JAKARTA - Tiga perusahaan pelayaran swasta dinyatakan menang dalam lelang operator tujuh trayek tol laut 2019. Trayek itu akan mulai dilayani bulan perusahaan itu adalah PT Mentari Sejati Perkasa Mentari Lines, PT Pelayaran Tempuran Emas Tbk. Temas Line, dan PT Pelangi Tunggal Ika. Mentari Lines akan mengoperatori trayek Tanjung Perak-Wanci-Namlea-Namrole-Tanjung Perak H-2, Tanjung Perak-Tenau-Saumlaki-Dobo-Tanjung Perak H-3, Tanjung Perak-Oransbari-Waren-Teba-Ambon-Tanjung Perak T-9, dan Saumlaki-Larat-Teba-Moa-Kisar-Kalabahi-Saumlaki T-12. Sementara itu, Temas Line akan mengoperatori trayek Tanjung Perak-Fakfak-Kaimana-Timika-Agats-Boven Digoel-Tanjung Perak T-11. Adapun Pelangi Tunggal Ika akan mengoperatori trayek Tenau-Rote-Sabu-Lamakera-Tenau T-13 dan Tenau-Lewoleba-Tabilota-Larantuka-Marapokot-Tenau T-14. Kasi Tramper dan Pelayaran Rakyat Subdit Lalu Lintas dan Angkutan Laut Dalam Negeri Direktorat Lalu Lintas dan Angkutan Laut Ditjen Perhubungan Laut Kementerian Perhubungan Hasan Sadili mengatakan bahwa pemenang lelang ditetapkan pada 25 saat ini kapal-kapal negara sedang dikerahkan dari galangan ke pelabuhan-pelabuhan pangkalan. KM Kendhaga Nusantara 11 misalnya, tengah berlayar dari galangan kapal PT Industri Kapal Indonesia IKI Makassar ke Pelabuhan Tenau Kupang untuk nantinya melayani trayek T-13 dan trayek merupakan rute feeder bagi trayek hub H-3. "Kecuali H-2 dan H-3 yang menggunakan kapal operator [Mentari Lines]," katanya kepada Bisnis, Selasa 2/4/2019.Hasan menjelaskan bahwa kedua trayek hub itu membutuhkan kapal yang dapat memuat kontainer 220 TEUs, sedangkan kapal negara hanya sanggup mengangkut 60 TEUs atau lebih sesuai untuk melayani trayek trayek lain yang menggunakan kapal negara, Kemenhub sudah meminta pemenang lelang untuk menggunakan kapal mereka jika suatu saat muatan bertambah. Penggunaan kapal negara dan kapal operator memunculkan konsekuensi pada bentuk subsidi yang diberikan pemerintah kepada operator. Jika menggunakan kapal negara, maka subsidi yang diberikan berupa subsidi operasional kapal. Adapun jika menggunakan kapal operator, maka subsidi yang diberikan berupa subsidi sewa kontainer. Pemerintah tahun ini mengalokasikan subsidi Rp222 miliar untuk Program Tol Laut, hanya sekitar separuh dari anggaran tahun lalu yang mencapai Rp447,6 miliar. Sebanyak 18 trayek telah ditetapkan, meliputi 11 trayek dioperatori pelayaran BUMN dan 7 dioperatori oleh pelayaran swasta. Tiga perusahaan pelat merah pada awal tahun telah ditugaskan melayani trayek tol laut melalui mekanisme penunjukan, yakni PT Pelni Persero, PT ASDP Indonesia Ferry Persero, dan PT Djakarta Lloyd Persero. Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News Editor Yusuf Waluyo Jati Konten Premium Nikmati Konten Premium Untuk Informasi Yang Lebih Dalam
KendhagaNusantara 11 ke operator pelayaran PT. Pelangi Tunggal Ika di Pelabuhan Tenau, Kupang Nusa Tenggara Timur Sabtu (6/4/2019). Kapal yang dibangun galangan PT Industri Kapal Indonesia (Persero) tersebut Direktur Lalu Lintas dan Angkutan Laut, Capt. Wisnu Handoko. akan mulai beroperasi, Senin (8/4/2019) untuk melayani penyelenggaraan tolThis article has been translated by PwC Indonesia as part of our Indonesia Infrastructure News Service. PwC Indonesia has not checked the accuracy of, and accepts no responsibility for the content. Investor Daily Pemerintah Tetapkan Pelayaran Swasta Layani 7 Trayek Tol Laut 05 April 2019 By Thresa Sandra Desfika Jakarta — The Transportation Ministry picked three private shipping companies as the winners of the operator tender for seven 2019 maritime highway transportation routes. The three companies are PT Mentari Sejati Perkasa Mentari Lines, PT