Jathilanadalah kesenian yang telah lama dikenal oleh masyarakat Yogyakarta dan juga sebagian Jawa Tengah.Jathilan juga dikenal dengan nama kuda lumping, kuda kepang, ataupun jaran kepang. Tersemat kata “kuda” karena kesenian yang merupakan perpaduan antara seni tari dengan magis ini dimainkan dengan menggunakan properti berupa kuda-kudaan yang - Seni tari dalam perkembangannya terus mengalami perubahan mengikuti perkembangan zaman dan terkait dengan perkembangan kehidupan masyarakat yang sangat signifikan, tidak terputus satu sama lain melainkan saling berkesinambungan, salah satunya tari kreasi baru. Tari kreasi baru memiliki kebebasan dalam penciptaan, beberapa koreografer yang memiliki inspirasi dari daerah-daerah lain. Sehingga tarian tersebut sering disebut dengan tari kreasi baru. Tari kreasi baru merupakan tarian yang lepas dari standar tari yang baku. Dirancang menurut kreasi penata tari sesuai dengan situasi kondisi dengan tetap memelihara nilai artistiknya. Pengertian Tarian Kreasi Baru Pada awalnya, tari kreasi merupakan pengembangan dari tari rakyat dan tari klasik. Tari kreasi baru muncul karena adanya panduan gerak dari berbagai daerah atau dengan masuknya gerak tari dari negara lain. Pengertian tari kreasi adalah jenis tari yang koreografinya masih bertolak pada tari tradisional atau pengembangan dari pola-pola tari yang sudah ada. Terbentuknya tari kreasi karena dipengaruhi oleh gaya tari daerah lain atau negara lain maupun hasil kreativitas penciptanya. Sebagai contoh, Tari Kebyar Terompong, Tari Oleg Tamulilingan, Tari Manuk Rawa Bali, Tari Karonsih Jawa tengah, Tari Kipas, dan Tari Mainang Pulau Kampai Sumatera. Jenis-Jenis Tari Kreasi Baru Tari kreasi memiliki keragaman dan keunikan yang tentu berbeda dengan kawasan Asia. Perkembangan seni termasuk seni tari terjadi secara alami dan sesuai dengan tuntutan zaman. Oleh karena itu, muncul keragaman seni tari baik di Nusantara maupun di luar Nusantara mancanegara. Jenis tari kreasi dapat digolongkan menjadi dua seperti dikutip dalam modul Seni Budaya Kelas IX 2018 1. Tari kreasi berpolakan tradisiTari kreasi yang garapannya dilandasi oleh kaidah-kaidah tari tradisi baik dalam koreografi, musik/karawitan, tata busana dan rias, maupun tata teknik pentasnya, tanpa menghilangkan esensi tradisinya. Salah satu contoh tari kreasi baru, yaitu Tari Nandak Gojek dari Betawi, yang ditarikan oleh siswi SMK Negeri di Jakarta Jurusan Seni Tari. Tarian ini diciptakan pada tahun 2014 oleh siswi SMK dengan bimbingan guru kesenian dan tarian ini berangkat dari pengembangan gerak tari Topeng Betawi dengan iringan musik gamelan topeng dan properti tari, yaitu payung. 2. Tari kreasi baru tidak berpolakan tradisi non tradisiTari kreasi yang garapannya melepaskan diri dari pola-pola tradisi baik dalam hal koreografi, musik, rias, dan busana maupun tata teknik pentasnya. Salah satu tari kreasi baru nontradisi, yaitu tari kontemporer. Unsur-Unsur Pendukung Tari Unsur-unsur pendukung dalam tari antara lain adalah iringan musik, tata busana kostum, tata rias, tempat, tata lampu, dan tata suara sound. Berikut ini adalah penjelasannya 1. Iringan MusikMusik dan tari merupakan pasangan yang tidak dapat dipisahkan satu dengan yang lainnya. Keberadaan musik di dalam tari memiliki tiga aspek dasar yang kaitannya dengan tubuh dan kepribadian manusia, yaitu melodi, ritme, dan dramatik. 2. Properti TariProperti merupakan semua peralatan yang digunakan untuk pementasan tari. Properti tari pada dasarnya dapat digunakan untuk memberikan keindahan bentuk pada pertunjukan tari agar garapan tari akan terlihat lebih sempurna. 3. Tata Rias dan Busana Tari KreasiBusana dan tata rias pada seni tari adalah sarana pembantu yag berperan mendukung pertunjukan tari. Sementara itu, aksesori adalah bagian dari busana. Busana dan tata rias sebagai sarana pembantu, artinya bahwa tanpa busana termasuk aksesori atau hanya dengan gerak saja, maka suatu pertunjukan tari telah terjadi. 4. Tempat PentasSuatu seni pertunjukan selalu memerlukan tempat atau ruangan guna menyelenggarakan pertunjukan itu sendiri. Di Indonesia, kita dapat mengenal bentuk-bentuk tempat pertunjukan pentas, seperti lapangan terbuka atau arena terbuka, di pendapa dan bentuk panggung proscenium. 5. Tata Lampu dan Tata SuaraSarana dan prasarana yang ideal bagi sebuah pertunjukan tari adalah jika gedung pertunjukan telah dilengkapi dengan peralatan yang menunjang penyelenggaraan pertunjukan, khususnya tata lampu lighting dan tata suara sound system. Tata lampu dan tata suara sebagai unsur pelengkap sajian tari yang berfungsi untuk kesuksesan juga Fungsi Tari Tradisional & Tarian Daerah yang Beralih Fungsi Acara Apa Itu Iringan Tari Modern, Pengertian, Jenis dan Fungsinya? Pengertian Gerak Tari Kreasi Unsur dan Pengelompokan Jenis - Pendidikan Penulis Maria UlfaEditor Addi M Idhom
Istilahkreasi sendiri sebenarnya mengarah pada suatu kegiatan yang berkaitan dengan proses penciptaan musik yang dilakukan oleh para seniman. Namun, musik kreasi tidak bisa disamakan dengan kreasi musik. Pasalnya, kreasi musik merupakan suatu kegiatan mengaransemen musik agar menjadi kreasi baru yang bagus, menarik, dan baik untuk
Preserving national culture must start from preserving and maintaining traditional cultures that exist in various regions of the archipelago. The main of national culture is regional culture, it means that preserving national culture must start from preserving regional culture. Preservation of national culture can be done with a system of cultural inheritance through education which can begin with art learning in elementary schools. Art learning in elementary schools can be given by introducing the traditional arts of the archipelago to elementary school’s students as generations of cultural heirs. However, the most common obstacles that have found among elementary school’s teachers are they don’t understand the knowledge and science of art in depth and don’t have the skills to practice art, especially dance, so that art learning in schools is often neglected. To overcome this, there is a need for new innovations that can help teachers in teaching art, especially dance for elementary school’s students by creating Indonesian dance creations that are based on the traditional dances of Bengkulu, namely Kejei’ Dance and Andun’ Dance. The purpose of this study is to preserve the culture of the archipelago by creating dance creations of the archipelago as a form of cultural inheritance in introducing the culture of the archipelago to elementary school’s students. This creation method adopts the approach of Alma M. Hawkins which consists of stages of exploration, improvisation, and composition. The results of the research are the creation of Indonesian dance creations that are based on traditional dances so as to produce new dance creations, namely the Kedun’ Dance and Gegelea Beregam Dance by developing aspects of motion, floor patterns, dance music accompaniment, makeup and clothing, dancers, duration of performance, and venue. Creating new creation dance, it is cultural inheritage, archipelago creation dance. AbstrakMelestarikan budaya nasional harus dimulai dari menjaga dan memelihara budaya tradisional yang ada diberbagai daerah nusantara. Akar budaya nasional adalah budaya daerah, artinya untuk melestarikan budaya nasional harus dimulai dari melestarikan budaya daerah. Pelestarian budaya nasional dapat dilakukan dengan sistem pewarisan budaya melalui pendidikan yang dapat diawali dengan pembelajaran seni di sekolah dasar. Pembelajaran seni di Sekolah Dasar dapat diberikan dengan mengenalkan seni tradisional nusantara pada anak usia sekolah dasar sebagai generasi pewaris budaya. Tetapi, terdapat kendala yang paling banyak ditemukan di kalangan guru-guru kelas di Sekolah Dasar bahwasanya mereka kurang memahami pengetahuan dan ilmu seni secara mendalam serta tidak memiliki keterampilan dalam berolah seni khususnya seni tari sehingga pembelajaran seni di sekolah pun sering diabaikan. Untuk mengatasi hal tersebut, perlu adanya inovasi baru yang dapat membantu para guru dalam mengajarkan seni khususnya seni tari pada anak usia sekolah dasar dengan cara menciptakan tari kreasi nusantara yang berpijak dari tari tradisional Provinsi Bengkulu yaitu Tari Kejei dan Tari Andun. Tujuan penelitian ini yaitu melestarikan budaya nusantara dengan menciptakan tari kreasi nusantara sebagai bentuk langkah pewarisan budaya dalam mengenalkan budaya nusantara pada anak usia sekolah dasar. Metode penciptaan ini mengadopsi pendekatan Alma M. Hawkins yang terdiri dari tahap eksplorasi, improvisasi, dan komposisi. Hasil penelitian berupa penciptaan tari kreasi nusantara yang berpijak dari tari tradisonal sehingga menghasilkan tari kreasi baru yaitu Tari Kedun dan Tari Gegelea Beregam dengan mengembangkan aspek gerak, pola lantai, iringan musik tari, tata rias dan busana, penari, durasi waktu pertunjukan, dan tempat pertunjukan. Dengan terciptanya tari kreasi baru diharapkan dapat menambah khazanah budaya nusantara yang dapat dimanfaatkan dan diseminasikan untuk meningkatkan kualitas pendidik di sekolah Kunci pewarisan budaya, tari kreasi nusantara. Authors Pamela Mikaresti Universitas TerbukaHerlinda Mansyur Universitas Negeri Padang References Asyhar, Rayandra. 2011. Kreatif Mengembangkan Media Pembelajaran. Jakarta GP 2006. Standar Isi Untuk Satuan Pendidikan Dasar dan Menengah, Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar SD. Jakarta Ni Made Lisa Anggara dkk. 2020. Tari Kreasi Cangak Congak. Bengkulu BK Aserani. 2011. Bahan Diklat Seni Budaya Seni Musik SMK Negeri 1 Tanjung. Tanjung SMK Negeri 1 Eny. 2014. Penerapan Model Pembelajaran Seni Tari Terpadu pada Siswa Sekolah Dasar. Jurnal Mimbar Sekolah Dasar Vol. 1 No. 1. Diakses secara online pada bulan Februari W., & Totok Sumaryanto, F. 2014. Pengembangan Model Pelatihan Apresiasi Senitari Daerah Setempat pada Guru Sekolah Dasar di Kota Semarang. Prosiding Konferensi Ilmiah Tahunan Himpunan Evaluasi Pendidikan Indonesia HEPI Tahun Syafrudin dan Andriantoni. 2016. Kurikulum dan Pembelajaran. Jakarta Raja Grafindo R. N., Suryamah, D., & Dwiatmini, S. 2021. Pewarisan Budaya dalam Kesenian Bringbrung di Kelurahan Ledeng, Kecamatan Cidadap Hilir, Kota Bandung. Jurnal Budaya Etnika, 42, Dais Darmawan dkk. 2017. Penetapan Warisan Budaya Tak Benda Indonesia Tahun 2017. Jakarta Direktorat Warisan dan Diplomasi Budaya Direktorat Jenderal Kebudayaan Kementerian Pendidikan dan 2012. Model-Model Pembelajaran Mengembangkan Profesionalisme Guru. Jakarta RajaGrafindo Y. 2016. Aplikasi Motif Tanduk dalam Pengembangan Motif Hias Batik Garutan Doctoral dissertation, Universitas Pendidikan Indonesia. Sari, M. 2012. Peran Literasi Sains dalam Ekonomi Global. Literasi SAINS, 31, D. 2015. Penerapan Metode Penciptaan Alma Hawkins Dalam Karya Tari Gundah Kancah. Ekspresi Seni Jurnal Ilmu Pengetahuan Dan Karya Seni, 171, S. 2016. Tari Kreasi Baru Zapin Seribu Suluk Pada Masyarakat Pasir Pengaraian Kabupaten Rokan Hulu. KOBA, 31, Y. M. C., & Desyandri, D. 2019. Peningkatan Penguasaan Lagu Daerah Nusantara Menggunakan Multimedia Adobe Flash CS6 di Kelas V SDN 05 Air Tawar Barat. e-Journal Pembelajaran Inovasi, Jurnal Ilmiah Pendidikan Dasar, 79.Trilling dan Fadel. 2009. 