78 Salah satu sifat seorang wirausaha adalah mampu memperbaiki, memodikasi, dan mengembangkan sesuatu yang sudah ada di sebut dengan . A. kreatif B. inovatif C. edukatif D. inisiatif E. produktif. 79. Berikut ini hal-hal yang diperlukan untuk mencapai peluang usaha adalah . A. perhitungan laba rugi B. perencanaan usaha yang baikSifat konsumtif merupakan sifat yang harus kamu hindari dalam kehidupan. Yuk, kenali lebih lanjut sifat konsumtif dan cara muda saat ini dinilai sebagai generasi yang kreatif dan berani mengambil resiko. Namun, generasi ini dianggap sangat konsumtif, ini pun didorong dengan majunya teknologi informasi seperti internet. Menurut pengamat digital lifestyle Ben Soebiakto, “Saat ini generasi muda menggunakan internet untuk melakukan segala jenis transaksi, mulai dari transportasi, membeli makanan, jalan-jalan, hingga berbelanja pakaian, dan kebutuhan lainnya”. Dengan akses internet yang mudah, melakukan transaksi saat ini hanya memerlukan sebuah smartphone saja. Dengan membuka salah satu platform marketplace kamu sudah dapat melihat berbagai barang yang kamu cari, melakukan check out, atau hanya add to cart saja, bahkan proses pembayaran di marketplace pun sangat mudah, apalagi ditambah fitur pay-later yang disediakan, pasti itu sangat memudahkan kamu kan? Sebenarnya berbelanja tidak apa-apa, tetapi bila kegiatan ini dilakukan secara terus-menerus akan memberikan dampak negatif selanjutnya. Memang, dengan belanja akan memberikan rasa kebahagiaan, kepuasan, dan kenikmatan sendiri, tetapi ini hanya bersifat sementara. Dengan adanya kemudahan yang di suguhkan pada generasi muda ini membuat mereka memiliki sifat konsumtif. Mau tau apa itu sifat konsumtif? Ciri-cirinya, hingga cara mengatasinya? Apa kamu salah satu yang memiliki sifat konsumtif? Yuk, simak mengenai sifat konsumtif selengkapnya di artikel ini. Apa itu Sifat Konsumtif? Di era globalisasi ini, dengan perkembangan teknologi informasi, telah mengubah perilaku konsumen dari yang awalnya berbelanja langsung datang ke toko menjadi berbelanja secara virtual melalui platform marketplace. Di Indonesia, beberapa tahun belakang ini marketplace berkembang secara massive. Dengan menjamurnya marketplace, dan kemudahan yang ditawarkan, membuat terbentuknya sifat konsumtif dalam masyarakat, khususnya pada generasi muda. Konsumtif berdasarkan Kamus Besar Bahasa Indonesia KBBI mengandung arti hanya memakai, tidak menghasilkan sendiri. Sifat konsumtif adalah perilaku yang dimiliki seseorang, dimana ia lebih mendahulukan keinginan dibanding keperluan. Sifat konsumtif dikenal juga dengan perilaku boros. Sifat ini telah melekat di kalangan generasi muda Indonesia saat ini. Mereka lebih mengutamakan tren dan pergaulan dibanding dengan kebutuhan. Kamu pasti pernahkan setiap tanggal dan bulan yang sama standby di salah satu platform marketplace, tengah malam hanya untuk menunggu diskon yang dikeluarkan oleh marketplace tersebut? Kamu secara massive membeli barang-barang di hari itu juga hanya dengan alasan “diskon”. Padahal, barang-barang itu kamu beli bukan karena kamu butuh tetapi karena “diskon”. Nah, dengan perilaku seperti ini selanjutnya akan membentuk gaya hidup konsumtif. Ciri Gaya Hidup Konsumtif Sekarang coba kamu perhatikan ciri-ciri dari gaya hidup konsumtif berikut ini, apa kamu salah satunya? 1. Gengsi tinggi Kamu merupakan orang yang selalu mengedepankan gengsi? Atau kamu selalu ingin mendapatkan pengakuan bagi orang banyak? Mungkin, kamu harus menghindari perilaku gengsi ini di kehidupan sehari-hari. Dengan massive-nya penggunaan media sosial saat ini, membuat terciptanya sifat gengsi dalam diri. Seperti saat kamu melihat orang yang keren di media sosial, mungkin itu selebgram yang kamu ikuti, atau idola favoritmu, kamu pasti berusaha ingin terlihat seperti mereka. Kamu mengikuti style mereka, hingga ke gaya hidup mereka. Padahal, kamu tidak mampu untuk menjalani gaya hidup seperti mereka, hal itu kamu lakukan hanya demi gengsi, ingin terlihat keren, bahkan hanya ingin mendapat pengakuan saja. Kalau kamu salah satu yang memiliki ciri ini, mungkin kamu bisa menghindari sifat ini. Mengapa? Karena sayang kan, jika uang yang kamu miliki kamu keluarkan hanya untuk mementingkan gengsi semata. Mungkin uang tersebut dapat digunakan untuk kebutuhan lainnya, tapi karena ego dan ingin mendapatkan pengakuan, kamu rela membuang uang untuk hal-hal yang tidak penting. Ini merupakan ciri gaya hidup konsumtif. 2. Mengikuti Tren Tidak dapat dipungkiri jika saat ini selalu muncul tren-tren baru di generasi muda. Mungkin kamu merupakan salah satunya? Selalu ingin mengikuti tren supaya terlihat trendy? Sebenarnya untuk mengikuti tren itu tidak apa-apa, asalkan tidak berlebihan. Karena dengan kamu yang selalu ingin mengikuti tren, kamu menjadi pribadi konsumtif. Misal, setiap tahun salah satu brand smartphone selalu mengeluarkan edisi terbarunya, dan hal ini menimbulkan tren di kalangan masyarakat, khususnya generasi muda. Kamu sebenarnya masih memiliki smartphone bagus, dengan brand yang sama, dan kamu juga membelinya baru di tahun sebelumnya. Tetapi karena tren kamu merasa cemas dan membeli smartphone keluaran baru tersebut tanpa berpikir panjang. Dengan sifat kamu yang selalu ingin mengikuti tren ini akan terciptalah gaya hidup konsumtif. Tidak apa-apa kok untuk kamu tidak mengikuti tren. 3. Gaya Hidup Mewah Gaya hidup mewah merupakan salah satu ciri gaya hidup konsumtif. Ketika kamu tidak segan menghabiskan uang untuk membeli barang-barang mewah, hingga menggunakan fasilitas mewah, ini menandakan kamu telah menerapkan sifat konsumtif dalam kehidupan mu. Dengan menerapkan perilaku ini kamu dapat menyebabkan pemborosan, karena memiliki keinginan untuk selalu hidup mewah dengan segala fasilitas dan barang yang kamu inginkan. Sebenarnya bila kamu ingin memiliki barang mewah itu sangat tidak apa-apa. Asalkan, tetap sesuaikan dengan kebutuhan kamu, jangan kamu memaksakan diri untuk membeli barang mewah yang bukan menjadi prioritas mu. 4. Efek Iklan Siapa dari kamu yang sering kena “racun” iklan di media sosial? Dengan maraknya penggunaan media sosial saat ini, banyak dimanfaatkan oleh berbagai bisnis dalam memasarkan produknya, salah satunya dengan iklan. Media sosial dinilai ampuh dalam memasarkan produk suatu bisnis. Mereka kerap kali memakai jasa selebgram untuk memasarkan produk mereka yang dinilai ampuh menarik generasi muda saat ini. Seperti dapat kita jumpai di aplikasi TikTok, kamu pasti sering kan