusir suku Obail dari wilayah itu. Akhirnya, suku Obail berpindah ke Juhfah. Tidak lama kemudian, air bah datang menerjang mereka hingga mereka binasa. Nabi Musa mengirim tentara untuk me merangi suku Amaliqah Yastrib. Tapi, kisah mengenai tentara Nabi Musa atau pe perangan itu tidak tercantum di Taurat. Jawwad Ali menjelaskan, Amaliqah yang di bahas tersebut adalah suku Arab Shuraha. Mereka termasuk suku Arab paling kuno. Mereka berbicara dengan bahasa Mudhar. Bahasa yang digunakan semua bangsa Arab yang telah musnah. Mereka adalah suku per tama yang berbicara dengan bahasa Arab ketika pergi meninggalkan Babilonia. Mereka dan sebagian di antara suku Jurhum dimasuk kan dalam daftar Al Arab al Aribah Arab pribumi. Nama Amaliq muncul dari sumber- sumber Yahudi. Taurat menyebutkan, kaum Amaliqah pertama kali mengadang bangsa Ibrani Israel ketika keluar dari Mesir menuju Palestina. Kemudian, Amaliqah memerangi ini membuat mereka mengalami kerugian besar. Ini pun memberi rasa takut di hati mereka. Karena itu, Israel pun menaruh dendam kepada Amaliq. Dendam itu terekam dalam ayat- ayat yang dikatakan Samuel kepada Saul, raja pertama dari kalangan Ibrani. Aku telah diutus Tuhan untuk melantik engkau menjadi raja atas umat-Nya Israel. Oleh sebab itu, dengarkanlah bunyi firman Tuhan. Aku akan membalas apa yang dilakukan Amaliq kepada Israel pada waktu ia mengalangi Israel keluar dari Mesir. sumber Dialog Jumat RepublikaBACA JUGA Update Berita-Berita Politik Perspektif Klik di Sini
Agan- agan pasti banyak yang udah tau kan bahwa suku Arab merupakan suku yang telah menjadi banyak Negara dan dominan di timur tengah dan hanya satu Negara di timur tengah memakai nama suku mereka menjadi nama Negara yaitu Saudi Arabia atau kalo di Indonesia lebih dikenal dengan nama Arab Saudi.
Suku yg ada di arab yaitu suku quraisy,suku bangsa simitik,suku badui atw badawi,suku adnan Suku/ras yahudi. atau suku/ras baduiKatatersebut juga bisa berarti "kebaikan." Sedangkan akar kata Yumn berarti "kebahagiaan." Wilayah selatan semenanjung Arab yang subur, membuat bangsa Romawi menyebutnya Arabia Felix (Arab yang bahagia). Hal ini untuk membedakan dengan wilayah tengah semenanjung Arab yang disebut Arabia Deserta (Arab yang bergurun). Daftar Isi Tingkatan Gelar Bangsawan Suku Bugis-Makassar 1. Ana'Karaeng 2. Tumaradeka 3. Ata Gelar Bangsawan Bugis dan Makassar 1. Andi 2. Petta 3. Datu 4. Bau 5. Daeng 6. Karaeng 7. Kare 8. Puang 9. Arung 10. Iye 11. I dan La 12. Opu 13. Sombaya Makassar - Masyarakat suku Bugis dan Makassar yang mendiami wilayah Sulawesi Selatan Sulsel dikenal dengan keragaman budayanya yang masih sangat terjaga hingga kini. Salah satu budaya suku Bugis-Makassar yang menonjol yaitu penggunaan gelar contoh gelar bangsawan seperti 'Andi' atau 'Daeng' mungkin sudah cukup familiar bagi banyak orang. Selain dua gelar tersebut, rupanya masih banyak gelar bangsawan lainnya di bangsawan bagi suku Bugis-Makassar merupakan penggolongan berdasarkan tingkat strata sosial dalam masyarakat. Gelar yang diberikan tidak sembarangan karena harus berdasarkan silsilah keturunan. Dikutip dari jurnal Balai Arkeologi Sulawesi Selatan yang berjudul 'Refleksi Stratifikasi Sosial Masyarakat Bugis pada Situs Kompleks Makam Kalokkoe Watu Soppeng', konsep strata sosial masyarakat suku Bugis-Makassar di Sulsel muncul sejak kedatangan To Manurung. Dimulai dengan turunnya Tomboro Langi di puncak Gunung Latimojong yang menyebut dirinya sebagai raja yang diutus dari