21st Century Skills Learning for Life in Our Times. Jossey Bass W. 2012. Kontribusi Seni Bagi Pendidikan. JUPIIS Jurnal Pendidikan Ilmu-ilmu Sosial, 41.Wulandari, S. 2012. Pelatihan Tari bagi Anak-Anak Sekolah Dasar di Sanggar Dede Nono Rukmana Kabupaten Kuningan Doctoral dissertation, Universitas Pendidikan Indonesia. Yulianti, I. 2015. Pewarisan Nilai-Nilai Budaya Masyarakat Adat Cikondang Dalam Pembelajaran Sejarah Di Madrasah Aliyah Al-Hijrah. Candrasangkala Jurnal Pendidikan dan Sejarah, 11, 112-133 Discover the world's research25+ million members160+ million publication billion citationsJoin for free Gorga Jurnal Seni Rupa Volume 11 Nomor 01 Januari-Juni 2022 p-ISSN 2301-5942 e-ISSN 2580-2380 Disubmit 15 Maret 2022, direview 05 Mei 2022, dipublish 30 Juni 2022. . PEWARISAN BUDAYA MELALUI TARI KREASI NUSANTARA Pamela Mikaresti1*, Herlinda Mansyur2* Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar Jurusan Pendidikan Dasar Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Terbuka1* Jl. Pondok Cabe Raya, Kec. Pamulang, Kota Tangerang Selatan, Kode Pos 15437 Banten. Indonesia Program Studi Pendidikan Seni Tari Jurusan Pendidikan Seni Drama Tari dan Musik Fakultas Bahasa dan Seni Universitas Negeri Padang2* Jl. Prof. Dr. Hamka, Air Tawar Padang, Kel. Air Tawar Barat, Kec. Padang Utara, Kota Padang, Kode Pos 25132 Sumatera Barat. Indonesia Email pamela lindamansyur Abstrak Melestarikan budaya nasional harus dimulai dari menjaga dan memelihara budaya tradisional yang ada diberbagai daerah nusantara. Akar budaya nasional adalah budaya daerah, artinya untuk melestarikan budaya nasional harus dimulai dari melestarikan budaya daerah. Pelestarian budaya nasional dapat dilakukan dengan sistem pewarisan budaya melalui pendidikan yang dapat diawali dengan pembelajaran seni di sekolah dasar. Pembelajaran seni di Sekolah Dasar dapat diberikan dengan mengenalkan seni tradisional nusantara pada anak usia sekolah dasar sebagai generasi pewaris budaya. Tetapi, terdapat kendala yang paling banyak ditemukan di kalangan guru-guru kelas di Sekolah Dasar bahwasanya mereka kurang memahami pengetahuan dan ilmu seni secara mendalam serta tidak memiliki keterampilan dalam berolah seni khususnya seni tari sehingga pembelajaran seni di sekolah pun sering diabaikan. Untuk mengatasi hal tersebut, perlu adanya inovasi baru yang dapat membantu para guru dalam mengajarkan seni khususnya seni tari pada anak usia sekolah dasar dengan cara menciptakan tari kreasi nusantara yang berpijak dari tari tradisional Provinsi Bengkulu yaitu Tari Kejei dan Tari Andun. Tujuan penelitian ini yaitu melestarikan budaya nusantara dengan menciptakan tari kreasi nusantara sebagai bentuk langkah pewarisan budaya dalam mengenalkan budaya nusantara pada anak usia sekolah dasar. Metode penciptaan ini mengadopsi pendekatan Alma M. Hawkins yang terdiri dari tahap eksplorasi, improvisasi, dan komposisi. Hasil penelitian berupa penciptaan tari kreasi nusantara yang berpijak dari tari tradisonal sehingga menghasilkan tari kreasi baru yaitu Tari Kedun dan Tari Gegelea Beregam dengan mengembangkan aspek gerak, pola lantai, iringan musik tari, tata rias dan busana, penari, durasi waktu pertunjukan, dan tempat pertunjukan. Dengan terciptanya tari kreasi baru diharapkan dapat menambah khazanah budaya nusantara yang dapat dimanfaatkan dan diseminasikan untuk meningkatkan kualitas pendidik di sekolah dasar. Kata Kunci pewarisan budaya, tari kreasi nusantara. Gorga Jurnal Seni Rupa Volume 11 Nomor 01 Januari-Juni 2022 p-ISSN 2301-5942 e-ISSN 2580-2380 Disubmit 15 Maret 2022, direview 05 Mei 2022, dipublish 30 Juni 2022. Abstract Preserving national culture must start from preserving and maintaining traditional cultures that exist in various regions of the archipelago. The main of national culture is regional culture, it means that preserving national culture must start from preserving regional culture. Preservation of national culture can be done with a system of cultural inheritance through education which can begin with art learning in elementary schools. Art learning in elementary schools can be given by introducing the traditional arts of the archipelago to elementary school’s students as generations of cultural heirs. However, the most common obstacles that have found among elementary school’s teachers are they don’t understand the knowledge and science of art in depth and don’t have the skills to practice art, especially dance, so that art learning in schools is often neglected. To overcome this, there is a need for new innovations that can help teachers in teaching art, especially dance for elementary school’s students by creating Indonesian dance creations that are based on the traditional dances of Bengkulu, namely Kejei’ Dance and Andun’ Dance. The purpose of this study is to preserve the culture of the archipelago by creating dance creations of the archipelago as a form of cultural inheritance in introducing the culture of the archipelago to elementary school’s students. This creation method adopts the approach of Alma M. Hawkins which consists of stages of exploration, improvisation, and composition. The results of the research are the creation of Indonesian dance creations that are based on traditional dances so as to produce new dance creations, namely the Kedun’ Dance and Gegelea Beregam Dance by developing aspects of motion, floor patterns, dance music accompaniment, makeup and clothing, dancers, duration of performance, and venue. Creating new creation dance, it is hoped. Keywords cultural inheritage, archipelago creation dance. PENDAHULUAN Melestarikan budaya nasional harus dimulai dari menjaga dan memelihara budaya tradisional yang ada diberbagai daerah nusantara. Akar budaya nasional adalah budaya daerah, artinya untuk melestarikan budaya nasional harus dimulai dari melestarikan budaya daerah. Pelestarian budaya nasional dapat dilakukan dengan sistem pewarisan budaya melalui pendidikan yang dapat diawali dengan pembelajaran seni di Sekolah Dasar SD. Pelestarian tari tradisi dapat dilakukan dengan cara memasukkan materi tari tradisi ke dalam muatan pembelajaran Seni Budaya dan Prakarya SBdP yang dimulai dari tingkat dasar yaitu siswa usia Sekolah Dasar. Kusumastuti 2014 mengatakan bahwa seni tari dalam dunia pendidikan, khususnya pendidikan Sekolah Dasar, mempunyai dampak yang positif, bukan saja bagi upaya pelestarian seni tari, akan tetapi juga untuk kepentingan pendidikan itu sendiri. Melalui proses pendidikan, setiap individu dalam masyarakat akan mengenal, menyerap, mewarisi, dan memasukkan dalam dirinya segala unsur-unsur kebudayaannya, yaitu berupa nilai-nilai, kepercayaan, pengetahuan atau teknologi, yang diperlukan untuk menghadapi lingkungan. Dengan demikian, sangat tepat sekali mewariskan tari tradisi pada generasi penerus budaya yang dimulai pada anak-anak usia Sekolah Dasar yang perkembangan psikomotorik, kognitif, dan afektifnya sudah lebih siap mengapresiasi, menerima, dan menanamkan nilai-nilai budaya pada diri mereka sejak dini. Berdasarkan penetapan Direktorat Warisan dan Diplomasi Budaya Paluseri 2017 yaitu dalam rangka melestarikan melindungi, mengembangkan, dan memanfaatkan budaya Indonesia, Dirjen Kebudayaan, Kemendikbud telah menetapkan 197 Seni Pertunjukan yang tersebar di seluruh wilayah Nusantara sebagai Warisan Budaya Tak Benda WBTB termasuk seni tari tradisional di dalamnya. Kegiatan Penetapan Warisan Budaya Tak Benda Indonesia ini dilakukan sejak tahun 2013 bertujuan untuk menjamin dan melindungi warisan budaya tak benda Indonesia yang merupakan milik berbagai komuniti, kelompok, dan perseorangan yang bersangkutan; meningkatkan harkat dan martabat bangsa serta memperkuat karakter, identitas, dan kepribadian bangsa; meningkatkan apresiasi dan kebanggaan masyarakat Indonesia terhadap keunikan dan kekayaan ragam budaya Indonesia; meningkatkan kesadaran dan peran aktif masyarakat dan pemangku kebijakan terhadap pentingnya WBTB; serta saling menghargai terhadap warisan budaya bangsa; mempromosikan WBTB bangsa Indonesia kepada masyarakat luas dan meningkatkan kesejahteraan rakyat. Berdasarkan tujuan yang diuraikan di atas tentang tari tradisi yang masuk ke dalam daftar WBTB, maka menjadi tugas seluruh masyarakat Indonesia agar tujuan yang dimaksud dapat tercapai melalui pembelajaran seni pada anak usia Sekolah Dasar yang menjadi sasaran pertama tingkat satuan pendidikan sebagai pewaris budaya. Untuk itu, memberikan materi tentang seni tari tradisi nusantara dalam muatan pembelajaran SBdP adalah cara mewariskan budaya Gorga Jurnal Seni Rupa Volume 11 Nomor 01 Januari-Juni 2022 p-ISSN 2301-5942 e-ISSN 2580-2380 Disubmit 15 Maret 2022, direview 05 Mei 2022, dipublish 30 Juni 2022. melalui pendidikan. Tetapi dengan mengajarkan sebanyak seni tradisi yang masuk dalam daftar WBTB pada anak usia sekolah dasar adalah hal yang tidak mungkin dapat dikuasai selama duduk di bangku sekolah, untuk itu perlunya tahapan penyebaran pewarisan budaya nusantara diawali dengan pengenalan budaya daerah di mana kita berada, sebab budaya daerah merupakan akar budaya nasional. Selanjutnya, dalam forum kegiatan Pengabdian kepada Masyarakat PkM Dosen FKIP Agustus 2020 bersama guru-guru dari Yayasan Al Qolam , diperoleh informasi bahwa sebagian besar guru mengalami kendala dalam mengajarkan SBdP pada siswa di sekolah dasar. Kendala tersebut antara lain kurangnya ilmu pengetahuan tentang seni dikarenakan materi yang diperoleh saat dibangku kuliah belum memadai serta tidak memiliki keterampilan seni terutama seni tari. Selain itu, para guru merasa kurikulum pendidikan yang digunakan saat ini belum memberikan alokasi waktu yang cukup untuk pembelajaran seni khususnya seni tari. Berkaitan dengan permasalahan di atas, maka diperlukan satu strategi yang tepat bagi seorang guru untuk dapat mewariskan budaya Nusantara melalui pembelajaran di sekolah. Untuk itu, perlu adanya sebuah pembaruan dengan menciptakan satu bentuk tari kreasi daerah yang akan diperkenalkan ke berbagai wilayah nusantara. KAJIAN TEORI Melestarikan budaya nusantara merupakan tugas seluruh generasi pewaris budaya baik anak-anak hingga orang dewasa. Oleh sebab itu, sangat penting pewarisan budaya dilakukan sedini mungkin agar generasi muda memahami dan menghormati budaya para leluhur yang harus dipelihara. Menurut Oktovan, dkk 2020 faktor pendukung dalam pewarisan budaya adalah masyarakat, orang tua, pemerintah, media sosial, seniman dan sanggar seni sedangkan faktor penghambat pewarisan budaya meliputi keterbatasan mengenal budaya leluhur, profit seni yang tidak menjamin kehidupan, dan derasnya globalisasi yang memarjinalkan seni tradisional. Oleh sebab itu, sangat penting memanfaatkan faktor-faktor pendukung pewarisan budaya untuk melestarikan budaya Nusantara agar dikenal kepada generasi penerus budaya seperti anak-anak Sekolah Dasar yang pola pikirnya sudah mulai memahami dan mengenal lingkungannya untuk menumbuhkan jati diri sebagai masyarakat Indonesia. Menurut Syefriani 2016, tari kreasi tercipta berawal dari alam pikiran dan pandangan hidup manusia yang senantiasa mengalami perkembangan untuk meningkatkan budaya tari, supaya keindahan tari itu tidak hilang begitu saja dan tetap hidup sesuai dengan perkembangan zaman. Oleh sebab itu, menciptakan tari kreasi baru yang berpijak dari gerak tari tradisi nusantara serta disesuaikan dengan perkembangan anak menjadi satu bentuk tari kreasi baru yang utuh merupakan solusi untuk melestarikan tari tradisi nusantara. Sehubungan dengan hal itu, Dewi dkk 2020 mengatakan bahwa dalam penciptaan tari kreasi baru, langkah awal yang menjadi pertimbangan penting adalah Ide. Ide merupakan hal awal yang muncul dari pikiran si pencipta untuk diwujudkan menjadi sebuah karya tari kreasi baru. Selanjutnya, ide menjadi gagasan dimana langkah-langkah dalam menciptakan sebuah karya tari sudah mulai terwujud dengan mempertimbangkan bahwa gagasan tersebut dapat memberikan nilai-nilai positif kepada penikmatnya. Tari kreasi nusantara yang diciptakan ini didokumentasikan dalam bentuk video pertunjukan tari dan dapat dipelajari oleh seluruh mahasiswa Pendidikan Guru Sekolah Dasar PGSD baik yang sudah menjadi guru latar belakang mahasiswa Universitas Terbuka maupun calon guru latar belakang mahasiswa Universitas Negeri Padang. Tari kreasi ini menjadi bekal bagi mahasiswa sebagai guru untuk disebarluaskan pada anak didik di Sekolah Dasar sebagai generasi pewaris budaya. Tari kreasi ini dikemas dalam bentuk video pembelajaran agar bisa dipelajari secara synchrounus maupun asynchrounus baik melalui pembelajaran luar jaringan maupun pembelajaran dalam jaringan yang sesuai karakter Universitas Terbuka yaitu Pembelajaran Jarak Jauh PJJ. Tari kreasi Nusantara yang diciptakan ini merupakan produk inovasi budaya yang penciptaannya berpijak dari pengembangan tari tradisional masyarakat, dalam hal ini dari Provinsi Bengkulu yaitu Tari Kejei dan Tari Andun yang masuk ke dalam daftar Warisan Budaya Tak Benda WBTB. Inovasi ini menghasilkan dua tari kreasi Nusantara baru yaitu Tari Kedun dan Tari Gegelea Beregam. Tujuan penciptaan dua tari kreasi ini adalah untuk memperkenalkan tari tradisi kepada para pewaris budaya dalam bentuk yang baru. Dengan mempelajari tari kreasi baru, tentu para peserta didik yang merupakan pewaris budaya