kena “racun” TikTok ? Aplikasi ini sekarang menjadi platform kesukaan generasi muda. Kamu pasti pernah menemukan sosok influencer sedang melakukan review, atau mix and match pakaian di aplikasi ini, lalu mereka menaruh link produk mereka yang memudahkan kamu untuk menemukan produk tersebut. Kamu kerap kali tanpa berpikir panjang karena efek iklan tersebut, kamu membeli barang yang sebenarnya tidak kamu butuhkan, tetapi karena kena “racun” iklan di media sosial. Bila perilaku ini terus terjadi dalam diri kamu, berarti kamu telah memiliki sifat konsumtif. Jadi, balik lagi seperti kasus yang sebelumnya, tidak apa-apa membeli, asalkan masih pada porsinya dan tidak berlebihan. Dampak Negatif dari SKonsumtif Dengan kamu yang memiliki sifat konsumtif, ternyata sifat ini memberikan dampak bagi diri kamu. Berikut ini dampak negatif dari konsumtif 1. Boros Jika sifat konsumtif telah menjadi bagian dari diri kamu, sifat boros sudah tidak dapat dihindarkan. Yaitu dengan kamu yang tidak segan menghabiskan uang untuk memenuhi keinginan bukan kebutuhan. Dengan pemborosan yang dilakukan secara terus menerus ini nantinya akan mengganggu kesehatan finansial kamu. Sehingga tidak bisa dihindari kondisi keuangan kamu akan melemah akibat perilaku tersebut. Kebutuhan utama pun nanti akan sulit untuk dipenuhi. 2. Kesehatan Terganggu Dengan kamu yang selalu ingin memenuhi keinginan yang tidak ada hentinya, tentu ini akan mengganggu kesehatanmu. Apalagi jika kamu yang selalu ingin terlihat keren, mendapat pengakuan publik. Kamu akan memiliki rasa cemas yang berlebihan, jadi kamu selalu bekerja keras untuk memenuhi keinginan tersebut agar mendapat pengakuan. Hal ini tentu tidak baik bagi kesehatan, terutama kesehatan mental. 3. Kebutuhan Tidak Tercukupi Memiliki sifat konsumtif, dimana keinginan selalu menjadi prioritas dibanding kebutuhan. Dengan sifat ini akan membuat kamu lupa bahwa ada kebutuhan yang harus kamu penuhi. Seperti contoh kasus, kalau kamu pernah mendengar dari berita, terdapat mahasiswi yang rela hampir sebulan hanya makan mie instan demi memenuhi gaya hidup di kampus. Ini merupakan salah satu ciri dan dampak dari sifat konsumtif. Demi memenuhi keinginan, kamu rela untuk mengenyampingkan kebutuhan. Cara Mengatasi Tindakan Konsumtif Bila kamu orang yang memiliki sifat konsumtif, dan sedang berusaha mengatasinya, kamu bisa melihatnya disini. 1. Membuat Skala Prioritas Dengan membuat skala prioritas, kamu dapat menghindari sifat konsumtif. Penting bagi kamu mengetahui mana yang kebutuhan dan keinginan. Kamu dapat membuat daftar anggaran untuk barang yang benar-benar kamu butuhkan. Kamu dapat menyusunnya dengan bentuk tabel menggunakan excel prioritas kebutuhan dengan jangkauan waktu. Mulai dari kebutuhan sehari-hari, setiap bulan, hingga kebutuhan tak terduga. Penuhi dulu semua kebutuhan sebelum penuhi keinginan. Kamu juga harus konsisten, tahan beberapa waktu untuk tidak mengikuti semua yang diinginkan. Dengan kamu menerapkan sikap ini, kamu akan memiliki finansial yang sehat untuk di masa depan. 2. Hindari Utang Konsumtif Saat ini berbagai platform marketplace telah menyediakan fitur pay-later, dimana kamu bisa beli sekarang bayar nanti. Adanya fitur ini tidak jarang membuat orang menjadi konsumtif. Karena mereka bisa dengan mudah mendapatkan barang yang diinginkan terlebih dahulu dan membayar di kemudian hari. Jelas, kamu harus menghindari sikap ini. Kamu pasti pernah mendengar berita di media sosial, dimana seorang wanita yang terus menggunakan fitur pay-later karena ingin memenuhi keinginannya pada akhirnya tidak dapat membayar kembali. Alhasil pay-later membengkak, dan ia mendapat berbagai tagihan dari pihak marketplace. Kamu tidak mau kan mengalami hal seperti itu ? Jadi, sebisa mungkin kamu tidak mengaktifkan fitur tersebut, walaupun terdesak hindari fitur tersebut. Karena, sekali kamu mencoba, seterusnya kamu akan memiliki alasan lagi untuk kembali menggunakan fitur tersebut. 3. Perdalam Literasi Keuangan Pada zaman globalisasi ini, penting untuk kamu memahami literasi keuangan untuk terhindari dari sifat konsumtif. Literasi keuangan tergolong cukup rendah di kalangan generasi muda. Belum banyak generasi muda yang melek seputar literasi keuangan. Dengan memahami literasi keuangan kamu dapat memahami konsep keuangan dalam kehidupan sehari-hari. Kamu akan dengan baik dapat memilih dan menimbang mana barang yang menjadi kebutuhan dan mana yang merupakan keinginan. Sehingga terciptalah kehidupan sejahtera karena kamu telah mampu mengelola uang secara mumpuni. 4. Mencatat Keuangan Harian Dengan mencatat setiap pengeluaran dan pemasukan setiap harinya, dapat mencegah kamu memiliki sifat konsumtif. Dengan kamu aware dengan kondisi finansial setiap harinya, kamu akan peka dan realistis di setiap kondisi,. 5. Melakukan Investasi Investasi menjadi salah satu cara kamu mengatasi tindakan konsumtif. Dengan melakukan investasi tentunya kamu dapat menciptakan finansial yang sehat. Kamu dapat menempatkan investasi di saat kamu membuat skala prioritas, karena dengan investasi kamu bisa mendapatkan keuntungan di masa mendatang. Jadi, dari pada uang kamu habiskan untuk memenuhi keinginan yang tidak ada habisnya, kamu bisa melakukan investasi untuk kebutuhan di masa mendatang. Salah satu investasi yang dapat kamu coba dengan menggunakan modal kecil melalui patungan bisnis yaitu di LandX. LandX merupakan platform equity crowdfunding memberikan kamu kesempatan untuk melakukan investasi modal kecil dengan patungan ke berbagai bisnis yang menguntungan. Atasi Hidup Konsumtif dengan Investasi di LandX Sekarang Juga! Yuk Download Aplikasi LandX Sekarang!!! ContohPerilaku Konsumtif Dampak Positif Konsumerisme 1. Mendorong Pertumbuhan Ekonomi 2. Meningkatkan Kreativitas dan Inovasi 3. Penurunan Biaya Produksi 4. Mendorong Banyaknya Pekerja Lepas dan Wirausaha 5 Konsumen Diberikan Banyak Pilihan Dampak Negatif Perilaku Konsumtif 1. Peningkatan Permintaan yang Berlebihan 2. Masalah Kesehatan Zaman sekarang siapa yang tidak tau arti kata dari Hedon’? Saat ini hedonis atau hedonisme bukan lah lagi hanya sebuah pandangan, melainkan gaya hidup konsumtif yang dilakukan banyak kaum milenial sekarang. Biasanya juga kata tersebut sering sekali digunakan untuk menggambarkan mereka yang menggunakan uangnya hanya untuk keperluan yang kurang berguna. Hedon juga selalu ingin menunjukkan sifat kemewahan, kesenangan dan ingin menghabiskan uangnya untuk berfoya-foya. Bahkan beberapa orang juga rela