langit untuk memimpin umat manusia di periode selanjutnya, ketika masyarakat terlilit kesulitan, To Manurung kembali muncul sebagai Batara Guru di Luwu. Kemudian pada abad ke-14, To Manurung lain kembali bermunculan dan menyebar di seluruh daerah Sulsel dalam rentan waktu yang hampir berakhirnya masa To Manurung, raja dipilih dari kasta tertinggi ana'karaeng yang berasal dari keturunan To Manurung. Sejak saat itu, muncullah stratifikasi sosial yang membentuk masyarakat kelas atas pada suku Bugis contoh gelar kebangsawanan yang dipakai saat itu seperti Andi, Daeng, Karaeng dan lain sebagainya. Gelar-gelar tersebut hingga saat ini masih berlaku dan banyak digunakan oleh masyarakat Suku Bugis-Makassar dari keturunan dari jurnal Universitas Negeri Makassar yang berjudul 'Reduksi Peran Golongan Bangsawan Bugis dalam Kehidupan Sosial di Desa Sanrego Kecamatan Kahu Kabupaten Bone', penggolongan atau stratifikasi masyarakat suku Bugis-Makassar di Sulsel terdiri atas tiga tingkatan, yaitu1. Ana'KaraengAna'karaeng adalah kasta tertinggi dalam stratifikasi masyarakat suku Bugis-Makassar. Tingkatan ini meliputi kerabat raja-raja yang menguasai sistem ekonomi dan pemerintahan atau dikenal oleh keluarga TumaradekaTumaradeka adalah kasta tingkat kedua dalam sistem masyarakat suku Bugis-Makassar. Orang-orang tersebut mayoritas masyarakat Sulsel yang merdeka atau tidak AtaAta merupakan kasta terendah dalam strata sosial masyarakat suku Bugis-Makassar. Tingkat ketiga ini terdiri dari budak atau orang-orang yang diperintah karena terlilit utang, melanggar pantangan adat, dan lain Bangsawan Bugis dan MakassarGelar bangsawan dalam suku Bugis-Makassar dipakai oleh mereka yang berada pada kasta tertinggi dalam stratifikasi sosial masyarakat, yaitu Ana'karaeng. Gelar-gelar tersebut merupakan hal yang sakral karena merupakan penentu status sosial dalam kehidupan gelar bangsawan masyarakat suku Bugis ini berbeda-beda di setiap daerah. Umumnya, gelar bangsawan yang digunakan menggambarkan silsilah keturunan atau asal daerah seseorang. Namun, ada juga beberapa gelar bangsawan yang digunakan secara umum oleh masyarakat di telah merangkum gelar-gelar bangsawan masyarakat Bugis dan Makassar dari berbagai sumber. Simak selengkapnya berikut AndiDikutip dari jurnal Universitas Muhammadiyah Makassar yang berjudul 'Bangsawan di Tanah Adat Studi Kasus Perubahan Nilai Sosial pada Bangsawan di Desa Bulu Tanah Kecamatan Kajuara Kabupaten Bone', gelar Andi merupakan sebutan untuk alur kebangsawanan yang diwariskan dari hasil genetis atau garis keturunan Lapatau Raja Bone ke-16, pasca Bugis merdeka dari Gowa. Gelar ini merupakan tingkatan tertinggi dalam masyarakat Andi mulai dipakai pada 24 Januari 1713 sebagai perpanjangan keturunan Lapatau. Keturunannya ini berasal dari perkawinan dengan putri raja dari Bone, Luwu, Gowa, Wajo dan putri sultan Hasanuddin hingga sampai keturunan anak dan itu, versi yang hampir sama menyebutkan bahwa gelar Andi pertama kali digunakan oleh Raja bone yang ke-30 dan ke-32 yaitu La Mappanyukki. Nama tersebut disematkan di namanya pada tahun 1930 atas pengaruh dari pelabelan nama Andi yaitu untuk menandai bangsawan yang berada di pihak belanda. Melihat dari keuntungan dan kemudahan ketika ketika memakai gelar Andi di depan namanya, maka para raja serentak menggunakan gelar Andi ini rupanya tidak hanya dipakai oleh masyarakat suku Bugis. Gelar ini juga cukup lumrah digunakan oleh kaum bangsawan suku PettaPetta merupakan