akan otomatis mempelajari bentuk tradisional tari terlebih dahulu. Hal ini dilakukan karena minat dari para generasi muda terhadap warisan budaya khususnya tari tradisi semakin Gorga Jurnal Seni Rupa Volume 11 Nomor 01 Januari-Juni 2022 p-ISSN 2301-5942 e-ISSN 2580-2380 Disubmit 15 Maret 2022, direview 05 Mei 2022, dipublish 30 Juni 2022. berkurang sebab bentuk penyajian tari tradisi sangat monoton sehingga terkesan membosankan. Selain itu, pewaris budaya yang masuk dalam kategori generasi milenial ini lebih berminat dengan hal-hal yag berkaitan dengan teknologi seperti media sosial, bermain olahraga elektronik, hingga mengakses dunia melalui internet. Oleh sebab itu, dalam mengenalkan tari tradisi kepada generasi muda pewaris budaya dapat dilakukan dengan cara berinovasi dalam menciptakan tari kreasi. Untuk mewujudkan hal tersebut di atas, maka jalur pendidikan sangat penting dalam mengedukasi siswa generasi penerus budaya agar mengenal budaya Nusantara melalui bimbingan seorang guru. Yulianti 2015 mengatakan bahwa guru telah menjadikan masyarakat dan lingkungan sekitarnya sebagai sumber pembelajaran, sehingga peserta didik dapat mencocokan apa yang diterima di dalam kelas dengan kenyataan yang ada di lingkungannya, khususnya berkenaan tentang warisan budaya dan kearifan lokal yang menjadi bagian penting dalam menumbuhkan dan membangun jati diri. Dengan demikian, guru yang kreatif dalam mendidik dan mengarahkan para siswa agar mengenal budaya nusantara sangat dibutuhkan dalam rangka melestarikan budaya nusantara mengingat minat anak terhadap budaya sangatlah minim akibat besarnya pengaruh globalisasi. Dewasa ini anak-anak generasi pewaris budaya lebih menyukai hal-hal yang berbau teknologi modern seperti bermain komputer, gawai dan mengakses internet dibandingkan untuk belajar kesenian tradisional seperti musik dan tari. Untuk itu, seorang guru harus kreatif dan selalu berinovasi agar dapat memberikan materi pembelajaran yang sesuai dengan hobi dan minat generasi saat ini. Untuk itu, menciptakan tari kreasi baru yang berasal dari tari tradisional merupakan sebuah inovasi yang harus dilakukan oleh para peserta didik termasuk cara menyebarluaskannya sesuai dengan hobi dan minat anak saat ini. Misalnya, generasi muda yang sangat gemar mengakses youtube dapat kita manfaatkan dengan memasukkan materi pembelajaran ke youtube agar bisa diakses dan dipelajari oleh siswa generasi penerus budaya, termasuk memberikan tugas agar mereka pun ikut mengupload tugas mereka ke youtube menjadi sebuah kreatvitas baru memicu semangat mereka dalam berlatih seni. Dengan demikian, sistem pewarisan budaya mendorong seorang guru agar aktif dan kreatif dalam melestarikan budaya melalui pendidikan yang disesuaikan dengan kondisi zaman saat ini. Misalnya, tari kreasi baru yang diciptakan ini dikemas dalam bentuk multimedia pembelajaran agar dapat menarik minat generasi pewaris budaya dalam mengenal budaya nusantara, salah satunya mengupload video tari kreasi ini ke kanal youtube melalui link agar bisa diakses dengan mudah kapan pun dan di mana pun akan mempelajarinya. Dengan demikian, sistem pewarisan budaya dapat diawali dengan menciptakan tari kreasi yang dikembangkan dari tari tradisi kemudian diajarkan pada anak usia sekolah dasar sebagai generasi pewaris budaya. METODE PENELITIAN Secara umum metode merupakan suatu cara untuk bergerak atau melakukan sesuatu secara sistematis dan tertata, keteraturan pemikiran dan tindakan, atau juga teknik dan susunan kerja dalam bidang atau lapangan tertentu Rohendi, 2011 171. Selanjutnya, penciptaan berasal dari kata cipta yang artinya kemampuan pikiran untuk mengadakan sesuatu yang baru; angan-angan yang kreatif; sedangkan mencipta berarti memusatkan pikiran angan-angan untuk mengadakan sesuatu Kamus Besar Bahasa Indonesia. Maka, metode penciptaan adalah langkah-langkah yang sistematis untuk menciptakan sesuatu yang baru. Metode penciptaan kini masuk ke dalam ranah ilmiah karena dalam penciptaan terdapat proses berpikir dan tahapan yang prosedural. Seperti yang diungkapkan Muljiyono 2010 75 bahwa prosedur yang dimaksud adalah keseluruhan proses penciptaan. Mulai dari pencarian subjek penciptaan, penetapan objek penciptaan, hingga sampai dengan hasil ciptaan. Luasnya wilayah Nusantara yang tersebar dari Sabang sampai Merauke yang tidak mungkin terjangkau dalam satu penelitian ini, maka lokasi penelitian ini dibatasi ruang lingkupnya yaitu tari tradisional dari Propinsi Bengkulu, yaitu Tari Kejei Rejang Lebong dan Tari Andun Bengkulu Selatan. Merujuk dari teori Jacqueline Smith terjemahan Ben Suharto 1985 terdapat lima metode konstruksi dalam pengomposisian karya tari dan metode konstruksi I sama halnya dengan tahap eksplorasi yang sangat penting dalam penciptaan tari kreasi Nusantara ini di mana rangsangan tari yang dipilih sangat mempengaruhi proses penciptaan. Adapun rangsangan tari yang digunakan dalam penciptaan tari kreasi nusantara ini adalah, 1 Rangsangan Auditif , berupa musik dari tari tradisi nusantara yang akan dipilih dari daftar tari tradisi yang masuk dalam WBTB yang bisa memotivasi penciptaan sebuah tari kreasi baru; dan 2 Rangsangan Kinestetik, yaitu membuat gerak baru Gorga Jurnal Seni Rupa Volume 11 Nomor 01 Januari-Juni 2022 p-ISSN 2301-5942 e-ISSN 2580-2380 Disubmit 15 Maret 2022, direview 05 Mei 2022, dipublish 30 Juni 2022. yang berasal dari gerak-gerak tari tradisi Nusantara yang akan dipilih dari daftar tari tradisi yang masuk dalam WBTB. Setelah tahap metode konstruksi I, selanjutnya koreografer harus memiliki sikap kreatif yang baik karena tahap proses kreativitas merupakan aspek penting yang harus dimiliki seseorang dalam menghasilkan sebuah karya tari. Menurut Restiana 2019 Proses kreatif merupakan modal awal dalam membuat sebuah karya tari yang disertai bakat, kemampuan, serta faktor pendukung lainnya. Adapun tahapan penciptaan karya tari menurut Alma M. Hawkins dalam Hadi 2011 adalah 1 Eksplorasi, yaitu proses berpikir, berimajinasi, dan merasakan ketika merespon suatu objek untuk dijadikan bahan dalam berkarya tari. Wujudnya berupa gerak, irama, tema, dan segala sesuatu yang terkait dengan tari; 2 Improvisasi, tahap seorang koreografer mencoba-coba atau secara spontanitas, penemuan gerak secara kebetulan atau movement by chance, walaupun gerak-gerak yang pernah dipelajari atau ditemukan sebelumnya, dan ciri-ciri spontanitas inilah yang menandai hadirnya improvisasi; 3 Komposisi, tahap ini merupakan proses menyusun gerak yang telah dihasilkan dari proses eksplorasi, improvisasi. Tahapan ini dilakukan dengan cara mengevaluasi, menyusun, merangkai, dan menata motif-motif gerak menjadi satu kesatuan yang disebut koreografi. Unsur-unsur terkait komposisi tari berupa gerak sebagai unsur utama, serta beberapa unsur pendukung seperti musik, kostum, properti, tata rias, pentas, desain lantai dan desain atas yang dikemas menjadi satu kesatuan bentuk tari. HASIL DAN PEMBAHASAN Berdasarkan hasil penelitian di lapangan untuk menciptakan tari kreasi nusantara yang berpijak dari tari tradisi yang masuk dalam kategori Warisan Budaya Tak Benda WBTB, maka terdapat enam 6 gerak dasar inti yang akan dijadikan dasar penciptaan tari kreasi yang berpijak dari tari tradisional milik masyarakat Bengkulu yaitu Tari Kejei dan Tari Andun. Jika dilihat dari latar belakang terciptanya Tari Andun dan Tari Kejei maka terdapat banyak sekali persamaannya baik dalam bentuk penyajiannya seperti jumlah gerak, musik, properti, tata busana, perlengkapan ritualnya serta fungsi kedua tari ini pun sama. Hal ini wajar terjadi karena memang antara kedua daerah berada dalam satu wilayah provinsi yang sama. Walaupun tidak ada bukti otentik kapan dan siapa pencipta Tari Kejei dan Tari Andun, tetapi kedua tari ini bisa dipastikan lahir dan tumbuh dari rakyat, ditarikan oleh rakyat dan untuk kepentingan rakyat. Penciptaan tari kreasi nusantara ini adalah salah satu usaha untuk melestarikan budaya nusantara. Dikatakan tari nusantara ketika tari tersebut dipelajari dan dipertunjukan di luar daerah asal tari itu. Misalnya, Tari Kejei dan Tari Andun merupakan tari tradisi milik masyarakat Provinsi Bengkulu. Ketika Tari Kejei dan Tari Andun dipelajari oleh masyarakat luar dari Provinsi Bengkulu, maka kedua tari ini disebut tari nusantara. Menurut berbagai narasumber tokoh budaya dan pelaku seni yaitu Bapak Ref Andras, Bapak Syukri, Bapak Dali Yazid dan Ibu Paramitha memiliki pendapat yang sama bahwa eksistensi tari tradisi diberbagai daerah khususnya Tari Kejei dan Tari Andun sekarang semakin kurang diminati oleh masyarakat khususnya para generasi muda. Tidak dapat dipungkiri bahwasanya bentuk pertunjukan tari tradisi memang sangat sederhana bahkan cenderung membosankan. Oleh sebab itu, perlu adanya sebuah inovasi pembelajaran seni yang dapat menarik perhatian siswa sebagai generasi pewaris budaya agar berminat mempelajari tari tradisi nusantara, sebab melestarikan tari tradisi sama halnya dengan melestarikan budaya nasional. Untuk itu, penciptaan tari kreasi ini merupakan satu bentuk usaha inovasi baru agar dapat menarik siswa sebagai generasi pewaris budaya yang dimulai ditingkatan anak usia sekolah dasar. Tentu saja tarian ini dikembangkan dan disesuaikan dengan perkembangan kemampuan anak usia sekolah dasar. Penciptaan tari kreasi yang berasal dari Tari Kejei dan Tari Andun menghasilkan dua tarian kreasi baru, yaitu Tari Kedun dan Tari Gegelea Beregam. Adapun tahap-tahap penciptaan Tari Kedun dan Tari Gegelea Beregam telah mengadopsi teori Alma M. Hawkins, yaitu 1 Tahapan Eksplorasi; 2 Tahapan Improvisasi; dan 3 Tahapan Komposisi. 1. Tahapan Eksplorasi Tahapan Eksplorasi merupakan tahapan penjajakan. Tahapan ini dilakukan koreografer untuk menemukan dan menciptakan gerakan-gerakan baru untuk karya tarinya. Pada tahap eksplorasi ini, langkah koreografer merujuk teori Jacqueline Smith terjemahan Ben Suharto 1985 yaitu metode konstruksi I berupa rangsangan kinestetik yakni keenam motif gerak Tari Kejei dan Tari Andun, serta rangsangan auditif berupa musik-musik pengiring Tari Kejei dan Tari Andun. Pada tahap ini koreografer melakukan pengembangan gerak melalui tiga unsur yaitu unsur ruang, waktu dan tenaga. Dari satu gerak inti tari tradisi dapat Gorga Jurnal Seni Rupa Volume 11 Nomor 01 Januari-Juni 2022 p-ISSN 2301-5942 e-ISSN 2580-2380 Disubmit 15 Maret 2022, direview 05 Mei 2022, dipublish 30 Juni 2022. dikembangkan menjadi beberapa gerak kreasi baru. Pada tahap ini pula koreografer dituntut harus memiliki sikap kreatif sebagai modal awal dalam membuat sebuah karya tari. Tahapan eksplorasi merupakan proses berfikir, berimajinasi, dan merasakan suatu objek untuk dijadikan bahan dalam berkarya tari. 2. Tahapan Improvisasi Setelah melalui tahapan eksplorasi, selanjutnya dalam penciptaan tari dilakukan tahap improvisasi gerak, dimana seorang koreografer mencoba-coba atau secara spontanitas, dimana penemuan gerak secara kebetulan atau movement by chance yang berpijak dari gerak tari tradisi yang dijadikan sumber pengembangan gerak. Pada tahap ini koreografer juga melakukan pengembangan gerak sama dengan yang dilakukan di tahap eksplorasi, tetapi yang membedakan tahap ini penciptaan gerak lebih spontanitas serta lebih memikirkan nilai estetis dengan tetap mempertimbangkan tiga unsur yaitu unsur ruang, waktu dan tenaga. Dari satu gerak inti tari tradisi dapat dikembangkan menjadi beberapa gerak kreasi baru. Pada tahap ini pula koreografer dituntut harus memiliki sikap kreatif sebagai modal awal dalam membuat sebuah karya tari. Tahapan eksplorasi merupakan proses berfikir, berimajinasi, dan merasakan suatu objek untuk dijadikan bahan dalam berkarya tari. 3. Tahapan Komposisi Tahapan komposisi merupakan proses menyusun gerak yang telah dihasilkan dari proses eksplorasi dan improvisasi. Tahapan ini dilakukan dengan cara mengevaluasi, menyusun, merangkai, dan menata motif-motif gerak menjadi satu kesatuan yang disebut koreografi dalam Hadi 2011. Unsur-unsur terkait komposisi tari berupa gerak sebagai unsur utama, serta beberapa unsur pendukung seperti musik, kostum, properti, tata rias, pentas, desain lantai dan desain atas yang dikemas menjadi satu kesatuan bentuk tari kreasi baru. Hal yang dilakukan pada tahap komposisi ini adalah pengembangan dalam bentuk penyajian tari berupa gerak, penari, pola lantai, iringan musik tari, tata busana dan rias, tempat pertunjukan, dan durasi waktu pertunjukan. 