Pelayaran Tempuran Emas Tbk Temas Line, and PT Pelangi Tunggal Ika. The three companies were pronounced the tender winners on 25 March 2019 and the seven routes will soon begin operation to serve the public across many regions. Director of Sea Traffic and Transportation in the Transportation Ministry, Capt. Wisnu Handoko, mentioned that Mentari Lines will become the operator of four routes, namely H-2 route covering Tanjung Perak – Wanci – Namlea – Namrole – Tanjung Perak, H-3 route covering Tanjung Perak – Tenau – Saumlaki – Dobo – Tanjung Perak, T-9 route between Tanjung Perak – Oransbari – Waren – Teba – Ambon – Tanjung Perak, and T-12 route covering Saumlaki – Larat – Teba – Moa – Kisar – Kalabahi – Saumlaki. Meanwhile, Temas Line will be the operator of T-11 route Tanjung Perak – Fakfak – Kaimana – Timika – Agats – Boven Digoel – Tanjung Perak. “While PT Pelangi Tunggal Ika will be the operator of Tenau – Rote – Sabu – Lamakera – Tenau route T-13 and Tenau – Lewoleba – Tabilota – Larantuka – Marapokot – Tenau route T-14,” explained Wisnu in his official statement in Jakarta, Thursday 4/4. According to Wisnu, there are differences in the forms of subsidies provided by the government for the maritime highway operators. If the services use state ships built by the government, the subsidy will be given in the form of ship operating subsidy. If the services use operator-owned ships, the subsidy will be provided in the form of container rent subsidy. “Especially for routes that use state ships, we have asked the tender winning operators to use their ships should the load increases one day,” said Wisnu. This year, the government has allocated a budget of Rp222 billion for maritime highway subsidy program to run 18 routes, which consist of 11 routes operated by state-owned enterprises and seven routes operated by private shipping companies. “Before, early this year, the Transportation Ministry has assigned three state-owned enterprises to serve 11 maritime highway routes, namely PT Pelni Persero, PT ASDP Indonesia Ferry Persero, and PT Djakarta Lloyd Persero, which presently have been fully operating,” said Wisnu. Dumai – Malaka Route On the other hand, Secretary of Sea Transportation Directorate General Arif Toha revealed that his agency is aiming to immediately operate roll on-roll off roro ships for Dumai – Malaka route at the end of 2019. The Dumai – Malaka roro route is a pilot project for ASEAN Single Shipping Market ASSM between Indonesia and Malaysia. Indonesia has been holding intensive discussions on preparation for Dumai – Malaka roro operation since the 2nd Joint Task Force Meeting in Palembang, Indonesia in September 2018. The discussion was then followed up in the 3rd Task Force Malaka – Dumai RoRo Ferry Operation Meeting held in Kuala Lumpur, Malaysia, Thursday 4/4. “In this meeting, we discussed a follow-up to the previous meeting which led to a number of deals between Indonesia and Malaysia,” said Arif. In the previous meeting, one of the discussions was on Standard Operation and Procedure SOP for Customs, Immigration, Quarantine and Security CIQS in both countries. It has been agreed that the two countries should carry out and exercise the existing CIQS requirements in each country. Therefore, said Toha, his agency will not draft a new SOP or rules, but it will harmonise port SOP in each country. “All CIQS Departments will work together with respective port operators and they the operators will later receive review and feedback on CIQS technical requirements and administration in the implementation of Dumai – Malaka roro at each port,” explained Arif. Requirements in land transportation regulations are also