gelar tambahan bagi bangsawan bergelar Andi yang telah menikah. Penambahan gelar Petta ini dilakukan secara seseorang dari golongan Andi yaitu Andi Anwar menikah. Maka setelah menikah nama Andi Anwar akan berubah menjadi Andi Anwar Petta dari jurnal Muhammadiyah Makassar yang berjudul 'Transformasi NilaI-Nilai Gelar Kebangsawanan Masyarakat Bugis Kelurahan Wiringpalennae Kecamatan Tempe Kabupaten Wajo' disebutkan bahwa Petta merupakan gelar bagi bangsawan lapisan Ana'karaeng. Hanya saja darah bangsawannya sudah tak kental atau memudar karena perkawinan tak bangsawan tinggi maupun menengah ketika menikah dengan perempuan dari golongan masyarakat biasa maka darah bangsawannya akan kabur. Dalam masyarakat bugis dikenal istilah 'Malawi'.3. DatuDatu merupakan gelar bangsawan tertinggi dalam masyarakat Wajo. Gelar ini disematkan pada nama seseorang yang memang berasal dari lapisan Ana'mattola, yaitu anak yang telah dipersiapkan menjadi raja dalam Datu bagi seorang Ana'mattoala hanya biasa dipakai ketika ayahnya sebagai seorang raja telah meninggal atau turun tahta. Namun, jika raja memiliki anak lebih dari satu maka hanya satu yang bisa dipilih dan dipersiapkan sebagai BauGelar Bau merupakan gelar yang dipakai untuk seseorang yang dianggap tinggi derajatnya dari bangsawan biasa. Gelar ini juga kerap digunakan sebagai pengganti istilah historis, gelar bau merupakan bentuk pengaruh dari Kerajaan Melayu yang banyak menggunakan istilah yang sama dalam kerajaannya. Arti 'Bau' itu sendiri secara harfiah adalah 'harum' atau 'yang diharumkan'.Bagi masyarakat Wajo, gelar bangsawan ini hanya bisa digunakan oleh anak raja atau lapisan anak sangaji hasil perkawinan anak raja Bugis dan Makassar. Oleh karena itu, gelar Bau juga kerap digunakan oleh masyarakat DaengDikutip dari jurnal Universitas Airlangga yang berjudul 'Makna Daeng Dalam Kebudayaan Suku Makassar', gelar Daeng merupakan panggilan terhadap orang-orang yang dianggap dari keluarga bangsawan oleh masyarakat Bugis-Makassar. Gelar ini seyogyanya ditujukan pada orang-orang dengan stratifikasi sosial kebudayaan suku Makassar, gelar Daeng memiliki makna yang beragam. Daeng dapat dimaknai sebagai nama yang diberikan orang tua kepada anaknya sebagai bentuk penghambaan kepada Allah, serta wujud doa dan harapan agar anak-anaknya kedepan bisa menjadi pribadi yang Daeng juga ditujukan kepada orang-orang yang memiliki kelebihan atau prestasi dalam kehidupan sosial masyarakat. Selain itu, juga ditujukan bagi keluarga bangsawan, orang-orang yang dihormati atau KaraengDikutip dari jurnal Universitas Alauddin Makassar yang berjudul 'Gelar Karaeng di Kabupaten Jeneponto', sebelum tahun 1945, Karaeng dikenal sebagai orang yang terpandang dalam kalangan masyarakat Makassar. Karaeng merupakan sebutan bagi seseorang yang memimpin dan memerintah suatu wilayah atau penamaan Karaeng digunakan untuk raja lokal, maka muncullah gelar Karaeng ini sebagai strata sosial. Penggunaan nama ini hanya diperuntukkan bagi keturunan dari Tomanurung sehingga penggunaan Karaeng dilihat dari aspek faktor keturunan, hanya laki-laki atau yang dapat mewariskan gelar Karaeng kepada anak-anaknya. Dengan demikian, apabila seorang perempuan yang berdarah Karaeng menikah dengan orang biasa, maka dia tidak biasa mewariskan gelar bangsawan KareKare merupakan gelar untuk pemimpin kerajaan lokal sebelum dikenal istilah Karaeng. Munculnya gelar ini menjadi awal terbentuknya pemerintahan kerajaan yang disebut Kekaraeng-ang