1. Gerak Tari kreasi nusantara yang diciptakan ini berpijak dari pengembangan gerak inti Tari Kejei dan Tari Andun. Dari satu motif gerak inti akan dikembangkan menjadi dua 2 motif gerak baru sehingga tari kreasi baru akan menghasilkan duabelas 12 motif gerak baru. Terdapat dua video pembelajaran tari kreasi nusantara dalam penelitian ini yang dijadikan materi untuk matakuliah pendidikan seni di SD yaitu pertama Tari Kedun yaitu tari kreasi yang mengembangkan enam 6 motif gerak Tari Kejei dan Tari Andun menjadi duabelas 12 motif gerak baru yang ditampilkan secara berurutan yang dijadikan dasar untuk menggali kreativitas mahasiswa dalam mengembangkan tari kreasi baru secara berkelompok; kedua Tari Gegelea Beregam yaitu tari yang merupakan pengembangan keduabelas motif gerak baru yang dikembangkan menjadi sebuah bentuk pertunjukan tari kreasi nusantara yang secara utuh dapat menjadi materi perkuliahan pendidikan seni di SD yang dapat dipelajari mahasiswa menggunakan modus dalam jaringan. 2. Penari Jika pada pertunjukan tradisional Tari Kejei dan Tari Andun ditarikan secara berkelompok dengan membagi para penari menjadi dua yaitu kelompok laki-laki dan kelompok perempuan. Maka, pengembangan bentuk penyajian tari kreasi nusantara pada aspek penari terdiri dari lima 5 orang penari perempuan. Hal ini bukan berarti para penari tidak boleh laki-laki, hanya saja dalam proses penelitian ini hanya melibatkan para penari perempuan. Hal ini menjadi pertimbangan karena minat menari dari perempuan lebih mudah dicari daripada penari laki-laki. 4. Pola Lantai Pola lantai merupakan garis-garis yang dilalui penari di atas panggung. Pada tari kreasi nusantara ini secara garis besar akan menggunakan dua pola lantai yaitu garis lurus dan garis lengkung. Jika pada pertunjukan Tari Kejei dan Tari Andun menggunakan pola lantai garis lurus dari awal hingga akhir pertunjukan. Maka pengembangan pola lantai pada tari kreasi nusantara Tari Kedun dan Tari Gegelea Beregam ini berbentuk pengembangan pola lantai garis lurus dan garis lengkung seperti bentuk segitiga, jajaran genjang, setengah lingkaran, serta gabungan garis lurus dan garis lengkung. 5. Iringan Musik Tari Musik dalam tari bukan hanya sekadar iringan melainkan dua hal yang saling berkaitan. Gerak dan ritme merupakan bagian dari elemen tari, serta elemen dasar musik adalah nada, ritme dan melodi. Pertunjukan Tari Kejei dan Tari Andun diiringi tiga alat musik tradisional berupa kulintang, rebana, dan gong. Sedangkan Tari Kedun dan Tari Kedun dan Tari Gegelea Beregam ini mengalami inovasi baru berupa pengembangan iringan musik yang tidak hanya berasal dari musik tradisi saja melainkan kolaborasi dengan alat musik lainnya sehingga menjadi satu kesatuan bentuk musik yang baru. Gorga Jurnal Seni Rupa Volume 11 Nomor 01 Januari-Juni 2022 p-ISSN 2301-5942 e-ISSN 2580-2380 Disubmit 15 Maret 2022, direview 05 Mei 2022, dipublish 30 Juni 2022. 6. Tata Busana dan Rias Dahulunya, tata rias dan busana pada pertunjukan Tari Kejei dan Tari Andun biasanya hanya berpakaian sopan sesuai dengan adat istiadat yang berlaku dalam masyarakat setempat, kecuali para pengantin. Pengantin perempuan memakai baju adat Bengkulu yang disebut baju betabur berwarna merah dan kain songket yang riasannya dihiasi Tajuk sunting Bengkulu, sedangkan laki-laki memakai jas dan kain songket. Untuk itu, kreasi baru tata busana dan rias berinovasi dengan baju berwarna hijau dan kain songket berwarna kuning keemasan tetapi dengan desain baju yang disesuaikan agar lebih terlihat cantik dan menarik. Secara visual para penonton melihat penampilan rias dan busana penari terlebih dahulu sebelum menilai tarian tersebut indah atau tidak, oleh sebab itu busana dan riasan Tari Kedun dan Tari Gegelea Beregam mengutamakan unsur keindahan, oleh sebab itu kreasi busana dalam tari ini mengutamakan nilai keindahan yang dipandang mata. 7. Tempat Pertunjukan Tempat pertunjukan Tari Kejei dan Tari Andun dahulunya berada di panggung nonproscenium arena, sebab kaitannya tari ini memang ditarikan dari rakyat, oleh rakyat dan untuk rakyat. Pada panggung nonproscenium tidak ada jarak pemisah antara penari dan penonton serta dapat dilihat dari seluruh arah. Selanjutnya, pada tari kreasi ini, pengambilan video tari dilakukan di Pantai Panjang, Benteng Marlborough sebagai kawasan wisata Kota Bengkulu yang bertujuan untuk memperkenalkan wisata Bengkulu kepada setiap penonton melalui video tari tersebut. Selain itu, pengambilan video juga dilaksanakan di halaman kantor Unit Pelayanan Belajar Jarak Jauh UPBJJ Universitas Terbuka Bengkulu sebagai lembaga pendukung terlaksananya penelitian ini. 8. Durasi Waktu Pertunjukan Tari Jika durasi pertunjukan Tari Kejei dan Tari Andun tidak ditentukan karena sesuai dengan keinginan masyarakat itu sendiri. Maka berbeda dengan tari kreasi baru ini, durasi tari kreasi nusantara dipertunjukan dalam dua bentuk tari, yaitu Tari Kedun ditarikan dengan durasi waktu kurang lebih lima 5 menit, sedangkan Tari Gegelea Beregam dipertunjukan dalam durasi lebih dari enam 6 menit. Hal ini mengingat kemampuan anak usia sekolah dasar dalam mengingat dan menghafal gerak. Berikut contoh gambar Tari Kedun saat pengambilan video tari di kawasan Benteng Marlborough, Pantai Panjang, Kota Bengkulu. Gambar 1. Tari Kedun di Fort Marlborough Gambar 2. Tari Kedun Pengembangan Gerak Selendang di Fort Marlborough 2. Pembahasan Tari Kedun dan Tari Gegelea Beregam merupakan tari kreasi nusantara yang diciptakan dan dikembangkan dari tari tradisional Bengkulu yaitu Tari Kejei dan Tari Andun. Tari kreasi ini telah didokumentasikan dalam bentuk video pembelajaran yang sekaligus menjadi media pembelajaran berbasis digital. Video pembelajaran dapat menjadi sumber belajar bagi mahasiswa Prodi Pendidikan Guru Sekolah Dasar khususnya mahasiswa Universitas Terbuka UT dan mahasiswa Universitas Negeri Padang UNP yang masuk dalam materi matakuliah Pendidikan Seni di SD. Dengan harapan tari kreasi ini dapat disebarluaskan oleh mahasiswa Universitas Terbuka yang merupakan guru dan mahasiswa UNP sebagai calon guru,sehingga dapat memperkenalkan Tari Kedun dan Tari Gegelea beregam pada siswa Sekolah Dasar sebagai upaya memperkenalkan dan melestarikan budaya daerah agar tetap dijaga dan dipelihara terutama bagi generasi muda pewaris budaya. Berikut contoh gambar Tari Gegelea Beregam saat pengambilan video tari ini di halaman kantor UPBJJ UT Bengkulu. Gorga Jurnal Seni Rupa Volume 11 Nomor 01 Januari-Juni 2022 p-ISSN 2301-5942 e-ISSN 2580-2380 Disubmit 15 Maret 2022, direview 05 Mei 2022, dipublish 30 Juni 2022. Gambar 3. Tari Gegelea Beregam di Kantor UPBJJ UT Bengkulu Mempelajari pelajaran seni khususnya seni tari di Sekolah Dasar merupakan upaya dalam mewariskan budaya di tingkat pendidikan, hal ini sejalan dengan yang dijelaskan Anggraini 2016 bahwa pewarisan tari tradisi tidak hanya dilakukan dalam kehidupan masyarakat secara umum melainkan dapat dilakukan melalui pendidikan formal. Oleh sebab itu, memberikan materi seni tradisi melalui tari kreasi merupakan salah satu inovasi baru dalam menarik minat anak-anak terhadap pelajaran seni tradisi. Mengajarkan Tari Kedun dan Tari Gelelea Beregam pada mahasiswa yang dilanjutkan diajarkan pada siswa Sekolah Dasar itu berarti sekaligus mengajarkan tari tradisional kepada masyarakat. Sebab, ketika mengajarkan tari kreasi itu berarti bahwa guru telah mengajarkan filosofi Tari Kejei dan Tari Andun sebagai tari tradisi. Idealnya, seorang guru harus menjelaskan konsep dan latar belakang sebuah tarian secara teori terlebih dahulu sebelum mengajarkan praktik kepada para peserta didik. Menurut Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia No 22 Tahun 2006 tentang Standar Isi untuk Satuan Pendidikan Dasar dan Menengah, mengatakan bahwa pembelajaran seni tari tergabung dalam mata pelajaran Seni Budaya dan Keterampilan yang memiliki tujuan antara lain memahami konsep dan pentingnya seni budaya dan keterampilan, misalnya mempelajari Tari Kedun dan Tari Gegelea Beregam yang berarti juga mempelajari Tari Kejei dan Tari Andun sebagai tari tradisi milik masyarakat Bengkulu. Dengan mempelajari Tari Kedun dan Tari Gegelea Beregam itu berarti telah mempelajari mengetahui sejarah tari dan hubungannya dengan kehidupan masyarakat. Tari Andun dan Tari Kejei sebagai tari tradisi merupakan kebudayaan masyarakat Bengkulu berupa Warisan Budaya Tak Benda WBTB yang harus dijaga dan dipelihara oleh masyarakat pendukungnya terutama masyarakat Bengkulu. Menurut Bahar dkk 2018 kebudayaan menunjukkan identitas masyarakat tertentu yang dalam hal ini Tari Kejei dan Tari Andun sebagai tari tradisi atau Tari Kedun dan Tari Gegelea Beregam sebagai tari kreasi menunjukkan identitas masyarakat Bengkulu. Saat seseorang melihat pertunjukan Tari Andun dan Tari Kejei artinya seseorang dapat mengetahui bahwa tari tersebut menggambarkan identitas masyarakat Bengkulu. Setiap gerak, tata rias, busana, properti, musik pengiring dan tempat pertunjukan suatu tari tradisi mengandung makna yag menggambarkan identitas masyarakat pendukungnya Mikaresti, 2020. Oleh karena itu, ketika seorang guru mengajarkan tari tradisi, itu artinya guru tersebut telah mengajarkan identitas masyarakat pemilik tari tersebut. Akan tetapi, permasalahan yang ada dalam masyarakat khususnya generasi muda pewaris budaya mulai dari tingkat sekolah dasar dan sekolah menengah kurang tertarik untuk mempelajari tari tradisi ini. Salah satu penyebabnya karena secara keseluruhan tari tradisi ditampilkan sangat sederhana sehingga terkesan monoton dan membosankan. Untuk itu, menciptakan tari kreasi yang berpijak dari tari tradisi tanpa menghilangkan pakem-pakem dalam tarian tersebut menjadi salah satu solusi agar menarik minat siswa. Tari Kedun dan Tari Gegelea Beregam merupakan Tari kreasi yang diciptakan dengan mengembangkan gerak, musik, properti, desain lantai, rias, busana, panggung dan unsur pendukung tari lainnya agar lebih indah secara estetis. Tari kreasi ini telah disusun agar lebih menarik dengan tujuan untuk menarik minat pewaris budaya dalam hal ini siswa sekolah dasar agar dapat mempelajari dan melestarikan budaya daerah. Sebab, ikut memelihara budaya daerah berarti ikut memelihara budaya nasional karena budaya daerah adalah akar budaya nasional. Dengan demikian, pengajaran tari kreasi kepada mahasiswa Prodi PGSD UT dan UNP menjadi bagian dari sistem pewarisan budaya. KESIMPULAN DAN SARAN 1. Kesimpulan Berdasarkan hasil dan pembahasan yang telah dijelaskan dia atas, maka dapat disimpulkan bahwa 1. Penciptaan tari kreasi nusantara Tari Kedun dan Tari Gegelea Beregam berpijak dari tradisi milik masyarakat Bengkulu yaitu Tari Kejei dan Tari Andun. Dari satu motif gerak inti akan dikembangkan menjadi dua 2 motif gerak baru sehingga tari kreasi baru akan menghasilkan duabelas 12 motif gerak baru. 2. Terdapat dua video pembelajaran tari kreasi nusantara yang dijadikan materi untuk matakuliah pendidikan seni di SD di Prodi PGSD yaitu pertama Tari Kedun yaitu tari kreasi yang mengembangkan enam 6 motif gerak Tari Kejei dan Tari Andun menjadi duabelas 12 Gorga Jurnal Seni Rupa Volume 11 Nomor 01 Januari-Juni 2022 p-ISSN 2301-5942 e-ISSN 2580-2380 Disubmit 15 Maret 2022, direview 05 Mei 2022, dipublish 30 Juni 2022. motif gerak baru yang ditampilkan secara berurutan yang dijadikan dasar untuk menggali kreativitas mahasiswa dalam mengembangkan tari kreasi baru secara berkelompok; kedua Tari Gegelea Beregam yaitu tari yang merupakan pengembangan keduabelas motif gerak baru dikembangkan lagi dari unsur pola lantai, busana, rias, musik dan penampilannya yang dihubungkan khusus dengan perkembangan anak usia sekolah dasar. 