berhutang hanya untuk mengikuti gaya hidupnya itu. Jadi Hedonisme dan Gaya Hidup Konsumtif atau Seperti Apa Sih? Hedonisme menurut KBBI adalah suatu pandangan hidup yang menganggap bahwa kesenangan dan kenikmatan materi merupakan tujuan utama hidup. Mereka dapat dikategorikan seseorang yang hedonisme ketika mereka melakukan sebuah aktivitas yang mengarah ke modernisasi dan tentunya menghabiskan banyak uang dan waktu. Oleh karenanya, gaya hidup konsumtif tidak mungkin lepas dari gaya hidup hedon yang dimiliki. Memang bagi sebagian orang gaya hidup konsumtif ini memberikan kebahagiaan, kepuasan dan kenikmatan tersendiri. Tanpa disadari, gaya hidup ini dapat membuat finansialmu kurang baik. Lalu apa sih ciri-ciri orang yang memiliki gaya hidup konsumtif? Rasa Gengsi Yang Tinggi Sifat yang satu ini memang kerap kali menjadi suatu pendorong bagi seseorang untuk bersikap konsumtif dalam memenuhi kebutuhan hidupnya. agar mereka terlihat mampu dimata orang lain, terutama dari segi finansial. Buat kamu yang memiliki rasa gengsi yang tinggi, buang jauh-jauh lah sifat ini karena dengan memiliki rasa gengsi yang tinggi maka kamu akan mengikuti gengsi kamu selalu. Selalu Ikut Trend Kadang bagi sebagian orang, selalu mengikuti trend perkembangan sekitar tentu merupakan hal yang positif, tetapi apabila kamu mengikuti trend dengan berlebihan maka tentu ini akan menjadi hal yang negatif. Nah ciri yang satu ini sebenarnya sering sekali kamu temukan dimana mereka selalu senang mengikuti trend yang ada baik itu trend gadget, trend fashion dan trend lainnya. Biasanya keinginannya muncul setelah melihat barang terbaru yang baru keluar agar tidak ketinggalan trend. Nah inilah yang salah. oleh karena itu, kamu harus membatasinya, karena sebenarnya mengikuti trend bukanlah hal yang salah, asal dengan kontrol yang tepat maka itu bisa menjadi hal yang positif, Hidup Bermewahan Ciri ini juga tidak akan terlewat apabila kita melihat orang yang memiliki gaya hidup konsumtif. Karena ini adalah salah satu kebiasaan yang lumrah yang biasa kita temui. Ya, kebiasaan seseorang yang konsumtif dapat diakibatkan dengan adanya keinginan untuk hidup lebih mewah dengan banyak barang dan fasilitas yang dimiliki. Suka Dikagumi Orang Lain Ini juga salah satu ciri orang yang menyukai gaya hidup yang konsumtif yaitu suka dikagumi oleh orang lain. Saat dia melakukan gaya hidup yang konsumtif dan ada orang yang memuji dia maka perasaannya langsung senang. Pilih-Pilih Dalam Bersosialisasi Beberapa dari mereka yang memiliki gaya hidup konsumtif juga biasanya memilih dengan siapa mereka bersosialisasi. Anggapannya jika mereka bersosialisasi dengan orang yang tidak memiliki gaya hidup konsumtif maka komunikasi yang dilakukan tidak akan sampai. Daripada Memilih Gaya Hidup Konsumtif, Mending Lakukan Pendanaan di Akseleran! Itulah beberapa ciri-ciri gaya hidup konsumtif seseorang. Nah, daripada kamu memilih gaya hidup konsumtif lebih baik kamu melakukan hal yang lebih bermanfaat seperti salah satunya melakukan pendanaan kepada para UKM yang membutuhkan dana. Kamu bisa membantu para UKM yang ingin berkembang dengan melakukan pendanaan kepada mereka melalui Akseleran. Hanya mulai dari Rp 100 ribu kamu bisa membantu pengembangan UKM di Indonesia. Selain itu kamu juga akan mendapatkan bunga dari pendanaan yang kamu lakukan, bunga yang kamu terima juga rata-rata mencapai 18%-21% per tahun. Nah, Sebagai pengguna baru di Akseleran kamu juga bisa mendapatkan saldo awal senilai Rp 100 ribu dengan kode promo BLOG100. Semakin Aman Melakukan Pendanaan di Akseleran! Yuk! Gunakan kode promo BLOG100 saat mendaftar untuk memulai pengembangan dana awalmu bersama Akseleran. Untuk syarat dan ketentuan dapat menghubungi 021 5091-6006 atau email ke [email protected] Faktorinternal merupakan salah satu penyebab hedonisme paling berpengaruh dimana ini menjadi salah satu sifat manusia pada umumnya. Sifat manusia itu sendiri antara lain yaitu malas dan ketamakan dan inilah menjadi penyebab dari hedonisme. Tujuan utama para hedonisme adalah kenikmatan pribadi. Pergaulan yang bebas. Konsumtif, dimana para Juni 09, 2018 Perilaku konsumtif adalah tindakan individu sebagai konsumen untuk membeli, menggunakan atau mengkonsumsi barang atau jasa secara berlebihan, tidak rasional, menimbulkan pemborosan dan hanya mengutamakan keinginan atau kesenangan tanpa mempertimbangkan kebutuhan atau manfaat dari barang atau jasa tersebut, bahkan hanya untuk memperoleh pengakuan sosial, mengikuti mode atau kepuasan pribadi. Konsumen dalam membeli suatu produk bukan lagi untuk memenuhi kebutuhan semata-mata, tetapi juga keinginan untuk memuaskan keinginan dan kesenangan. Keinginan tersebut seringkali mendorong seseorang untuk membeli barang yang sebenarnya tidak dibutuhkan. Diantara kebutuhan dan keinginan terdapat suatu perbedaan. Kebutuhan bersifat naluriah sedangkan keinginan merupakan kebutuhan buatan, yaitu kebutuhan yang dibentuk oleh lingkungan hidupnya, seperti lingkungan keluarga atau lingkungan sosial lainnya. Berikut ini pengertian dan definisi perilaku konsumtif dari beberapa sumber buku Menurut Setiaji 1995, perilaku konsumtif adalah kecenderungan seseorang berperilaku berlebihan dalam membeli sesuatu atau membeli secara tidak terencana. Sebagai akibatnya mereka kemudian membelanjakan uangnya dengan membabi buta dan tidak rasional, sekedar untuk mendapatkan barang-barang yang menurut anggapan mereka dapat menjadi simbol keistimewaan. Menurut Sumartono 2002, perilaku konsumtif adalah suatu perilaku yang tidak lagi didasarkan pada pertimbangan rasional melainkan karena adanya keinginan yang sudah mencapai taraf tidak rasional lagi. Perilaku konsumtif melekat pada seseorang bila orang tersebut membeli sesuatu di luar kebutuhan need atau pembelian lebih didasarkan pada faktor keinginan want. Menurut Ancok 1995, perilaku konsumtif adalah kecenderungan manusia untuk melakukan konsumsi tiada batas, tidak jarang manusia lebih mementingkan faktor emosi dari pada faktor rasionalnya. Atau lebih mementingkan keinginan dari pada kebutuhan. Manusia tidak lagi membeli barang hanya semata-mata untuk membeli dan mencoba produk, walau sebenarnya tidak terlalu dibutuhkan produk tersebut. Menurut Triyaningsih 2011, perilaku konsumtif merupakan perilaku membeli dan menggunakan barang yang tidak didasarkan atas pertimbangan secara rasional dan memiliki kecenderungan untuk mengkonsumsi sesuatu tanpa batas dimana individu lebih mementingkan faktor keinginan daripada