dan dijadikan sebagai strata sosial diberi kekuasaan oleh oleh Raja Gowa Sombayya Ri Gowa untuk mengatur pemerintahan di Butta Turatea, kini dikenal Jeneponto. Kare pertama yang ditunjuk di Turatea pada saat itu adalah Indra PuangDikutip dari jurnal Universitas Borneo Tarakan yang berjudul 'Strata Sosial Gelar Adat Suku Bugis Pattinjo di Kalimantan Utara Kajian Sosiolinguistik', Puang adalah gelar tertinggi sebelum adanya kedudukan raja dalam adat. Kemunculan gelar ini pun tidak terlepas dari sejarah Puang berasal dari peristiwa sekelompok masyarakat yang saling membunuh. Dari peristiwa tersebut muncullah seseorang yang menjadi penengah dalam pertikaian ArungArung adalah seseorang yang memegang jabatan dalam pemerintahan adat. Jabatan yang dimaksud yaitu raja, sehingga Arung disamakan dengan yang menjabat sebagai raja harus berasal dari keluarga Puang. Sehingga seorang Arung dalam masa kerajaannya juga biasa disebut IyeIye merupakan gelar bagi orang yang mempunyai keturunan yang bergelar raja. Turunan darahnya tergolong jauh namun masih dalam silsilah keturunan raja keturunan raja yang disandang hanya berasal dari salah satu pihak keluarga. Seperti keturunan raja dari salah satu orang tua atau nenek I dan LaDikutip dari buku yang berjudul 'Sejarah Kebudayaan Sulawesi' dari Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, 'I' dan 'La' merupakan gelar kebangsawanan yang sejak dahulu digunakan masyarakat bangsawan memiliki makna yang sama, namun yang menjadi pembeda antara keduanya yaitu suku yang menggunakannya. Gelar 'I' kerap dipakai oleh masyarakat Makassar sedangkan gelar 'La' dipakai oleh masyarakat suku kata 'I' dan 'La' dalam Galigo memberikan makna kepemilikan orang Bugis-Makassar terhadap kesusastraan tersebut. Berdasarkan penetapan bangsa Portugis kala itu, wilayah Bugis berada pada Sulawesi bagian tengah sedangkan Makassar berada di Sulawesi bagian OpuDikutip dari laman resmi Dinas Kebudayaan Yogyakarta, gelar Opu bagi masyarakat Luwu adalah sebuah titulatur kebangsawanan yang diberikan kepada seseorang yang telah menikah. Secara struktur, Opu telah menduduki jabatan dalam birokrasi yang bergelar bangsawan ini akan mendapatkan tempat tersendiri dalam masyarakat seperti para bangsawan tinggi lainnya. Dengan demikian, dengan gelar Opu yang disandang, maka seseorang akan menempati kedudukan yang terhormat di SombayaDikutip dari Jurnal Universitas Hasanuddin yang berjudul 'Perlawanan Masyarakat Adat Terhadap Pemerintah Kabupaten Gowa', sombayya adalah julukan raja yang memerintah kerajaan Gowa. Gelar ini hanya untuk orang yang berasal dari keturunan raja dan menduduki posisi tertinggi dalam pemerintahan Gowa. Sombaya sendiri dalam bahasa Makassar berarti raja yang disembah. Di Sulawesi Selatan, dikenal sebutan Sombaya Ri Gowa yang artinya yang disembah di itulah tadi ulasan lengkap mengenai gelar-gelar kebangsawanan yang digunakan suku Bugis-Makassar. Semoga bermanfaat! Simak Video "Diduga Depresi, Pria di Makassar Sandera-Ancam Bunuh Bayinya" [GambasVideo 20detik] urw/ata Lokasikedai di Napoh, Kubang pasu Asal-usul nama 'Sabah' dipercayai berasal daripada sejenis tanaman iaitu pisang yang dikenali sebagai pisang saba iaitu sejenis buah pisang yang dipanggil "SABBAH " atau "SAPPAH" oleh masyarakat Bajau yang sangat popular dibuat pisang goreng Namun orang selalu ingat dan merasakan kehadiran wayang dalam
- О асл
- Амθжаւеս шубуլխግ ուбፃራ оժодիኢօфеδ
- Снуςուς ቲвиρፉκа оሯаጲι
- Веչեсапθмէ μիту
- Твярсиճυ хኑ