3. Video pembelajaran tari menjadi bagian dari sistem pewarisan budaya sebab dijadikan materi perkuliahan yang dipelajari oleh mahasiswa Prodi PGSD UT dan UNP. Dengan begitu sistem pewarisan budaya terutama seni tradisi dapat diwariskan melalui pembelajaran tari kreasi nusantara yang akan dimulai dari mahasiswa guru/calon guru Prodi PGSD, dilanjutkan pada anak-anak sekolah dasar, dan seterusnya akan disebarluaskan pada masyarakat umum. 2. Saran Terciptanya Tari Kedun dan Tari Gegelea Beregam sebagai tari kreasi nusantara baru hendaknya dapat menambah khazanah budaya nusantara yang dapat diperkenalkan melalui pembelajaran jarak jauh yang mampu menjangkau siswa secara global sesuai dengan visi dan misi Universitas Terbuka. Untuk mewujudkan hal tersebut, selanjutnya dapat dilakukan upaya pewarisan budaya lainnya melalui pendidikan seni dengan cara “Menciptaan Tari Kreasi Nusantara untuk Anak Usia Sekolah Dasar” dari propinsi lain yang ada di Indonesia. Penciptaan tari kreasi baru ini merupakan upaya mewariskan tarian nusantara pada generasi penerus bangsa, memperkenalkan budaya nusantara pada dunia, serta bermanfaat untuk menambah pengetahuan pendidik di sekolah dasar. DAFTAR RUJUKAN Asyhar, Rayandra. 2011. Kreatif Mengembangkan Media Pembelajaran. Jakarta GP Press. BSNP. 2006. Standar Isi Untuk Satuan Pendidikan Dasar dan Menengah, Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar SD. Jakarta BSNP. Dewi, Ni Made Lisa Anggara dkk. 2020. Tari Kreasi Cangak Congak. Bengkulu BK Press. Kurdi, Aserani. 2011. Bahan Diklat Seni Budaya Seni Musik SMK Negeri 1 Tanjung. Tanjung SMK Negeri 1 Tanjung. Kusumastuti, Eny. 2014. Penerapan Model Pembelajaran Seni Tari Terpadu pada Siswa Sekolah Dasar. Jurnal Mimbar Sekolah Dasar Vol. 1 No. 1. Diakses secara online pada bulan Februari 2021. Lestari, W., & Totok Sumaryanto, F. 2014. Pengembangan Model Pelatihan Apresiasi Senitari Daerah Setempat pada Guru Sekolah Dasar di Kota Semarang. Prosiding Konferensi Ilmiah Tahunan Himpunan Evaluasi Pendidikan Indonesia HEPI Tahun 2014. Nurdin, Syafrudin dan Andriantoni. 2016. Kurikulum dan Pembelajaran. Jakarta Raja Grafindo Persada. Oktovan, R. N., Suryamah, D., & Dwiatmini, S. 2021. Pewarisan Budaya dalam Kesenian Bringbrung di Kelurahan Ledeng, Kecamatan Cidadap Hilir, Kota Bandung. Jurnal Budaya Etnika, 42, 114-125. Paluseri, Dais Darmawan dkk. 2017. Penetapan Warisan Budaya Tak Benda Indonesia Tahun 2017. Jakarta Direktorat Warisan dan Diplomasi Budaya Direktorat Jenderal Kebudayaan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. Rusman. 2012. Model-Model Pembelajaran Mengembangkan Profesionalisme Guru. Jakarta RajaGrafindo Persada. Sapitri, Y. 2016. Aplikasi Motif Tanduk dalam Pengembangan Motif Hias Batik Garutan Doctoral dissertation, Universitas Pendidikan Indonesia. Sari, M. 2012. Peran Literasi Sains dalam Ekonomi Global. Literasi SAINS, 31, 13-13. Susanti, D. 2015. Penerapan Metode Penciptaan Alma Hawkins Dalam Karya Tari Gundah Kancah. Ekspresi Seni Jurnal Ilmu Pengetahuan Dan Karya Seni, 171, 41-56. Syefriani, S. 2016. Tari Kreasi Baru Zapin Seribu Suluk Pada Masyarakat Pasir Pengaraian Kabupaten Rokan Hulu. KOBA, 31, 13-13. Tamara, Y. M. C., & Desyandri, D. 2019. Peningkatan Penguasaan Lagu Daerah Nusantara Menggunakan Multimedia Adobe Flash CS6 di Kelas V SDN 05 Air Tawar Barat. e-Journal Pembelajaran Inovasi, Jurnal Ilmiah Pendidikan Dasar, 79. Trilling dan Fadel. 2009. 21st Century Skills Learning for Life in Our Times. Jossey Bass USA. Wiflihani, W. 2012. Kontribusi Seni Bagi Pendidikan. JUPIIS Jurnal Pendidikan Ilmu-ilmu Sosial, 41. Wulandari, S. 2012. Pelatihan Tari bagi Anak-Anak Sekolah Dasar di Sanggar Dede Nono Rukmana Kabupaten Kuningan Doctoral dissertation, Universitas Pendidikan Indonesia. Yulianti, I. 2015. Pewarisan Nilai-Nilai Budaya Masyarakat Adat Cikondang Dalam Pembelajaran Sejarah Di Madrasah Aliyah Al-Hijrah. Candrasangkala Jurnal Pendidikan dan Sejarah, 11, 112-133. MelissaRully Widyanti Eka PutriHanafi Arum SaputraAri FirmansyahDolanan anak merupakan permainan tradisional yang diadopsi dari kehidupan sosial anak-anak di daerah perdesaan. Banyak sekali nilai yang dapat dipelajari dalam permainan dolanan anak. selain itu pelestarian dolanan anak juga dapat dilakukan melalui tarian yang dikreasikan. Dari latar belakang masalah tersebut ada beberapa permasalahan yaitu eksistensi dolanan anak di era globalisasi dan peran dolanan sebagai media pendidikan karakter. Salah satu upaya melestarikan dolanan anak tradisional seperti festival atau lomba dolanan anak. Hilangnya dolanan anak tradisional akan membawa dampak terutama pada unsur budaya lokal yang sudah ada terlebih dahulu. Dalam hal ini salah satu upaya nyata untuk dapat melestarikan permainan dolanan anak adalah melalui tarian-tarian kreasi. Tujuan penelitian ini, a untuk mengetahui nilai-nilai karakter dolanan anak berbasis kearifan lokal di Yogyakarta, b mengingat kembali permainan tradisional lokal yang hampir pudar. Jenis penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif. Objek penelitian ini adalah tari kreasi dolanan anak. Penelitian ini menggunakan metode studi pustaka yang didukung oleh hasil angket. Analisis data yang digunakan adalah analisis data kulitatif. Hasil penelitian menunjukan bahwa pada tarian kreasi dolanan cublak-cublak suweng, jamuran, ancak-ancak alis, jaranan, dan padang bulan memiliki nilai-nilai karakter seperti nilai kreatif, nilai kerjasama, nilai tanggung jawab dan nilai kecermatan. Wiflihani WiflihaniKontribusi seni dalam pendidikan adalah bagaimana Nilai keindahan seni tidak hanya merupakan ekspresi yang menyimak keindahan dan memperkaya khasanah batin, tetapi juga berfungsi sebagai media yang memperhalus budi pekerti manusia. Dalam hal ini, pendidikan juga sangat berperan penting bagi pemahaman apresiasi seni bagi masyarakat melalui karya seni yang ditampilkan seniman. Tidak hanya itu, seniman juga memerlukan pendidik dan kritikus seni untuk menyambungkan karya seni bagi masyarakat. Pendidikan yang memberi peluang bagi apresiasi seni yang lebih luas bagi masyarakat, akan dapat memberikan pendalaman yang lebih pada seni. Secara otomatis, seni juga akan dapat memberikan sumbangan pada proses pendidikan, mapun sebaliknya Eny Eny KusumastutiThe learning model is a fusion of dance integrated approach to free expression, discipline and multicultural. The problem is how to form and execution of an integrated model of learning the art of dance in elementary school students. The purpose of this study was to determine and implement an integrated model of learning in elementary school students. This study uses the approach of Research and Development R & D, engineering data collection through observation, interviews, and documentation, as well as the validity of the data using triangulation of data analysis process includes three grooves activities as a system, namely data reduction, data presentation, and conclusion. The results showed that the integrated model of learning dance implemented through three stages 1 disciplinary approaches, 2 using a multicultural approach that includes process flow that is penengenalan appreciation, understanding, appreciation and evaluation, 3 approach in which free expression using creation method which ideas and concepts, plugging into a new motion products. Advice, elementary school teachers should use the integrated arts learning model that students have the experience to appreciate and be creative. Keywords integrated learning model, free expression, discipline, Mengembangkan Media PembelajaranRayandra AsyharAsyhar, Rayandra. 2011. Kreatif Mengembangkan Media Pembelajaran. Jakarta GP Isi Untuk Satuan Pendidikan Dasar dan MenengahBSNP. 2006. Standar Isi Untuk Satuan Pendidikan Dasar dan Menengah, Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar SD. Jakarta Kreasi Cangak CongakNi DewiDewi, Ni Made Lisa Anggara dkk. 2020. Tari Kreasi Cangak Congak. Bengkulu BK Model Pelatihan Apresiasi Senitari Daerah Setempat pada Guru Sekolah Dasar di Kota Semarang. Prosiding Konferensi Ilmiah Tahunan Himpunan Evaluasi Pendidikan Indonesia HEPI TahunW LestariF SumaryantoLestari, W., & Totok Sumaryanto, F. 2014. Pengembangan Model Pelatihan Apresiasi Senitari Daerah Setempat pada Guru Sekolah Dasar di Kota Semarang. Prosiding Konferensi Ilmiah Tahunan Himpunan Evaluasi Pendidikan Indonesia HEPI Tahun dan Pembelajaran. Jakarta Raja Grafindo PersadaSyafrudin NurdinDan AndriantoniNurdin, Syafrudin dan Andriantoni. 2016. Kurikulum dan Pembelajaran. Jakarta Raja Grafindo Warisan Budaya Tak Benda Indonesia TahunPaluseriPaluseri, Dais Darmawan dkk. 2017. Penetapan Warisan Budaya Tak Benda Indonesia Tahun 2017. Jakarta Direktorat Warisan dan Diplomasi Budaya Direktorat Jenderal Kebudayaan Kementerian Pendidikan dan Pembelajaran Mengembangkan Profesionalisme Guru. Jakarta RajaGrafindo PersadaRusmanRusman. 2012. Model-Model Pembelajaran Mengembangkan Profesionalisme Guru. Jakarta RajaGrafindo Motif Tanduk dalam Pengembangan Motif Hias Batik Garutan Doctoral dissertationY SapitriSapitri, Y. 2016. Aplikasi Motif Tanduk dalam Pengembangan Motif Hias Batik Garutan Doctoral dissertation, Universitas Pendidikan Indonesia. KerajinanTopeng: 2012. 40 Mahasiswa Asing Belajar Membatik Topeng Kayu. TRIBUNJOGJA.COM, GUNUNGKIDUL - Sebanyak 40 mahasiswa dari 18 negara asing mengikuti home stay dengan tajuk "Culture Camp 2012" di Gunung Api Purba Nglanggeran, Patuk, Gunungkidul. Mahasiswa tersebut akan menginap dan tinggal di rumah penduduk setempat Jakarta - Perkembangan tari di Indonesia semakin berkembang seiring berjalannya waktu, terutama pada tari kreasi. Tari kreasi ini juga sering disebut sebagai tari kreasi tari kreasi sendiri merujuk kepada kombinasi antara nilai tari tradisional dengan modern. Singkatnya, tari kreasi lebih kepada tari tradisional yang dikreasikan sedemikian rupa dengan gerakan-gerakan yang tak kalah menarik dan menjunjung nilai dari buku Pembelajaran Tari dalam Kurikulum PAUD, pembentukan tari kreasi ini sebagai salah satu langkah untuk melestarikan tari tradisional. Selain itu, tari kreasi juga mencegah tari tradisional agar tidak kreasi juga cenderung disukai oleh anak-anak karena gerakannya yang energik dan lincah. Selain itu, tari kreasi juga tidak terikat kepada standar tari yang pada tari kreasi dibentuk sesuai kreasi penata tari dengan tetap menyesuaikan dan memelihara nilai artistiknya dengan karakteristik lincah. Tari kreasi ini kerap ditampilkan pada penampilan utama sebagai tari pembuka yang bersifat non itu, tari kreasi juga memiliki ciri dan jenisnya tersendiri. Untuk lebih lengkapnya, simak beberapa penjelasan di bawah dari buku Seni Budaya dan Prakarya SD karya Dra. Lilin Candrawati S., tari kreasi memiliki beberapa ciri yang juga menjadi karakteristik tersendiri. Ciri ciri dari tari kreasi antara lain- Gerakannya tidak terlalu sulit dan mudah dihafal, sehingga banyak digemari oleh anak anak- Durasi waktunya cenderung lebih singkat ketimbang tari tradisional pada umumnya- Mengutamakan gerak eksplorasi- Makna atau pesan dari tarian sebagai ungkapan ekspresi pribadi- Tidak menunjukkan identitas kulturalJenis-jenis Tari KreasiSelain memiliki ciri, tari kreasi juga dapat digolongkan ke dalam dua jenis. Hal ini sebagaimana dinyatakan oleh Arina Restian dalam bukunya dengan judul Koreografi Seni Tari Berkarakter Islami untuk Anak Sekolah Tari Kreasi Baru Berpola TradisiTari kreasi yang satu ini dilandasi oleh kaidah kaidah tari tradisi yang diambil dari khasnya tersebut. Baik itu dalam koreografi tariannya maupun pengambilan cerita yang menyangkut sentuhan itu, musik, rias dan busana, serta tat teknik pentasnya juga diambil dari tradisi tertentu. Meskipun ada pengembangan, namun tidak menghilangkan esensi Tari Kreasi Baru Tidak Berpolakan Tradisi Non TradisiTari kreasi ini koreografinya bersifat lebih atraktif dan tidak monoton. Selain itu tari ini juga memiliki karakteristik yang lebih menarik dan tersebut dapat dilihat dari rian dan busananya serta tata teknik pentasnya. Meskipun tidak menggunakan pola pola tradisi, namun bukan berarti tidak menggunakan unsur unsur tradisi sama ini biasa disebut sebagai tari modern. Secara bahasa modern berasal dari kata Latin "modo" yang memiliki arti baru itulah pengertian dari tari kreasi beserta ciri dan jenisnya. Semoga penjelasan di atas dapat bermanfaat ya, detikers! Simak Video "Ganjar Jadi Dewan Kehormatan Paguyuban Seni Budaya Banten" [GambasVideo 20detik] lus/lus
Agarbudaya-budaya lokal Indonesia ini tidak punah, anda harus mempunyai prinsip agar anda tidak mudah terpengaruh budaya asing tersebut, dan caranya ada di penjelasan berikut ini. 1. Jadikan budaya anda adalah identitas anda. Pertama, anda harus menjadikan budaya lokal anda sebagai identitas anda.