kebutuhan serta ditandai oleh adanya kebutuhan mewah dan berlebihan, penggunaan segala hal yang paling mewah memberikan kepuasan dan kenyamanan fisik. Menurut Engel 2002, perilaku konsumtif merupakan tindakan-tindakan individu yang secara langsung terlibat dalam usaha memperoleh dan menggunakan barang-barang jasa ekonomis termasuk proses pengambilan keputusan yang mendahului dan menentukan tindakan-tindakan tersebut. Aspek-aspek Perilaku Konsumtif Menurut Lina & Rosyid 1997, terdapat tiga aspek perilaku konsumtif, yaitu sebagai berikut Pembelian Impulsif Impulsive buying. Aspek ini menunjukkan bahwa seorang remaja berperilaku membeli semata-mata karena didasari oleh hasrat yang tiba-tiba / keinginan sesaat, dilakukan tanpa terlebih dahulu mempertimbangkannya, tidak memikirkan apa yang akan terjadi kemudian dan biasanya bersifat emosional. Pemborosan Wasteful buying. Perilaku konsumtif sebagai salah satu perilaku yang menghambur-hamburkan banyak dana tanpa disadari adanya kebutuhan yang jelas. Mencari kesenangan Non rational buying. Suatu perilaku dimana konsumen membeli sesuatu yang dilakukan sematamata untuk mencari kesenangan. Salah satu yang dicari adalah kenyamanan fisik dimana para remaja dalam hal ini dilatarbelakangi oleh sifat remaja yang akan merasa senang dan nyaman ketika dia memakai barang yang dapat membuatnya lain daripada yang lain dan membuatnya merasa trendy. Sedangkan menurut Mangkunegara 2002, aspek-aspek perilaku konsumtif adalah sebagai berikut Pemilikan produk. Seseorang yang sudah memiliki suatu barang akan cenderung membeli sesuatu yang berkaitan dengan barang yang sudah dimiliki. Hal tersebut mendorong terjadinya perilaku konsumtif. Perbedaan individu. Perbedaan individu akan berpengaruh pada motif individu dalam melakukan pembelian. Ada individu yang membeli karena kebutuhan. Ada individu yang membeli karena ingin memperoleh kesenangan dari perilaku pembelian tanpa mementingkan kegunaan produk. Pengaruh pemasaran. Pengaruh pemasaran seperti display toko, iklan, promosi, diskon, dan sebagainya mendorong individu untuk berperilaku konsumtif. Pencarian informasi. Individu melakukan pembelian berdasarkan informasi yang dimiliki individu terkait suatu produk. Karakteristik Perilaku Konsumtif Menurut Sumartono 2002, karakteristik perilaku konsumtif adalah sebagai berikut Membeli produk karena iming-iming hadiah. Pembelian barang tidak lagi melihat manfaatnya akan tetapi tujuannya hanya untuk mendapatkan hadiah yang ditawarkan. Membeli produk karena kemasannya menarik. Individu tertarik untuk membeli suatu barang karena kemasannya yang berbeda dari yang lainnya. Kemasan suatu barang yang menarik dan unik akan membuat seseorang membeli barang tersebut. Membeli produk demi menjaga penampilan gengsi. Gengsi membuat individu lebih memilih membeli barang yang dianggap dapat menjaga penampilan diri, dibandingkan dengan membeli barang lain yang lebih dibutuhkan. Membeli produk berdasarkan pertimbangan harga bukan atas dasar manfaat. Konsumen cenderung berperilaku yang ditandakan oleh adanya kehidupan mewah sehingga cenderung menggunakan segala hal yang dianggap paling mewah. Membeli produk hanya sekadar menjaga simbol atau status. Individu menganggap barang yang digunakan adalah suatu simbol dari status sosialnya. Dengan membeli suatu produk dapat memberikan simbol status agar kelihatan lebih keren di mata orang lain. Memakai produk karena unsur konformitas terhadap model yang mengiklankan produk. Individu memakai sebuah barang karena tertarik untuk bisa menjadi seperti model iklan tersebut, ataupun karena model yang diiklankan adalah seorang idola dari pembeli. Munculnya penilaian bahwa membeli produk dengan harga mahal akan menimbulkan rasa percaya diri. Individu membeli barang atau produk bukan berdasarkan kebutuhan tetapi karena memiliki harga yang mahal untuk menambah kepercayaan dirinya. Keinginan mencoba lebih dari dua produk sejenis yang berbeda. Konsumen akan cenderung menggunakan produk dengan jenis yang sama dengan merek yang lain dari produk sebelumnya ia gunakan, meskipun produk tersebut belum habis dipakainya. Faktor yang Mempengaruhi Perilaku Konsumtif Menurut Triyaningsih 2011, faktor-faktor yang mempengaruhi perilaku konsumtif adalah sebagai berikut Hadirnya iklan merupakan pesan yang menawarkan suatu produk yang ditujukan pada khalayak melalui media massa yang bertujuan untuk mempengaruhi masyarakat untuk mencoba dan akhirnya membeli produk yang ditawarkan. Konformitas terjadi disebabkan karena keinginan yang kuat pada individu untuk tampil menarik dan tidak berbeda dari kelompoknya serta dapat diterima sebagai bagian dari kelompoknya. Gaya hidup merupakan salah satu faktor utama yang munculnya perilaku konsumtif. Gaya hidup yang dimaksud adalah gaya hidup yang meniru orang luar negeri yang memakai produk mewah dari luar negeri yang dianggap meningkatkan status sosial seseorang. Kartu kredit digunakan oleh pengguna tanpa takut tidak mempunyai uang untuk berbelanja. Daftar Pustaka Setiaji, B. 1995. Konsumerisme, Akademika No. 1. Tahun XIII. Surakarta Muhammadiyah University Press. Sumartono. 2002. Terperangkap dalam Iklan Meneropong Imbas Pesan Iklan Televisi. Bandung Alfabeta. Ancok, D. 1995. Nuansa Psikologi Pembangunan. Yogyakarta Pustaka Pelajar. Triyaningsih, 2011. Dampak Online Marketing Melalui Facebook Terhadap Perilaku Konsumtif Masyarakat. Jurnal Ekonomi dan Kewirausahaan. Engel, dkk. 2002. Perilaku konsumen. Jakarta Binarupa Aksara. Lina & Rosyid. 1997. Perilaku Konsumtif Berdasarkan Locus of Control Pada Remaja. Jurnal Psikologika Tahun II 1997. Mangkunegara, Anwar Prabu. 