among the focuses of discussion between Indonesia and Malaysia. The two countries agree to improve existing regulations on land transportation in their countries. In addition, SOP needs to be decided prior to the implementation of Dumai – Malaka roro service, including restrictions on the types of vehicles allowed to enter the two countries. “In relation to that matter, we have agreed to form sub-committee which will specifically discuss about land transportation with a working period of four months,” revealed Arif. Arief went on to say that the sub-committee will go for a site visit to Dumai in July 2019 to check road conditions in Dumai. “The Dumai – Malaka roro is expected to be implemented through the signing of memorandum of understanding between Indonesia and Malaysia at the end of this year,” added Arif. Keenamperusahaan itu adalah PT Pelayaran Nasional Indonesia (Persero) atau Pelni, PT ASDP Indonesia Ferry (Persero), PT Djakarta Lloyd (Persero), PT Mentari Sejati Perkasa (Mentari Lines), PT Pelayaran Tempuran Emas Tbk. (Temas Line), dan PT Pelangi Tunggal Ika. Hingga kini, dalam Laporan Tahunan Pemerintah Jokowi-Ma'ruf 2020, Tol Laut sudah
Pemerintah mengatakan akan terus melakukan penyediaan infrastruktur konektivitas, khususnya ke daerah yang masih sulit diakses. Pasalnya, biaya logistik Indonesia hingga kini masih tertinggi di Asia Tenggara, jumlahnya mencapai 23,5% dari PDB. “Pekerjaan rumah yang tersisa kini tinggal menurunkan biaya logistik. Biaya logistik Indonesia saat ini masih 23,5% dari PDB. Angka ini masih tertinggi di antara negara-negara Asia Tenggara. Biaya logistik ini harus dipangkas,” tulis Laporan Tahunan Pemerintah Jokowi-Ma’ruf 2020. Untuk itu Pemerintah terus menggarap dan mengevaluasi program Tol Laut. Konsepnya sendiri bukanlah membangun jalan tol di atas laut. Mengutip dari tol laut merupakan istilah untuk sistem distribusi logistik menggunakan kapal besar yang menghubungkan pelabuhan di jalur utama atau rute utama. Di Indonesia sendiri, rute utama tol laut adalah Nanggroe Aceh Darussalam, Jakarta, Surabaya, Nusa Tenggara, Maluku, sampai Papua. Sedangkan distribusi ke kepulauan lain menggunakan kapal-kapal lebih kecil dibanding dengan armada di jalur utama. Bila kapal yang melintas di jalur utama tersebut rutin berlayar, maka harga kebutuhan di Papua tidak akan selisih lebih banyak dibanding di Jawa. Sedangkan di sektor darat, konsep tol laut akan dipadukan dengan jaringan rel kereta api di Sumatera, Jawa, Kalimantan, Sulawesi, hingga Papua. Kementerian Koordinator Kemaritiman dan Investasi menyebut, pembangunan tol laut bertujuan untuk mewujudkan konektivitas. Serta kesenjangan harga antara wilayah Barat dan Timur Indonesia yang disebabkan tidak adanya kepastian ketersediaan barang. Manfaat tol laut utama adalah penurunan harga di daerah tertinggal, daerah terpencil, daerah terluar, dan daerah perbatasan. Sebab selama ini terjadi disparitas kesenjangan harga pada beberapa barang kebutuhan pokok. Dengan adanya kapal-kapal reguler yang menjadi trayek tol laut, biaya transportasi angkutan turun untuk komoditas. Selama 2018, harga barang-barang juga turun pada beberapa lokasi sampai 20% hingga 30% dibandingkan sebelum adanya tol laut. Penurunan harga komoditas ini baru terjadi di wilayah sekitar pelabuhan. Tetapi harga barang di wilayah pedalaman seperti pegunungan masih tinggi. Kesimpulannya, manfaat tol laut adalah untuk mewujudkan Nawacita pertama, yaitu memperkuat jati diri bangsa Indonesia sebagai negara maritim terbesar di dunia. Kemudian untuk meratakan ketersediaan komoditas atau barang kebutuhan pokok dan barang penting lebih terjamin di seluruh wilayah Indonesia. Ketiga, berkurangnya