Ilustrasi penari menampilkan sebuah tari tradisional. Foto PixabayFenomena seni tari tunggal bukan merupakan hal yang asing bagi masyarakat Indonesia. Tari tunggal adalah tari yang dalam pementasannya dibawakan oleh seorang penari. Tari tunggal lebih menampilkan ekspresi yang dibawakan tunggal dapat dibawakan oleh seorang penari pria maupun wanita. Mengutip buku Seni Budaya untuk SMA Kelas XI karangan Harry Sulastianto dkk 2006 41, tari tunggal dapat dibedakan menjadi tiga macam, yaituIni adalah tari yang dibawakan oleh seorang penari untuk kebutuhan upacara. Contohnya Tarian Sang Hyang Jaran, Tarian Sang Hyang Lelipi, dan Tarian Sang Hyang Dedari2. Tari tunggal tradisionalTarian ini dibawakan oleh penari tunggal yang menarikan tarian daerah atau etnis tertentu dan bertujuan sebagai tontonan. Contohnya Tari Golek Gaya Yogyakarta, Tari Wayang Sunda, dan Tari Topeng Tari tunggal kreasi baruTarian ini dibawakan oleh seorang penari yang membawakan karya koreografer yang diketahui nama penciptanya. Koreografer tarian ini memiliki ciri khas tertentu. Contohnya adalah Tari Kebyar Terompong ciptaan I Mario dari Bali, Tari-Tari Putri karya R. Tjetje Sumantri dari Jawa Barat, dan Tari Jaipong karya Gugum apa saja unsur-unsur yang termuat di dalam tari tunggal? Apa perananan tari tunggal yang hingga kini masih eksis di kalangan masyarakat? Simak uraian lengkapnya berikut harus menguasai unsur estetis tari tunggal agar tarian yang dibawakan lebih hidup. Foto PixabayUnsur Estetis Tari TunggalDirangkum berdasarkan buku Pasti Bisa Peringkat 1 Rangkuman Pelajaran SMP Kelas 2 oleh Tini Rustini, dkk 2011 399, unsur estetis tari tunggal dapat dibagi menjadi dua macam, yaitu unsur dasar dan unsur pokok. Adapun berbagai unsur dasar tari tunggal, yaituGerak, merupakan bahasa atau pengucapan yang diungkapkan seorang penari. Gerak yang dimaksud adalah gerak badaniah seperti tangan, kepala, dan memiliki fungsi sebagai pendukung gerakan, pengatur gerak, penguat ungkapan gerak, dan pemberi ilham pada setiap gerakan yang dilakukan penggunaan ruang dalam tari tunggal harus sesuai dengan kebutuhan gerak. Terdapat berbagai jenis dan penggunaan ruang, yaitu ruang sempit, ruang sedang, dan ruang lahirnya gerak dalam tari tentunya harus didukung oleh penggunaan tenaga yang cukup lincah sesuai dengan dalam sebuah tarian digunakan untuk pengaturan dinamika unsur dasar yang harus dikuasai oleh penari, terdapat unsur pokok yang tidak kalah penting agar tari tunggal terlihat semakin hidup. Unsur pokok dalam tari tunggal di antaranya meliputiWiraga, yaitu kemampuan penari dalam membawakan tarian secara keseluruhan. Wirama, yaitu kemampuan penari secara musikal dalam membawakan tarian yang selaras dengan musik yang mengiringinya. Wirasa, yaitu kemampuan penari dalam mengekspresikan tarian sesuai dengan konteks serta karakter tarian yang tunggal merupakan seni mengekspresikan perasaan terdalam yang dialami manusia. Foto PixabayPeranan Tari TunggalSaat ini, tari tunggal masih banyak digemari oleh sebagian masyarakat. Tari tunggal dapat digunakan sebagai hobi, hiburan, tontonan, hingga masuk ke dalam salah satu materi pembelajaran di bangku tari tunggal sebenarnya sudah ada sejak zaman dahulu, yang terus berkembang dan diturunkan dari satu generasi ke generasi berikutnya. Melalui tari tunggal, banyak nilai kehidupan positif yang dapat diambil manfaatnya bagi manusia, baik secara pribadi maupun tunggal dapat diperlihatkan sebagai sebuah makna kehidupan, karena mampu mengekspresikan perasaan-perasaan terdalam saja tiga macam tari tunggal?Apa yang dimaksud dengan tari tunggal kreasi baru?Apa fungsi irama sebagai unsur dasar tari tunggal? merupakantarian yang berlatar belakang kisah cuinta Raja dari lasem. Diterikan secara dinamis dan memikat hati. Busana yang digunakan dalamTari Legong Sambeh Bintang ini, di antaranya adalah gelungan, gelang tangan, kain kancan (tutup dada), selendang kuning diikat ujungnya di kelingking, sabuk dalam (stagen), selendang biasa di
Apa saja bahan yang digunakan untuk memproses kulit mentaha. kipas angin, blower, ampelas b. jemuran, tali, ampelas c. kipas angin, blower, kursi d. j … emuran, kursi, kipas angin​
TarianIndonesia mencerminkan kekayaan dan keanekaragaman suku bangsa dan budaya Indonesia. Terdapat lebih dari 700 suku bangsa di Indonesia: dapat terlihat dari akar budaya bangsa Austronesia dan Melanesia, dipengaruhi oleh berbagai budaya dari negeri tetangga di Asia bahkan pengaruh barat yang diserap melalui kolonialisasi. Setiap suku bangsa di Indonesia
Pengertian Tari Kreasi. Foto PixabayPengertian tari kreasi tidak jauh berbeda seni tari pada umumnya. Tari kreasi merujuk pada kombinasi antara nilai tari tradisional dengan tari modern. Tari kreasi sering juga disebut tari kreasi baru. Memang, tari kreasi tergolong jenis tarian baru yang berkembang di masyarakat. Simak penjelasan lebih lanjut tentang tari kreasi di bawah Tari KreasiMemahami Tari Kreasi. Foto PexelsSeperti yang sudah dijelaskan sekilas di atas, tari kreasi adalah perpaduan gerak tari tradisional dan tari modern. Jadi, tari kreasi tidak memiliki keterikatan terhadap pakem, aturan dan keharusan tertentu sebagaimana tari kreasi adalah hasil inovasi serta pengembangan di dalam seni tari dengan tujuan agar tarian bisa lebih mudah diterima di gerakan yang ada di dalam tari kreasi disesuaikan dengan ide sang penata tari. Gerakannya juga tetap menyesuaikan dan memelihara nilai artistik serta karakteristik lincahnya. Tari kreasi biasanya ditampilkan dalam sebuah pertunjukan sebagai penampilan utama yang termasuk ke dalam tari pembuka non formal. Tarian ini dilakukan secara tunggal, berpasangan, atau berkelompok. Ciri-ciri Tari KreasiCiri-Ciri Tari Kreasi. Foto PexelsMengutip buku Seni Budaya dan Prakarya SD karya Dra. Lilin Candrawati S., tari kreasi memiliki beberapa ciri, yakni sebagai berikutGerakannya tidak terlalu sulit dan mudah dihafal, sehingga banyak digemari anak waktu tariannya cenderung lebih singkat dibandingkan tari tradisional pada kreasi mengutamakan gerak atau pesan dalam tari kreasi adalah sebagai ungkapan ekspresi kreasi tidak menunjukkan identitas dalam Tari KreasiUnsur dalam Tari Kreasi. Foto UnsplashDalam tari kreasi, terdapat unsur-unsur utama yang wajib ada dalam tarian Unsur WiragaUnsur utama yang pertama adalah raga atau wiraga. Unsur wiraga maksudnya penari wajib menampilkan gerakan badan, baik itu pada posisi duduk maupun pada posisi berdiri. Gerakan badan saat menari terdiri dari gerak murni dan gerak maknawi. Gerakan murni artinya suatu tarian yang tidak memiliki maksud tertentu. Sedangkan gerak maknawi berarti suatu gerakan memiliki maksud serta tujuan tertentu. Makna tersebut biasanya bisa ditebak para penonton maupun para penikmat Unsur WiramaUnsur irama artinya adalah setiap gerakan pada tari harus bersifat ritmis sesuai dengan alunan musik yang mengiringinya. Beberapa tarian menggunakan alunan musik, tapi sebagian lainnya menggunakan iringan irama tepukan tangan, hentakan kaki ataupun hitungan yang dibawakan para penari. 3. Unsur WirasaUnsur wirasa atau rasa artinya adalah suatu tarian harus bisa menyampaikan sebuah pesan perasaan dari setiap gerakan yang dibawakan para penari. Unsur wirasa juga bisa menyatu dengan irama yang dibawakan saat Tari KreasiJenis-jenis Tari Kreasi. Foto UnsplashTari kreasi memiliki dua jenis, sebagaimana yang dijelaskan dalam buku Koreografi Seni Tari Berkarakter Islami untuk Anak Sekolah Dasar karya Arina Tari Kreasi Berpola TradisiJenis tari kreasi berpola tradisi adalah suatu tari kreasi yang dilandasi kaidah tertentu pada tari tradisi, baik itu dari segi koreografi, musik, tata busana, dan lain sebagainya yang tidak menghilangkan sentuhan adalah tari Nandak Golek dari Betawi yang merupakan pengembangan gerak dari Tari Topeng Betawi dengan iringan musik gamelan topeng serta properti Tari Kreasi Tidak Berpolakan Tradisi Non TradisiTari kreasi non tradisi artinya tarian yang melepaskan diri dari segala hal yang menyangkut tari tradisi. Koreografinya bersifat lebih atraktif dan tidak monoton. Selain itu, karakteristiknya lebih menarik dan ritmis. Contohnya adalah tari itulah penjelasan mengenai tari kreasi. Semoga penjelasan ini membantumu lebih paham, ya!Apa itu unsur wiraga dalam tari?Apa contoh tari kreasi berpola tradisi?Apa contoh tari kreasi non tradisi?
Tarikreasi adalah tari baru yang dirangkai dari perpaduan gerak tari tradisional kerakyatan dengan tradisional klasik gerak ini bermula dari satu daerah atau berbagai daerah di
Tari Kreasi Baru – Kreativitas seni menjadikan seseorang menciptakan karya, yang pada akhirnya dianggap sebagai budaya suatu daerah. Hal ini juga dilakukan oleh pekerja seni tari, yang kerap menciptakan tari kreasi baru. Tak jarang, popularitas tarian tersebut membuatnya dianggap sebagai tari tradisional sebuah daerah. Perbedaan Tari Kreasi Baru dan Tari Tradisional Istilah tari kreasi baru barangkali sering didengar. Namun, masih banyak yang mengira bahwa tarian ini merupakan tarian tradisional yang dimodernisasi. Sebenarnya keduanya adalah jenis tarian yang berbeda. berikut beberapa perbedaannya 1. Sifat Tarian Perbedaan yang pertama adalah dari sifat tariannya. Tari tradisional memiliki sifat kedaerahan dan memberikan ciri yang sangat khas, menunjukkan suatu daerah. Misalnya tari tradisional dari daerah Jawa, umumnya identik dengan gerakan lemah gemulai dengan iringan musik yang sangat pelan. Namun, gerakan tari tradisional dari Kalimantan akan terasa lebih bersemangat. Sementara itu, tari kreasi bersifat lebih modern. Tidak ada gerakan yang menampilkan secara khusus ciri khas suatu daerah. Tarian yang dikreasikan seniman jawa bisa saja memiliki gerakan yang lincah dan energik. Demikian halnya dengan gerakan yang gemulai dari daerah lain. 2. Asal-usul Tarian Perbedaan kedua adalah terkait dengan asal-usul tarian. Tari tradisional merupakan warisan dari leluhur yang sudah disajikan bertahun-tahun dan turun-temurun. Sementara itu, tari kreasi baru merupakan sebuah sajian kreativitas dari koreografer masa kini. 3. Penggunaan Musik Pendukung Lazimnya, tari tradisional akan menggunakan musik pengiring yang juga sesuai dengan tradisi daerahnya. Mulai dari gamelan, talempong, kecapi dan alat musik tradisional lainnya. Namun, jika mencermati tari kreasi atau tari modern, musik yang digunakan sebagai pengiring sangat beragam menyesuaikan dengan gerakan yang diciptakan. 4. Kostum Penari Selain menampilkan kekhasan gerak dan lagu, tari tradisional juga menampilkan pakaian adat sebagai kostum para penarinya. Akan tetapi, berbeda dengan tari modern yang umumnya tidak terikat dengan kostum. Pakaian penari merupakan hasil kreasi dari masing-masing pencipta tari. Baca Juga Tari Kuda Lumping Jenis Tari Kreasi Baru Jika membedakan tari kreasi baru yang bermunculan, maka ada 2 jenis tari modern. Keduanya bisa dibedakan dari penampilan para penarinya, dan juga properti yang digunakan ketika menampilkan tarian. Tari kreasi baru pola tradisi. Pada jenis ini, koreografer akan melakukan perubahan pada konsep tarian yang sudah ada. Makna serta pesan yang sudah ada tidak akan diubah, melainkan dibuat lebih kreatif sehingga sesuai dengan perkembangan zaman. Tari kreasi baru tidak berpola tradisi. Jeni ini yang disebut dengan tari modern, karena sama sekali tidak terlihat unsur tradisi di gerakannya. Semuanya benar-benar berdasarkan kreasi dari koreografer. Bukan hanya dari gerakan, dari properti seperti kostum pun keduanya dapat dilihat dengan mudah. Saat ini, siapapun bisa menciptakan tari kreasi baru hanya dengan bermodal iringan musik dan membuat gerakan bebas. Jenis Tarian Kreasi Baru Berpola Tradisi Sesuai dengan jenisnya, maka tarian ini pada dasarnya memberikan warna baru pada tari tradisional yang sudah ada. Selain itu, tari kreasi baru jenis ini juga mempertahankan penggunaan properti tradisional. 1. Nguri – NTB Salah satu tarian dari Nusa Tenggara Barat. Berasal dan berkembang ketika zaman kerajaan Sumbawa. Menurut sejarah, Tari Nguri sebenarnya ditampilkan sebagai hiburan raja. Namun saat ini tarian ini bisa menjadi pertunjukan ketika menyambut tamu. Jika mencermati kelahiran tari kreasi asal Sumbawa ini, tari Nguri termasuk tarian kreasi baru yang tertua di Indonesia. Tari ini sudah tercipta sejak awal abad ke-20. Nguri juga sudah menjadi sajian untuk tamu-tamu kedinasan yang datang ke NTB. Baca Juga Tari Kuntulan 2. Tari Merak Banyak kalangan yang sudah mengenal tari merak ini hingga ke belum banyak yang tahu bahwa tarian ini sebenarnya bukan tari khas tatar sunda. Akan tetapi, tari merak tercipta dari tangan pekerja seni di Jawa Barat. Tari elok ini memang berasal dari Jawa Barat, yang pada awalnya dikenalkan oleh seniman Sunda Raden Tjetjep Soemantri. Jenis tari kreasi baru ini, seperti namanya, memang terinspirasi oleh burung merak dan perilakunya. Salah satu daya tarik dari tarian ini adalah kostum yang tidak biasa. Kostum tari merak dibuat dengan sangat detail dan indah, sehingga benar-benar melambangkan burung merak yang mempesona. Lengkap dengan ornamen bulu dan siger, semakin mempertegas kesan layaknya burung merak yang cantik. Pada umumnya kostum yang digunakan dibuat benar-benar serupa dengan burung merak yaitu dengan warna hijau, biru dan hitam. Hal ini semakin mempertegas cerita, selain menjadikan keseluruhan tarian memiliki nilai estetik yang tinggi. 