2002. Manajemen Sumber Daya Manusia Perusahaan. Bandung Remaja Rosdakarya. Ditinjaudari bentuknya, riya' dibagi menjadi dua, yaitu riya' dalam niat dan riya' dalam perbuatan. Sebutkan sebuah contoh riya' dalam niat! Salah satu sifat tercela yang termasuk dosa besar adalah takabur. Oleh karenanya setiap umat Islam harus berusaha sekuat tenaga untuk menghindari sifat tersebut. Pola hidup konsumtif sangat erat kaitannya dengan sifat hedon atau hedonisme. Gaya hidup yang modern sering diasumsikan sebagai biaya hidup yang konsumtif atau menghambur-hamburkan uang demi kepentingan atau hal yang sebenarnya tidak terlalu penting. Zaman yang semakin maju dan modern ini secara langsung mempengaruhi gaya hidup masyarakat. Tuntutan hidup modern yang semakin tinggi akan membuat seseorang semakin konsumtif. Pengertian Konsumtif Sebelum membahas lebih dalam tentang gaya atau pola hidup konsumtif ada baiknya kamu tahu apa itu pengertian konsumtif terlebih dahulu. Konsumtif sendiri artinya berlebihan dalam membeli atau membelanjakan uang yang dimilikinya sehingga sifat satu ini mendorong seseorang untuk hidup boros. Gaya hidup konsumtif sendiri memiliki arti pandangan hidup yang menganggap akan materi menjadi tujuan utama di dalam kehidupan. Orang akan dikatakan memiliki hidup konsumtif saat melakukan aktivitas yang menghabiskan maupun menghamburkan banyak uang dan waktu. Ada sebagian orang yang menganggap jika gaya hidup yang konsumtif mampu memberikan kebahagiaan, kepuasan dan juga kenikmatan tersendiri yang mana sifatnya adalah sementara. Tidak jarang mereka yang memiliki gaya hidup konsumtif ini menghabiskan banyak uang dan waktunya secara berulang-ulang untuk bisa kembali merasakan kebahagiaan, kepuasan dan kenikmatan yang sifatnya semu dan sementara. Tentu saja jika hal ini dilakukan terus menerus akan menyebabkan kesehatan finansial dan mental menjadi kurang baik. Oleh sebab itu jika kamu merasa memiliki gaya hidup satu ini penting untuk mulai mengubahnya perlahan-lahan. Baca Juga 6 Cara Hidup Hemat, Wajib Dilakukan Setelah Terima Gaji! Dampak Negatif Perilaku Konsumtif Ada banyak sekali dampak dari gaya atau pola hidup konsumtif yang wajib kamu ketahui terutama jika hal tersebut kamu lakukan terus menerus. Simak beberapa dampak yang bisa kamu alami berikut ini 1. Lapar Mata Dampak negatif yang pertama adalah membuat lapar mata. Orang yang memiliki gaya hidup konsumtif mudah menjadi lapar mata. Saat ia menemukan barang yang sekiranya lucu dan menarik pasti akan langsung ia beli tanpa pertimbangan yang matang. Kebanyakan orang yang memiliki gaya hidup konsumtif ini membeli sesuai dengan keinginan bukan sesuai dengan kebutuhan. Barang yang dibeli biasanya tidak penting-penting amat dan kurang fungsional. 2. Mudah Terbujuk Dampak negatif yang sering terjadi selanjutnya adalah mudah terbujuk rayuan orang lain. Saat sudah memiliki lapar mata kamu akan mudah terbujuk dengan omongan atau rayuan orang lain. Misalnya saja teman kamu menggunakan tas A, dia bilang ke kamu jika tas itu memiliki desain yang bagus, edisi terbatas dan lain sebagainya kamu akan menjadi tertarik untuk membeli tas yang sama padahal kamu sudah memiliki banyak tas. Tidak hanya itu saja kamu juga akan memiliki rasa ingin memiliki yang besar, misalnya saja teman menggunakan barang A kamu juga akanze-full wp-image-26125" src=" alt="tidak memiliki tabungan" width="640" height="430" srcset=" 640w, 298w" sizes="max-width 640px 100vw, 640px" /> Uang yang kamu miliki bukan untuk dihabiskan namun sebagian disimpan untuk tabungan. Kamu akan memiliki manajemen keuangan yang buruk. Manajemen uang yang baik adalah 20 persen dari gaji atau pendapatan kamu ini disisihkan untuk menabung atau membayar hutang, 30 persen gaji digunakan untuk membeli barang yang diinginkan dan 50 persennya digunakan untuk kebutuhan sehari-hari. 5. Tidak Memiliki Rencana Masa Depan yang Matang Apa yang terjadi di masa mendatang adalah dampak yang kamu lakukan hari ini baik itu jangka pendek atau jangka panjang. Jika di hari ini dan seterusnya kamu terus berperilaku konsumtif di masa depan kamu akan kesusahan karena terus membelanjakan uang yang kamu miliki. Semua penghasilan yang kamu dapatkan akan habis untuk membeli barang yang tidak terlalu penting dan bermanfaat. Saat yang lainnya sudah menabung dan merencanakan masa depan sifat konsumtif yang kamu miliki ini akan membuat kamu sulit untuk merencanakan dan merealisasikan rencana yang sudah kamu susun. Baca Juga Tips Hemat Belanja Kebutuhan Sehari Hari, Intip Yuk! Contoh Perilaku Konsumtif Sehari-Hari Ada beberapa perilaku konsumtif sehari-hari yang wajib kamu ketahui. Misalnya saja di saat sedang pandemi seperti saat ini banyak masyarakat yang berperilaku konsumtif dengan membeli berbagai macam barang, padahal barang tersebut tidak terlalu dibutuhkan. Adanya embel-embel diskon membuat masyarakat semakin konsumtif dan giat belanja. Tidak cukup sampai disitu saja, ada juga yang akhirnya nekat mengambil pinjaman online demi membeli barang diskon’ tersebut. Contoh perilaku konsumtif lainnya adalah terlalu sering memesan makanan secara online demi memanfaatkan voucher yang dimilikinya dan memanfaatkan promo. Hal yang berlebihan seperti itu hanya akan membuat financial menjadi tidak sehat. Baca Juga Ini 7 Cara Menghemat Uang Gaji Bulanan, Dijamin Ampuh! Cara Menghindari Pola Hidup Konsumtif Supaya tidak terjebak ke dalam perilaku pola hidup konsumtif ada beberapa cara atau tips yang bisa kamu lakukan seperti berikut ini 1. Buat Prioritas Hal pertama yang bisa kamu lakukan untuk menghindari pola hidup konsumtif adalah buat skala prioritas. Dengan prioritas ini kamu bisa menghindari sifat hedonisme dan bermewah-mewahan. Tanamkan dalam pikiran jika kamu harus memprioritaskan apa yang sudah kamu buat dalam daftar tersebut. Jika muncul hasrat atau keinginan yang di luar kebutuhan itu kamu bisa berpikir panjang apa barang tersebut benar-benar kamu butuhkan atau hanya keinginan semata. 2. Mulai Investasi Cara menghindari pola hidup konsumtif selanjutnya adalah mulai dengan investasi. Orang dengan gaya hidup konsumtif ini menabung atau investasi sangat sulit. Jika kamu menjadi salah satunya cobalah untuk menabung dan berinvestasi dimana keduanya ini sangat penting untuk masa depan kamu. Dengan menabung kamu bisa mempersiapkan biaya pendidikan anak, membayar DP rumah atau mempersiapkan masa tua yang nyaman bersama dengan keluarga. Menabung tidak harus dalam jumlah banyak, bisa dilakukan sedikit demi sedikit asal konsisten. 3. Hindari Cuci Mata Online Maupun Offline Hambatan terbesar untuk menghindari gaya hidup konsumtif adalah menghindari cuci mata baik offline maupun online. Godaan dari belanja online ini jauh lebih besar karena usaha untuk berbelanja tidak banyak berbeda dengan saat berbelanja saat offline. Yang awalnya hanya cuci mata saja bisa berakhir dengan checkout barang belanjaan. Terutama bagi yang memiliki mobile banking maupun kartu kredit yang semakin mudah dalam melakukan pembayaran maupun pengisian saldo. Tidak jarang mereka berperilaku konsumtif dengan membeli banyak barang secara online. 4. Kurangi Intensitas Berkumpul dan Sosialisasi Jika kamu sering sekali berkumpul bersama teman, kamu bisa mengurangi kegiatan tersebut. Terlebih lagi jika acara kumpul-kumpul tersebut tidak memberikan manfaat yang berarti untuk kamu, akan lebih baik jika kamu menghindarinya. Berkumpul bersama teman terlalu sering akan menyebabkan perilaku konsumtif itu muncul. Baca Juga Tips Belanja Hemat di Masa Pandemi Hindari Pola Hidup Konsumtif dengan Cashbac Ada bonus points spesial yang berlaku di seluruh outlet Ace Hardware, Ace Express, Informa, Selma, Toys Kingdom, Ataru, Bike Colony, Dr Kong, Pendopo, Travelink yang terdaftar pada aplikasi Cashbac! Ada juga promo bank dimana kamu bisa hemat hingga 50%! Kamu bisa pakai di ribuan outlet favorit kamu untuk melengkapi kebutuhan sehari-hari. Pola hidup konsumtif itu harus kamu hindari karena menyebabkan masalah finansial kedepannya, lakukan beberapa tips di atas untuk mengurangi bahkan menghilangkan gaya hidup konsumtif yang kamu miliki.