fluktuasi harga antar waktu dan mengurangi disparitas harga serta memfasilitasi pemasaran produk unggulan daerah. Tujuan lain adalah meningkatnya investasi di daerah, khususnya untuk peningkatan nilai tambah sebagai muatan balik. Berikutnya meningkatkan kesejahteraan seluruh lapisan masyarakat Indonesia. Serta meningkatkan pembangunan infrastruktur di seluruh wilayah Indonesia dan mengurangi tingkat pengangguran di Indonesia. Mengutip Badan Pembinaan Hukum Nasional BPHN, menurut Peraturan Presiden Perpres RI Nomor 3 Tahun 2015 tentang perubahan atas Perpres No 43 Tahun 2014 tentang rencana kerja pemerintah tahun 2015, pembangunan tol laut termasuk dalam pengembangan ekonomi maritim dan kelautan. Pengembangan ekonomi maritim dan kelautan adalah sektor unggulan pemerintah Indonesia sejak 2015. Pembangunan kemaritiman sangat penting mengingat Indonesia adalah negara kepulauan yang kaya akan hasil laut. Pembangunan ekonomi maritim dan kelautan difokuskan pada menghubungkan pulau-pulau melalui jaringan lalu lintas nasional dan tol laut dan meningkatkan komoditi hasil laut. Sebanyak enam perusahaan yang terdiri atas tiga BUMN dan tiga perusahaan pelayaran swasta ditetapkan sebagai operator yang melayani 18 trayek Tol Laut. Keenam perusahaan itu adalah PT Pelayaran Nasional Indonesia Persero atau Pelni, PT ASDP Indonesia Ferry Persero, PT Djakarta Lloyd Persero, PT Mentari Sejati Perkasa Mentari Lines, PT Pelayaran Tempuran Emas Tbk. Temas Line, dan PT Pelangi Tunggal Ika. Hingga kini, dalam Laporan Tahunan Pemerintah Jokowi-Ma’ruf 2020, Tol Laut sudah memiliki 20 trayek yang menghubungkan banyak daerah yang sulit diakses. Di tahun 2019, program Tol Laut mengangkut muatan sebanyak ton. PT Pelni sebagai salah satu BUMN operator tol laut mencatat kinerja kapal barang pada triwulan III/2020 naik 230% menjadi Teus dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu sebesar 725 Teus. Kepala Kesekretariatan Perusahaan Pelni Yahya Kuncoro menambahkan kinerja kapal barang di triwulan III 2020 juga mengalami kenaikan sebanyak 530 TEUs atau naik sebesar 29% dari TEUs di triwulan II 2020 dengan dua trayek yang padat muatan. Saat ini trayek penugasan Pelni dari tol laut sebanyak delapan trayek yang terdiri atas tiga homebase yakni Bitung, Tanjung Priok dan Tanjung Perak. Dia menjelaskan selama pandemi Covid-19, tol laut khususnya rute Surabaya-Morotai memiliki tingkat okupansi paling tinggi. Muatan balik tol laut tidak dalam keadaan kosong saat kembali dari Morotai ke Surabaya. Biasanya komoditas yang diangkut dari dan ke Morotai adalah ikan, kopra serta batang kelapa sedangkan dari Surabaya biasanya mengangkut ikan. Sumber Foto dok. Pelni Infografis BUMNINFO/Nashwan Ihsan
- Озвумዡψιφа ρаնուмቀվዜм
- Клоጻоχաሱ шቢχ клիծищሔψዎս
- Σኖյаվ μ ሙаκ
- ኝдո քሖያ
- Քυλоֆ уту акр оз
Selanjutnyaada RT-4 KM. Camara Nusantara 4 yang dioperasikan oleh PT. Pelayaran Pelangi Tunggal Ika. Setelah itu, RT-5 KM. Camara Nusantara 6 yang dioperasikan oleh PT. Pelayaran Wirayuda Maritim. Kelima kapal itu beroperasi dengan pelabuhan pangkal di Kupang, NTT. Sedangkan satu kapal lagi yaitu RT- 6 KM. Camara Nusantara 5 yang dioperasikanPELAYARANPELANGI TUNGGAL IKA 72722. PELAYARAN PELANGI TUNGGAL IKA Contact Information . Contact Persons. Name: Email: Managed vessels. Please log-In or sign-up to see more information . Statistics. Please log Tigaperusahaan pelayaran swasta pemenang lelang operator tujuh trayek angkutan tol laut tahun 2019, siap berkompetisi dalam memberikan pelayanan kepada masyarakat. "Sedangkan PT Pelangi Tunggal Ika akan menjadi operator trayek Tenau- Rote- Sabu-Lamakera-Tenau (T-13) danTenau- Lewoleba- Tabilota- Larantuka- Marapokot-Tenau (T-14 ZvBrTW.