3. Tari Rara Ngigel Kreasi tari berikutnya datang dari Yogyakarta. Daerah ini memang terkenal dengan kreativitas budaya yang mendunia. Tari Rara Ngingel adalah salah satunya, yang diciptakan oleh putri seorang seniman kawakan Bagong Kusudiardjo. Tarian ini menceritakan tentang seorang gadis yang telah tumbuh remaja. Di dalam pergaulannya, gadis remaja tersebut juga berkenalan dengan seorang pria. Sajian tari ini diperankan oleh sepasang pria dan wanita. 4. Tari Kupu-Kupu Bali juga memberikan khazanah baru di dunia seni tari. Salah satu tari kreasi dari Pulau Dewata ini adalah Tari Kupu-kupu, yang kerap ditampilkan pada event-event internasional. Seperti namanya, tari kupu-kupu adalah visualisasi gerak dari seekor kupu-kupu. Kostum yang dipakai pun sangat modern dan sangat menarik perhatian. Apalagi, ditambah dengan properti yang menegaskan kesan layaknya kupu-kupu yang terbang kian kemari, di kedua tangan dan penutup kepala. Baca Juga Tari Kupu Kupu 5. Tari Manipuren Masih di Pulau Jawa, tari Manipuren merupakan salah satu kreasi seni tari yang mengadopsi tarian India. Namanya diambil dari salah satu daerah di India bagian Timur yaitu Manipur. Koreografer kemudian mengembangkan cerita menjadi gerakan-gerakan tari yang indah. Penciptanya adalah S. Maridi, yang memperhatikan gadis desa di Manipur, tepatnya di tepi Sungai Gangga. Hal itu kemudian menjadi inspirasi sehingga terciptalah tarian India dari pulau Jawa. 6. Tari Yapong Bagi penduduk DKI Jakarta, tari Yapong tentu sudah tak asing di dengar. Namun tak banyak yang tahu bahwa tarian ini adalah salah satu kreativitas dari seniman tari Indonesia, Bagong Kusudiardjo. Tari Yapong pertama kali dipentaskan tahun 1977. Pada saat itu, Jakarta sedang berulang tahun yang ke-450. Yapong memberikan makna mendalam di dalam cerita tariannya. Kehidupan masyarakat Jakarta yang sangat sibuk namun tetap penuh tradisi, menjadi satu gerakan indah dalam tari ini. Tari Yapong kerap dipentaskan di acara-acara kedinasan DKI Jakarta. 7. Ongkek Manis Provinsi Jawa Timur juga menyumbangkan kreativitasnya bernama tari Ongkek Manis. Tarian tunggal ini dibawakan oleh seorang wanita, menceritakan wanita remaja yang mulai menapaki lika-liku kehidupan dewasa. Properti yang digunakan benar-benar mencerminkan tarian jawa. Mulai dari penggunaan jarik, kipas dan sampur. Seniman pencipta tari ini sebenarnya berasal dari Yogyakarta. Namun, tarian ini dikenalkan dan dikembangkan di Jawa Timur, sehingga menjadi tari kreasi dari daerah Jawa Timur. 8. Tari Roro Wilis Yogyakarta kembali menyuguhkan kreativitasnya melalui tari Roro Wilis. Tarian ini bebas dibawakan oleh pria atau wanita, bahkan bisa juga berpasangan. Kostum yang digunakan adalah busana adat jawa lengkap. Jenis Tarian Kreasi Baru Non Tradisional Selain tarian yang berpola tradisi, ada juga tarian modern yang diciptakan benar-benar atas dasar kreativitas koreograger. Tarian ini sama sekali tidak memberikan simbol daerah tertentu, bahkan cenderung kekinian dengan pakaian dan musik yang sangat bebas. Meskipun terbilang bebas, namun dalam pementasannya tari semacam ini juga harus memperhatikan etika dan budaya ketimuran yang ada di Indonesia. Misalnya, tidak dipertontonkan dengan pakaian yang kurang sopan di depan umum. 1. Hip-hop Dance Kawula muda generasi milenial pasti kenal dengan ajang musik hip-hop yang kerap dibarengi dengan battle dance. Tarian yang dikreasikan dengan musik bergenre hip-hop ini termasuk salah satu kreativitas modern yang tidak terikat dengan tradisi. Berkembang di Amerika, hip-hop dance juga banyak digandrungi oleh anak muda di Indonesia. Bahkan, tak sedikit yang melangkahkan kakinya ke ajang hip-hop dance di kancah internasional. tarian ini memadukan elemen rap, DJ, dan Breakdance. Paduan musik yang dinamis dan gerakan yang sangat kreatif, membuat tarian ini juga sangat bervariasi dari masa ke masa. Sebarannya pun terbilang cepat hingga ke seluruh dunia. 2. Break Dance Jenis tari ini bisa dikatakan sebagai tarian jalanan dari anak mudah Afro-Amerika. Awal kemunculannya adalah pada tahun 1970, dari bagian selatan New York. Breakdance disebut juga b-boying, b-girling dan breaking. Gerakan yang sangat fleksibel mengikuti irama, menjadikan breakdance sangat dinamis dan modern. Sama sekali tidak ada budaya yang mempengaruhi tarian ini. Semuanya hanya mengandalkan keahlian dan keterampilan musikalitas dan mengolah gerakan yang kreatif dan variatif. 3. Ballroom Dance Bukan hanya di Indonesia, Ballroom dance telah lama populer di berbagai belahan dunia. Bahkan, ada kompetisi internasional yang melombakan tarian kreasi ini sehingga mengangkat nilai dari karya seni ini menjadi sangat tinggi. Jika pernah mendengar tarian atau gerakan dengan iringan musik waltz, tango atau quickstep, itu merupakan jenis-jenis dari ballroom dance yang populer dan kerap dikompetisikan secara internasional. Gerakan dasarnya terbilang mudah, namun kreasi dari gerakan tersebut membutuhkan kecermatan pola dan ketukan yang tepat. Jenis lain dari tarian ini adalah cha-cha, samba, ataupun rumba yang juga banyak dilombakan di kancah internasional. Semuanya memiliki tingkat kesulitan masing-masing. Namun, tak sedikit yang ingin mempelajari tarian-tarian ini hingga memenangkan kompetisinya. 4. Robot Dance Seperti namanya, tarian ini memang mirip sekali dengan gerakan robot. Gerak kaku dan patah-patah menjadi ciri khas dari robot dance. Tampaknya sederhana, namun ternyata cukup sulit untuk ditirukan. Di kalangan penari kreasi baru, tarian robot ini sangat populer. Salah satu yang menjadi ikon adalah Michael Jackson yang pernah menampilkan moonwalk disertai gerak tari ala robot. Seperti halnya tari kreasi modern, musik menjadi panduan untuk ketukan dan variasi gerakan. 5. Blood-Elf Tarian ini bisa dikatakan sebagai versi terbalik dari robot dance. Jika tarian robot bergerak sangat kaku, maka blood-elf menampilkan gerak yang sangat lentur dan luwes. Para penari harus melatih fleksibilitas tubuhnya, sehingga menarik penonton dengan irama tari yang modern. Penutup Artikel Tari Kreasi Baru Adanya berbagai tari kreasi baru di Indonesia semakin menjadi bukti bahwa kreativitas seni bisa mengharumkan nama bangsa di mata dunia. Tari merak menjadi salah satu fakta, bahwa dunia internasional masih memandang budaya Indonesia sehingga sudah sepatutnya masyarakat bangga dengan hal tersebut. Tari Kreasi Baru Tarikreasi baru merupakan salah satu contohnya. Seperti tahun lalu, pagelaran nantinya, secara konsep, masih sama seperti tahun lalu. Disediakan box gratis sebanyak 20 buah untuk setiap kabupaten
agar digemari masyarakat tari kreasi baru harus dan variatif penyajian cepat unsur gerak rumit kostum gambar Jawabanya= membantu
BaliLegong Jobog Tarian ini, seperti biasa, dimainkan sepasang legong.; Yogjakarta Tari Golek Menak merupakan salah satu jenis tari klasik gaya Yogyakarta; Jawa Tari Topeng Kuncaran merupakan sebuah tarian yang mengisahkan dendam kesumat seorang raja karena cintanya ditolak.; Kalimantan Tari Zapin Tembung, Merupakan suatu tari pergaulan dalam masyarakat Tari kreasi adalah salah satu bagian dari perkembangan seni tari yang terus mengalami perubahan mengikuti perkembangan zaman. Perubahan seni tari termasuk tari kreasi juga terkait dengan perkembangan kehidupan masyarakat yang tak pernah berhenti, tidak terputus satu sama lain, melainkan saling berkesinambungan. Dalam semangat yang sama, tari kreasi juga hadir sebagai tari yang memiliki kebebasan serta dipengaruhi oleh perkembangan zaman serta interaksi antarruang dengan daerah-daerah lain. Lalu sebetulnya apa itu tari kreasi? Apa saja contohnya? Bagaimana konsepnya? Apa saja keunikannya? Berikut adalah berbagai uraian dan penjelasan mengenai tari kreasi. Pengertian tari kreasi adalah jenis tari yang koreografi nya masih bertolak pada tari tradisional atau pengembangan dari pola-pola tari yang sudah ada Tim Kemdikbud, 2017, hlm. 78. Pada awalnya, tari kreasi merupakan pengembangan dari tari rakyat dan tari klasik semata. Namun, selanjutnya tari kreasi baru muncul pula karena adanya panduan gerak dari berbagai daerah atau dengan masuknya gerak tari dari negara lain, dikembangkan dengan unsur tradisi yang ada dan iringan musik yang bervariasi. Tari kreasi mempunyai bentuk mengekspresikan artistik yang bersifat individual dan lebih menekankan pada ekspresi dan estetika dari pertunjukannya. Terbentuknya tari kreasi karena dipengaruhi oleh gaya tari daerah lain atau negara lain maupun hasil kreativitas penciptanya. Contoh Tari Kreasi Beberapa contoh tarian yang termasuk pada tari kreasi adalah Tari Gebyar Trompong, Tari Oleg Tambulilingan, Tari Manuk Rawa Bali, Tari Karonsih Jawa tengah, Tari Kipas, dan Tari Mainang Pulo Kampu Sumatra. Jenis Tari Menurut jenisnya, secara umum tari digolongkan menjadi tiga, yaitu Tari Rakyat Tari yang berkembang di lingkungan masyarakat lokal, hidup dan berkembang secara turun temurun. Tari Klasik Tari yang berkembang di keraton. Tari ini memiliki pakem-pakem tertentu dan nilai-nilai estetis yang tinggi. Tari Kreasi Baru Tari yang dikembangkan sesuai dengan perkembangan zaman, namun pada dasarnya tidak menghilangkan nilai-nilai tradisi itu sendiri. Sementara itu, tari kreasi juga dapat diklasifikasikan menjadi dua macam yang akan dipaparkan pada pemaparan di bawah ini. Jenis Tari Kreasi Seperti yang telah dijelaskan sebelumnya, tari kreasi dari berbagai daerah tentunya memiliki keragaman dan keunikan yang berbeda dengan kawasan lainnya. Perkembangan seni, termasuk seni tari terus terjadi secara alami dan sesuai dengan tuntutan zaman. Oleh karena itu, muncul keragaman seni tari baik di Nusantara maupun di luar Nusantara mancanegara. Terdapat beberapa tari yang masih berpegang teguh pada nilai-nilai tradisi, ada pula yang mengusung modernitas sepenuhnya. Oleh karena itu, jenis tari kreasi dapat digolongkan menjadi dua yaitu tari kreasi berpolakan tradisi dan tari kreasi baru yang tidak berpolakan tradisi nontradisi. Tari kreasi berpolakan tradisi Tari kreasi berpolakan tradisi adalah tari kreasi yang dilandasi oleh kaidah-kaidah tari tradisi baik dalam koreografi , musik/karawitan, tata busana dan rias, maupun tata teknik pentasnya, tanpa menghilangkan esensi tradisinya Tim Kemidkbud, 2017, hlm. 79. Salah satu contoh tari kreasi baru yang berpolakan tradisi adalah tari Nandak Gojek dari Betawi yang merupakan pengembangan gerak tari Topeng Betawi dengan iringan musik gamelan topeng dan properti tari, yaitu payung. Tari kreasi baru tidak berpolakan tradisi nontradisi Tari kreasi baru nontradisi adalah tari kreasi yang garapannya melepaskan diri dari pola-pola tradisi baik dalam hal koreografi , musik, rias, dan busana maupun tata teknik pentasnya. Salah satu tari kreasi baru nontradisi, yaitu tari kontemporer. Keunikan Gerak Tari Kreasi Tari kreasi mengalami perkembangan dari pola-pola tarian nusantara yang telah ada. Susunan tari kreasi tidak terikat pada pola gerak dan aturan yang baku. Koreografi dan teknik gerak tari kreasi dapat menyesuaikan pada keadaan yang saat ini sedang tren. Selain itu, kita juga dapat mengambil inspirasi dari berbagai tari tradisi atau tari kreasi lain yang telah dikembangkan. Berikut adalah beberapa di antaranya. 1. Tari Gegot Tari Gegot merupakan tari Betawi yang diciptakan oleh Entong Sukirman dan Kartini Kisam pada tahun 1976. Tarian Gegot adalah tari yang menggambarkan kehidupan para remaja putri Betawi yang sedang bersenda gurau dalam menjalankan masa remajanya, canda dan tawa mewarnai kehidupannya. Ide garapan tarian ini berangkat dari karakter topeng, panji dan jingga, di mana dua karakter tersebut mewakili kehidupan keseharian manusia dari dua karakter tersebut. Oleh karena itu dapat disimpulkan menjadi bentuk tari pergaulan dan gerak canda dapat diartikan sebagai kebersamaan. Iringan Tari Gegot adalah musik Topeng Betawi, yaitu kendang, gong, kempul, kenong tiga, kenceng, kecrek, serta rebab. Tari sebagai pertunjukan theat ri cal dance. Tari jenis ini adalah tari yang disusun sengaja untuk diperton tonkan. Oleh karena itu, dalam penyajiannya meng uta ma kan segi artistiknya, peng garapan koreografi yang baik, serta tema dan tujuan yang jelas. 