Konsumtif adalah kecenderungan untuk menghamburkan uang tanpa memikirkan tujuan dan manfaatnya. Dapat diperhatikan di situasi sekarang, masyarakat seakan tidak memperdulikan cara mengelola uang dengan baik karena maraknya online marketplace yang mendorong terjadinya transaksi digital secara rutin. Perilaku konsumtif adalah perilaku yang berbahaya untuk dimiliki karena jika dilakukan dalam kurun waktu lama akan berdampak pada kondisi finansial pelakunya. Agar lebih paham tentang apa itu konsumtif, yuk simak artikel berikut! Apa Itu Konsumtif? Konsumtif adalah kegiatan menghamburkan uang tanpa rencana maupun tujuan yang matang. Definisi lain dari konsumtif adalah perilaku atau gaya hidup serba mewah. Dapat diamati, di era digital saat ini, konsumtif adalah sebuah fenomena biasa, khususnya di kota-kota besar. Menurut KBBI, konsumtif bersifat konsumsi, hanya memakai dan tidak menghasilkan sendiri. Sedangkan menurut Erich Fromm, social psychologist asal Jerman, pengertian konsumtif yaitu ketika seseorang memiliki barang yang didasarkan atas pertimbangan status sosial. Pernyataan ini sesuai dengan kenyataan bahwa perilaku konsumtif adalah gaya hidup berlebih. Konsumtif adalah bentuk dari konsumerisme, ideologi yang membuat orang menggunakan sesuatu secara berlebihan. Selain itu, konsumtif adalah perilaku obsesi berlebihan pada kemewahan dan dapat merujuk pada kerugian finansial. Oleh karena itu, konsumtif adalah perilaku yang tidak boleh disepelekan. Ciri-Ciri Perilaku Konsumtif Perilaku konsumtif adalah sikap yang destruktif. Pada dasarnya, keadaan finansial seseorang sebaiknya diatur sedemikian rupa untuk mempersiapkan diri saat ada keadaan darurat. Maka dari itu, perilaku konsumtif adalah tingkah laku yang patut dihindari. Nah, bagaimana ciri-ciri perilaku konsumtif? Simak penjelasannya! 1. Membeli Barang dengan Impulsif Sebagaimana perilaku konsumtif adalah kegiatan menghamburkan uang. Salah satu ciri-ciri perilaku konsumtif yaitu membeli barang dengan impulsif. Maksud dari impulsif adalah tindakan pembelian secara mendadak oleh seseorang tanpa memikirkan konsekuensinya. Biasanya, perilaku konsumtif cenderung membeli barang secara berlebihan, khususnya ketika ada potongan harga. Pertimbangan yang melintas di pikiran seseorang dengan perilaku konsumtif adalah menarik atau tidaknya kemasan produk serta harga. Kedua pertimbangan tersebut dirasa cukup untuk melakukan pembelian tanpa perlu memikirkan manfaat dan tujuan barang tersebut. 2. Terlalu Mengikuti Tuntutan Sosial Selain menjadi impulsif, perlu diingat bahwa perilaku konsumtif adalah gaya hidup serba mewah. Kebiasaan membeli barang yang tidak diperlukan erat kaitannya dengan mengikuti tuntutan sosial. Seseorang dengan tingkat konsumerisme memiliki rasa gengsi yang besar atas penampilan dirinya dan anggapan lingkungan sosial. Maka dari itu, dapat dipahami bahwa konsumtif adalah aksi untuk menjaga simbol status sosial. Semakin banyak barang mahal yang dimiliki maka sifat keeksklusifan semakin tinggi sehingga menunjukkan letak kelas sosial seseorang. Baca juga Mengenal Apa Itu Impulse Buying, Faktor Pemicu, dan Tipsnya 3. Terlalu Terikat Pada Unsur Konformitas Poin terakhir dari ciri-ciri perilaku konsumtif adalah seseorang yang terlalu terikat pada unsur konformitas. Maksud dari unsur konformitas adalah pengaruh sosial saat seseorang mengubah sikap agar sesuai dengan norma sosial yang berlaku. Contohnya, jika ada seorang public figure terkenal di kalangan masyarakat, maka seorang dengan perilaku konsumtif akan mengikuti gaya artis tersebut. Mulai dari merek pakaian hingga gaya hidup yang dimiliki. Penyebab Perilaku Konsumtif Setelah mengetahui arti konsumtif, kini Anda juga perlu tahu penyebab perilaku konsumtif yaitu sebagai berikut 1. Faktor Internal Faktor internal yang dimaksud adalah beberapa aspek pada seseorang yang memicu gaya hidup konsumtif seperti motivasi, harga diri, kepribadian hingga konsep diri. Penjelasannya sebagai berikut Motivasi yang dimaksud adalah hal-hal seperti pemikiran atas standar tertentu. Standar ini mendorong seseorang untuk melakukan transaksi pembelian secara diri seseorang memiliki pengaruh kuat pada munculnya perilaku konsumtif. Jika seseorang memiliki harga diri rendah, maka akan lebih mudah untuk menunjukkan tingkah laku seseorang dalam kesehariannya sehingga berpotensi untuk menciptakan perilaku konsumtif yang mudah untuk diri memuat persepsi dan sikap orang pada dirinya sendiri. 2. Faktor Eksternal Berkaitan dengan lingkungan sosial, faktor eksternal erat kaitannya dengan keluarga, kebudayaan, tradisi serta kelas sosial. Keluarga sebagai kelompok terdekat dengan seseorang memiliki pengaruh penting untuk memberi panduan atau contoh dalam mengatur keuangan yang berdampak pada munculnya perilaku konsumtif. Kebudayaan membentuk perilaku seseorang sehingga dapat menjadi salah satu penyebab perilaku adalah hal-hal yang diwariskan oleh lingkungan sosial di masa lalu dan dijaga hingga sekarang. Tradisi secara tidak langsung dapat mempengaruhi perilaku konsumtif sosial dapat dipahami sebagai tingkatan atas dasar kekayaan, pengaruh atau kuasa, kehormatan serta ilmu pengetahuan yang digunakan untuk mengelompokkan anggota masyarakat. Adanya kelas sosial memicu seseorang memiliki perilaku konsumtif demi mematuhi syarat masuk ke kelas sosial tertentu. Dampak Negatif Dari Perilaku Konsumtif Konsumtif adalah kegiatan pemborosan. Mengikuti tuntutan sosial yang tidak ada habisnya memotivasi seseorang untuk memiliki perilaku konsumtif. Lalu, apa saja dampak negatif dari perilaku konsumtif? Yuk simak! 