2. Tari Ronggeng Blantek Tari Ronggeng Blantek diciptakan pada tahun 1985 oleh Wiwiek Widyastuti. Tari Ronggeng Blantek merupakan tari kreasi baru yang diangkat dari teater Betawi, yaitu Topeng Blantek, di mana dalam memulai sebuah pertunjukan topeng biasanya sebagai pembuka diawali dengan sebuah pertunjukan tari yang disebut Ronggeng Blantek. Dalam perkembangannya, tarian ini menjadi tarian lepas dan banyak diminati oleh masyarakat sebagai tari bentuk dan pertunjukan pada acara dalam penyambutan tamu. 3. Tari Loliyana Tari Loliyana adalah tari kreasi yang berasal dari Maluku. Pertunjukan tari Loliyana berdasarkan pada tradisi masyarakat Kepulauan Teon Nila Serua. Tari Loliyana berasal dari Upacara Panen Lola sehingga disebut tari Panen Lola. Tari Loliyana berasal dari kata Lola, yaitu pekerjaan mengumpulkan hasil laut. Proses panen lola diawali dengan pesta rakyat mengelilingi api unggun dari malam hingga subuh, dilanjutkan dengan syukuran dan doa kepada Yang Maha Kuasa demi keberhasilan panen yang akan dilaksanakan. 4. Tari Saman Tari Saman adalah sebuah tarian suku Gayo yang biasa ditampilkan untuk merayakan peristiwa-peristiwa penting dalam adatnya. Syair dalam tarian saman menggunakan bahasa Gayo. Selain itu, biasanya tarian ini juga ditampilkan untuk merayakan kelahiran Nabi Muhammad SAW. Dalam beberapa literatur menyebutkan tari Saman di Aceh didirikan dan dikembangkan oleh Syekh Saman, seorang ulama yang berasal dari Gayo Aceh Tenggara. Tari saman ditetapkan UNESCO sebagai daftar refresentatif budaya warisan manusia dalam sidang ke 6 komite antarpemerintah untuk perlindungan warisan budaya UNESCO di Bali, 24 November 2011. Unsur Pendukung Tari Kreasi Unsur pendukung menjadi sangat penting bagi seorang koreografer serta penari dalam menyampaikan makna yang terdapat pada sebuah tarian. Secara garis besar, unsur-unsur tari dapat dikelompokkan menjadi lima aspek, yaitu iringan tari, properti tari, tata rias, dan busana tari, tempat pentas, serta tata lampu dan tata suara. Unsur-unsur pendukung dalam tari antara lain adalah iringan musik, tata busana kostum, tata rias, tempat, tata lampu, dan tata suara sound. Berikut adalah penjelasan lengkap dari masing-masing unsur pendukung dalam tari. 1. Iringan Musik Musik dan tari merupakan pasangan yang tidak dapat dipisahkan satu dengan yang lainnya. Keberadaan musik di dalam tari memiliki tiga aspek dasar yang kaitannya dengan tubuh dan kepribadian manusia, yaitu melodi, ritme, dan dramatik. Ketiga aspek tersebut dapat dijelaskan sebagai berikut Sumber melodi dapat kita ketahui rangkaian nadanada, Ritme adalah degupan dari musik yang sering ditandai dengan aksen/tekanan yang diulang-ulang secara teratur, dan Dramatik, yaitu suara-suara yang dapat memberikan suasana tertentu. Salah satu contoh yaitu Tari Uncul yang diiringi musik sampyong. Musik sampyong terbuat dari bambu. 2. Properti Tari Properti merupakan semua peralatan yang digunakan untuk pementasan tari. Properti tari pada dasarnya dapat digunakan untuk memberikan keindahan bentuk pada pertunjukan tari agar garapan tari akan terlihat lebih sempurna. Penggunaan properti tari harus mempertimbangkan jenis, fungsi, dan ketepatan dalam menggunakan properti tari dengan baik dan benar. Hal ini dikarenakan dalam penggunaan properti tari perlu penguasaan dan keterampilan dari seorang penari. Properti tari yang umumnya digunakan antara lain selendang, tongkat, keris, payung, piring, panah, pohon-pohonan, dan sebagainya. 3. Tata Rias dan Busana Tari Kreasi Busana kostum dan tata rias pada seni tari adalah sarana pembantu yang berperan mendukung pertunjukan tari. Busana pada seni tari biasanya melibatkan aksesori pula. Busana dan tata rias hanyalah sarana pembantu tari. Tata busana atau pakaian adalah segala sesuatu yang dikenakan atau melekat dengan seorang penari. Busana penari merupakan sarana pembantu yang berperan mendukung perwujudan tari. Busana tari dapat dikelompokkan ke dalam lima bagian, yaitu pakaian dasar; pakaian kaki atau sepatu; pakaian tubuh; pakaian kepala; dan perlengkapan-perlengkapan. 4. Tempat Pentas Suatu seni pertunjukan selalu memerlukan tempat atau ruangan guna menyelenggarakan pertunjukan itu sendiri. Di Indonesia, kita dapat mengenal bentuk-bentuk tempat pertunjukan pentas, seperti lapangan terbuka atau arena terbuka, di pendapa dan bentuk panggung proscenium. Pada tempat terbuka, kita dapat menyaksikan pertunjukanpertunjukan tari yang diselenggarakan di halaman. Pertunjukan tari tradisional di lingkungan rakyat sering dipergelarkan di lapangan terbuka. Sementar itu, dalam kalangan bangsawan, pertunjukan kesenian sering diadakan di pendapa, yaitu suatu bangunan yang berbentuk joglo dan bertiang pokok empat, tanpa penutup pada sisi-sisinya. Sedangkan panggung proscenium penonton hanya dapat melihat dari sisi depan saja. 5. Tata Lampu dan Tata Suara Sarana dan prasarana yang ideal bagi sebuah pertunjukan tari adalah jika gedung pertunjukan telah dilengkapi dengan peralatan yang menunjang menyelenggarakan pertunjukan, khususnya tata lampu lighting dan tata suara sound system. Tata lampu dan tata suara sebagai unsur pelengkap sajian tari yang berfungsi untuk kesuksesan pergelaran. Sebuah penataan lampu dapat dikatakan berhasil jika dapat memberikan kontribusi terhadap objek-objek yang ada di dalam pentas, sehingga semua yang ada di pentas nampak hidup dan mendukung sajian tari. Dalam penataan suara, dapat dikatakan berhasil jika dapat menjadi jembatan komunikasi antara pertunjukan dengan penontonnya. Artinya, penonton bisa mendengar dengan baik dan jelas tanpa gangguan apa pun sehingga terasa nyaman. Konsep Karya Tari Kreasi Karya tari adalah sebuah produk dari masyarakat. Dalam karya tari akan tercermin budaya masyarakat penyangganya. Berbagai tari tentunya sudah kita tonton, ada tari nelayan, tari tani, tari berburu, dan tari metik teh. Dari pengamatan itu kita sudah bisa menduga, bahwa tari nelayan terlahir dari masyarakat pelaut dan tari tani lahir dari masyarakat petani. Tari tersebut tercipta oleh para seniman dengan stimulus lingkungan sekitarnya, sehingga mendorong untuk meniru gerak-gerak alami, selanjutnya diolah dengan digayakan’ untuk menjadi sebuah tari. Dari pengamatan terhadap tari ini, kita dapat memahami bahwa tari tercipta karena berbagai asal stimulus penglihatan, pendengaran, perasaan yang tercurahkan dalam bentuk tari dengan konsep peniruan terhadap perilaku alam, manusia, dan binatang; perwujudan tokoh cerita; dan mengacu lagu atau guru lagu. Apakah ada stimulus atau sumber lain dari seni tari? Tentunya ya, ada. Seni adalah produk budaya yang membiaskan realita sehingga menjadi karya yang unik dan tidak hanya menjadi angin lalu saja. Suatu pemandangan indah tidak dapat disebut karya seni karena tidak ada seseorang yang membiaskannya menjadi produk seni. Teknik Berkarya Tari Kreasi Jika kita perhatikan, teknik dan proses gerak tari tradisional bermacam-macam. Boleh jadi teknik gerak dan prosesnya sama tetapi memiliki istilah berbeda, tetapi mungkin juga ada yang sama dalam teknik dan prosesnya serta memiliki istilah yang sama. Pemahaman dan pengalaman terhadap teknik gerak tari kreasi adalah dasar untuk mengeksplorasi macam teknik gerak yang dapat dirangkai menjadi sebuah tarian. Prosedur Merangkai Gerak Tari Kreasi Sebetulnya, dari pengalaman sebelumnya yang telah kita lakukan secara naluriah, kita akan mampu membuat sebuah karya tari yang secara otomatis mengikuti langkah dan kaidah proses penciptaan tari. Menurut Hawkins 2003, dalam Tim Kemdikbud, 2018, hlm. 112 dalam bukunya yang berjudul Creating through the Dance, prosedur merangkai gerak tari kreasi adalah sebagai berikut. Eksplorasi, yaitu pengalaman melakukan penjajakan gerak, untuk menghasilkan teknik gerak. Pada kegiatan ini kamu dipersilakan untuk berimajinasi dan melakukan penafsiran gerak terhadap apa yang telah dilihat dan didengar. Kamu dapat bebas bergerak mengikuti kata hati, mengikuti imajinasi/daya hayal, dan menafsirkannya ke dalam bentuk gerak. Improvisasi,yaitu pengalaman secara spontanitas mencoba atau mencari kemungkinan teknik gerak yang telah diperoleh pada waktu eksplorasi. Dari setiap teknik gerak yang dihasilkan pada waktu eksplorasi/pencarian gerak, selanjutnya dikembangkan dari aspek tenaga, ruang, dan waktu sehingga menghasilkan teknik gerak yang sangat banyak. Evaluasi,yaitu pengalaman untuk menilai dan menyeleksi teknik gerak yang telah dihasilkan pada tahap improvisasi. Dalam kegiatan ini kalian mulai menyeleksi dengan cara membuat teknik gerak yang tidak sesuai dan memilih teknik gerak yang sesuai dengan gagasannya. Hasil inilah yang akan digarap oleh kalian pada tahap komposisi tari. Komposisi,yaitu tujuan akhir mencari gerak untuk selanjutnya membentuk tari dari gerak yang kamu temukan. Fungsi Tari Apakah tari kreasi atau tari secara umum memiliki fungsi? Menurut Soedarsono 1998 dalam Tim Kemdikbud, 2018, hlm. 119, fungsi tari adalah Sebagai upacara, Banyak tari yang digunakan untuk menjadi salah satu ritual dari suatu upacara kepercayaan maupun adat istiadat setempat. Sebagai hiburan hasil dari ekspresi diri, Tari dapat berfungsi sebagai hiburan pribadi memiliki ciri gerak yang spontan. Berfungsi sebagai penyajian estetis, Tari yang berfungsi sebagai penyajian estetis adalah tari yang disiapkan untuk dipertunjukkan kepada penonton. Nilai Estetis Tari Kreasi Nilai estetis atau estetika adalah nilai keindahan yang terdapat dalam karya seni. Seni tari sebagai salah satu bagian dari seni tentunya juga memiliki nilai estetis sebagai kriteria untuk menilai keindahan gerak. Nilai estetis seni tari dapat dibagi menjadi tiga macam, yakni wiraga, wirama, dan wirasa. Wiraga, digunakan untuk menilai kompetensi menari, meliputi keterampilan menari, hafal terhadap gerakan, ketuntasan gerak, dan keindahan gerak. Wirama, dapat digunakan untuk menilai kesesuaian dan keserasian gerak dengan irama iringan, kesesuaian dan keserasian gerak dengan tempo. Wirasa, untuk menilai kesesuaian gerak dengan tema tari yang terlihat dalam cara kamu memberikan penjiwaan terhadap tari. Tari Kreasi Berdasarkan Iringan Seperti kita ketahui bahwa pada seni tari sangat berhubungan dengan musik. Bagaimanapun juga, apabila musik diperdengarkan maka besar kemungkinan ide gerak tari akan dipengaruhi oleh musik. Masuknya iringan musik akan menambah semangat baru bagi sebuah pertunjukan tari. Musik iringan tari dapat dikelompokkan menjadi dua jenis, yakni Musik Internal Musik internal adalah musik atau bunyi-bunyian yang berasal dari anggota tubuh, yaitu tepukan tangan atau tepukan ke anggota tubuh, jentikan jari, dan hentakan kaki ke tanah. Contoh Tari Saman Aceh, Kecak Bali Musik Eksternal Musik eksternal adalah bunyi-bunyian atau suara yang berasal dari alat musik atau instrumen, yaitu gamelan. Keyboard, kendang, dan angklung. Contoh Tari Kandagan Jabar, dan Gandrung Banyuwangi. Fungsi Iringan pada Tari Iringan pada tari memiliki fungsi sebagai berikut Sebagai iringan penyajian tari. Menambah semarak dan dinamisnya tari. Mengatur dan memberi tanda efektif gerak tari. Pengendali dan pemberi tanda perubahan bentuk gerak. Penuntun dan pemberi tanda awal dan akhir tari Tim Kemdikbud, 2018, hlm. 128. Referensi Tim Kemdikbud. 2017. Seni Budaya IX. Jakarta Pusat Kurikulum dan Perbukuan, Balitbang, Kemendikbud. Tim Kemdikbud. 2018. Seni Budaya XI. Jakarta Pusat Kurikulum dan Perbukuan, Balitbang, Kemendikbud.

Penghalusandalam wilayah tarian, dandanan dan musikpun sudah mulai dilakukan. Para seniman jaranan mulai memodifikasi jaranan dari pakaian, make up, dan tarian serta musiknya. Dalam berebagai pertunjukan jaranan pemain jaranan harus memiliki sifat yang arif, sopan dan memiliki tata karama yang tinggi kepada masyarakat dan para penanggap.

daerahnyaagar tetap digemari masyarakat. Tindakan yang tepat dilakukan Tini adalah D. menyempatkan melihat pementasan tari daerah terrsebut D. mengadakan latihan tari daerah tersebut di rumahnya D. mempelajari kebudayaan lain untuk perban-dingan dengan tari daerah D. memadukan tari daerah tersebut dengan tari dari daerah lain EBTANAS-00-34

aPPy.
  • 5t5a0n8y8v.pages.dev/709
  • 5t5a0n8y8v.pages.dev/525
  • 5t5a0n8y8v.pages.dev/729
  • 5t5a0n8y8v.pages.dev/164
  • 5t5a0n8y8v.pages.dev/390
  • 5t5a0n8y8v.pages.dev/422
  • 5t5a0n8y8v.pages.dev/270
  • 5t5a0n8y8v.pages.dev/945
  • agar digemari masyarakat tari kreasi baru harus