1. Ketidakstabilan Kondisi Finansial Konsumtif adalah perilaku yang tidak didasari pemikiran rasional. Tanpa perencanaan yang matang dan tujuan yang jelas, perilaku konsumtif adalah alasan utama dari kacaunya alokasi finansial seseorang. Seseorang yang konsumtif artinya rentan mengalami kesulitan finansial karena cenderung memprioritaskan hal-hal sepele. Hal ini menyebabkan berkurangnya dana darurat secara perlahan. Padahal, dana darurat perlu untuk dimiliki sebagai sumber keuangan dalam keadaan mendesak. 2. Inflasi Tingginya tingkat konsumerisme berpengaruh pada nilai uang suatu negara. Arti konsumtif adalah melakukan transaksi pembelian secara terus menerus. Kegiatan ini berpengaruh pada banyaknya uang yang beredar sehingga mampu menyebabkan inflasi. 3. Kesenjangan Sosial Mengincar kemewahan dan status sosial, konsumtif adalah salah satu faktor yang menciptakan klasifikasi sosial. Maka dari itu, dampak negatif dari perilaku konsumtif adalah semakin jelasnya kesenjangan sosial dalam lingkungan masyarakat. Adanya kategori kelas berdasarkan barang, jumlah aset maupun gaya berpakaian didukung oleh perilaku konsumtif sehingga kesenjangan sosial menjadi hal yang tidak dapat dihindari. Contoh Perilaku Konsumtif Sebagai tambahan informasi, konsumtif adalah penggunaan barang yang tidak tuntas oleh seseorang. Nah, contoh perilaku konsumtif yang dapat Anda temui dalam kehidupan sehari-sehari yaitu sebagai berikut 1. Menghabiskan Gaji Untuk Barang Trendi Perilaku konsumtif ini sering terjadi pada kalangan pekerja yaitu menghabiskan gaji bulanan untuk berbelanja barang yang sebenarnya tidak diperlukan tapi sedang trendi. Siapa sangka bahwa dengan niat up to date dengan tren, seseorang telah mengaplikasikan perilaku konsumtif. 2. Me Time yang Berlebihan Memiliki waktu untuk diri sendiri atau me time di kedai kopi atau restoran perlu dilakukan agar mendapatkan ketenangan pikiran. Namun, perlu digaris bawahi bahwa melakukan me time juga memiliki batasan waktu dan anggaran. Jadi, lebih baik Anda membagi waktu serta anggaran me time secukupnya sehingga kondisi finansial tetap stabil. 3. Rutin Membeli Barang Secara Online Rutin membeli barang secara online adalah contoh konkret dari arti konsumtif. Di era digital ini, Anda hanya perlu membuka online marketplace yang dituju, mencari barang lalu membayar melalui mobile banking. Namun, ada baiknya pembelian melalui cara ini direncanakan terlebih dahulu sehingga tidak melebihi anggaran belanja. 4. Lebih Sering Membeli Produk Impor Kegiatan pembelian produk impor saat ini sedang diminati oleh kalangan muda. Harga yang cenderung lebih murah membuat masyarakat membeli barang-barang tersebut secara berlebihan. Sebagai tambahan informasi, membeli produk impor secara berlebihan juga berdampak pada terjadinya inflasi. Cara Mencegah Perilaku Konsumtif Setelah mengetahui pengertian konsumtif hingga contoh perilakunya, kini Anda juga perlu mengetahui cara mencegah perilaku konsumtif, sebagai berikut 1. Berhenti Mengikuti Tuntutan Sosial Perlu Anda ketahui bahwa tuntutan sosial tidak akan pernah hilang dan akan selalu berubah seiring berjalannya waktu. Untuk menghindari perilaku konsumtif, salah satu caranya adalah berhenti mematuhi tuntutan sosial. Fokus pada kehidupan pribadi serta tidak memperdulikan tekanan sosial yang ada dapat menghindarkan Anda dari perilaku konsumtif. 2. Membeli Hanya Ketika Butuh Aspek dasar dari konsumtif adalah belanja secara berlebihan. Maka dari itu, Anda perlu mengaplikasikan kebiasaan membeli sesuatu hanya saat benar-benar membutuhkannya. Dengan cara ini, Anda dapat mengetahui seberapa penting dan bergunanya barang tersebut sebelum membeli. 3. Menghitung Biaya Pengeluaran Untuk mencegah pengeluaran biaya yang berlebihan, Anda dapat membuat rancangan anggaran belanja. Dengan menghitung biaya pengeluaran sebelum berbelanja, Anda bisa menghemat uang. Cara ini akan menjaga tabungan Anda dari pengeluaran yang tidak diperlukan. 4. Memahami Kelemahan Diri Sendiri Melakukan cara-cara di atas memang membantu untuk mencegah perilaku konsumtif. Namun, jika Anda belum menyadari kelemahan diri sendiri, maka akan sulit untuk melindungi diri dari pola pikir dan perilaku konsumtif. Oleh karena itu, ambil sedikit waktu Anda untuk memahami kelemahan diri sendiri. Contoh kelemahan yang dimaksud adalah hal apa yang menjadi pengeluaran terbesar Anda selama sebulan terakhir. Dengan melakukan identifikasi ini, Anda dapat lebih mudah mengatur keuangan. 5. Berusaha Untuk Berpikir Jangka Panjang Memahami bahwa konsumtif adalah gaya hidup serba cepat, maka kemungkinan mengalami kesulitan finansial dalam jangka panjang akan sulit dihindari. Maksud dari gaya hidup serba cepat disini adalah gaya hidup yang didasari keadaan pada kurun waktu terkini. Misalnya, ketika ada barang yang sedang marak dimiliki oleh masyarakat, Anda selalu ikut membeli barang tersebut untuk mengikuti tren. Tapi berkisar beberapa bulan saja, kecenderungan tersebut sudah kurang diminati, maka secara tidak langsung Anda telah mengeluarkan biaya yang besar untuk mengikuti euforia masyarakat bersifat sementara tersebut. Oleh karena itu, sebelum membeli barang trendi, penting bagi Anda untuk memahami bahwa tren akan terus berubah sehingga transaksi pembelian yang tidak diperlukan bisa dihindari. Nah, sekarang Anda lebih paham kan tentang apa itu konsumtif hingga cara mencegahnya. Perlu diingat, walaupun sekarang transaksi digital sedang diminati oleh mayoritas masyarakat tetapi perencanaan keuangan juga wajib diperhatikan sehingga perilaku konsumtif dapat dihindari. Jika Anda ingin mendapatkan informasi menarik lainnya, jangan lupa untuk berkunjung ke website Populix dan baca kumpulan artikelnya! Baca juga Gaya Hidup Minimalis, Ini Manfaat dan Tips Menerapkannya!
4 Menarik perhatian dari orang lain, adalah salah satu yang paling berpengaruh terhadap perilaku konsumtif seseorang, biasanya orang yang selalu ingin menarik perhatian orang lain pasti memiliki cara, salah satunya yaitu memiliki barang-barang yang up-to-date. Kecenderungan orang-orang akan Ilustrasi Pelangi Merupakan Salah Satu Peristiwa yang Menunjukkan bahwa Cahaya Memiliki Sifat Sumber Unsplash/Stainless ImagesPelangi biasanya akan muncul setelah hujan reda. Selain terlihat cantik, fenomena alam ini juga bisa dipelajari. Pelangi merupakan salah satu peristiwa yang menunjukkan bahwa cahaya memiliki sifat dapat dapat diuraikan, cahaya memiliki beberapa sifat lainnya. Agar lebih mudah dipahami, sifat cahaya bisa dipelajari dari contoh peristiwanya. Pelangi Merupakan Salah Satu Peristiwa yang Menunjukkan bahwa Cahaya Memiliki SifatIlustrasi Pelangi Merupakan Salah Satu Peristiwa yang Menunjukkan bahwa Cahaya Memiliki Sifat Sumber Unsplash/Todd CravensSalah satu unsur penting dalam kehidupan adalah cahaya. Tanpa ada cahaya, maka kehidupan juga tidak akan ada. Dikutip dari Cahaya dan Penerapan Sifat-Sifat Cahaya, Putra 2022, cahaya merupakan energi yang berbentuk gelombang elektromagnetik yang kasat mata dengan panjang gelombang sekitar 380-750 merupakan salah satu peristiwa yang menunjukkan bahwa cahaya memiliki sifat dapat diuraikan atau dibiaskan. Pembiasan cahaya adalah peristiwa pembelokan cahaya saat merambat dari suatu medium ke medium lain yang indeks biasnya cahaya bisa terjadi karena ada perubahan kelajuan gelombang cahaya saat gelombang cahaya tersebut merambat di antara dua medium berbeda. Selain pelangi, contoh peristiwa penguraian cahaya adalah pada gelembung diperhatikan, permukaan gelembung sabun terlihat berwarna-warni. Warna-warna tersebut berubah sesuai dengan pergerakan gelembung Cahaya dan ContohnyaIlustrasi Pelangi Merupakan Salah Satu Peristiwa yang Menunjukkan bahwa Cahaya Memiliki Sifat Sumber Unsplash/Josh BootSelain dapat diuraikan atau dibiaskan, cahaya memiliki beberapa sifat sebagai berikut1. Cahaya dapat dipantulkanContoh peristiwa cahaya dapat dipantulkan adalah sinar matahari yang dapat dipantulkan dengan menggunakan cermin. Orang yang memegang cermin bisa mengatur mau mengarahkan cahaya matahari ke arah apa cahaya mengenai permukaan licin dan datar, cahaya akan dipantulkan secara teratur atau disebut sebagai pemantulan teratur. Jika cahaya mengenai permukaan kasar, akan disebut pemantulan Cahaya dapat merambat lurusContoh peristiwanya adalah orang yang memegang dan menyalakan senter bisa mengatur cahaya mau diarahkan ke mana. Cahaya senter akan merambat lurus sesuai arah yang Cahaya dapat menembus benda beningContoh peristiwa cahaya dapat menembus benda bening adalah cahaya matahari yang masuk melalui kaca jendela yang bening atau cahaya dari api lilin yang bisa terlihat di balik gorden tipis. Tidak semua benda dapat ditembus oleh cahaya. Benda yang bisa ditembus cahaya disebut benda merupakan salah satu peristiwa yang menunjukkan bahwa cahaya memiliki sifat dapat diuraikan atau dibiaskan. Semoga informasi tersebut bisa menambah wawasan. KRIS Contohkredit konsumtif yang paling familiar saat ini adalah pembelian gadget baru dengan menggunakan kartu kredit. Jenis barang dengan basis teknologi ini merupakan objek yang sangat mudah terkena depresiasi. Penurunan nilai jual ini membuatnya menjadi salah satu jenis kredit konsumtif yang juga tidak dianjurkan untuk dilakukan. Sadarkah Anda bahwa kemajuan teknologi cenderung membuat seseorang berperilaku konsumtif? Konsumtif adalah sifat yang menggambarkan kecenderungan seseorang membeli sesuatu lebih dari apa yang sebenarnya mereka butuhkan. Lebih lanjut tentang apa itu perilaku konsumtif dan cara mencegahnya akan dibahas dalam artikel berikut ini. Apa itu perilaku konsumtif? Sifat konsumtif adalah kecenderungan untuk membeli dan menggunakan barang dalam jumlah tak terbatas, serta tidak berdasarkan pertimbangan rasional. Orang yang bersifat konsumtif lebih mementingkan memenuhi keinginan daripada kebutuhan. Bisa dikatakan, sifat konsumtif adalah pembelian impulsif, tidak rasional, dan boros. Beberapa contoh perilaku konsumtif antara lain Membeli sesuatu karena penjual menawarkan hadiah Membeli sesuatu karena kemasan yang menarik Membeli sesuatu karena menjaga penampilan diri, gengsi, dan kepercayaan diri Membeli sesuatu karena diskon atau potongan harga Membeli sesuatu karena pengaruh model iklan Membeli lebih dari 2 barang yang sama dengan merek yang berbeda Penelitian terdahulu dalam jurnal Humaniora menyatakan bahwa seseorang yang memasuki masa remaja dan dewasa awal cenderung memiliki perilaku konsumtif. Ini berkaitan dengan adanya perubahan biologis, kognitif, dan sosial-ekonomi. Hubungan perilaku konsumtif dengan kesehatan Perilaku konsumtif juga berkaitan dengan kesehatan mental seseorang. Perilaku konsumen atau bagaimana seseorang membeli dan menggunakan sesuatu berhubungan dengan aspek psikologis. Dikutip dari Psychology Today, pembelian yang tidak rasional biasanya didorong oleh kebutuhan untuk menampilkan status sosial atau sebagai respons terhadap emosi negatif, seperti kesedihan atau kebosanan. Hal senada pun diungkapkan sebuah penelitian dalam jurnal Plos One. Penelitian tersebut menyatakan bahwa emosi negatif seperti stres dan depresi turut memengaruhi perilaku konsumen, seperti perilaku belanja berlebihan. Masih ingat fenomena panic buying pada awal pandemi Covid-19? Emosi negatif akibat pandemi seperti kecemasan juga dapat memengaruhi kesehatan mental yang menciptakan perilaku konsumtif seseorang. Hal ini dikarenakan, kecemasan dapat mendorong seseorang untuk membeli barang yang memberikan rasa aman. Padahal, belum tentu barang tersebut benar-benar dibutuhkan. Lebih lanjut, diketahui bahwa membeli barang baru bisa memicu lonjakan hormon dopamin yang menciptakan perasaan senang. Tak menutup kemungkinan hal ini bisa mendorong Anda untuk membeli lebih banyak Tak hanya kesehatan mental, kesehatan fisik juga bisa terganggu akibat perilaku konsumtif. Misalnya, membeli makanan tidak sehat atau alkohol berlebihan memang bisa menawarkan kenyamanan atau kesenangan sesaat. Padahal, tindakan tersebut bisa berdampak negatif bagi tubuh karena dapat memicu gangguan kesehatan. Cara mencegah perilaku konsumtif Sifat konsumtif harus dihindari agar tidak mengakar dan menjadi kebiasaan atau gaya hidup. Mengingat salah satu penyebab sifat konsumtif adalah dorongan emosi negatif, cara efektif mencegahnya adalah dengan mempelajari keterampilan mengelola emosi. Selain itu, beberapa cara mencegah perilaku konsumtif yang bisa Anda coba antara lain Mengenali emosi negatif Mempelajari strategi coping yang bisa meredakan emosi negatif, misalnya meditasi, latihan pernapasan, atau yoga Mempraktikkan mindfulness Mengalihkan emosi negatif dengan aktivitas yang lebih produktif dan menyenangkan Menciptakan penghalang fisik, seperti membekukan atau membatasi limit kartu kredit agar tidak bisa digunakan secara impulsif Mengenali dan membedakan antara kebutuhan dengan keinginan sebelum membeli Selalu bersyukur dan ingatlah bahwa tidak masalah jika Anda tidak membeli barang yang Anda inginkan Hindari terlalu sering menggunakan media sosial yang penuh dengan strategi marketing sehingga mendorong Anda untuk berperilaku konsumtif Catatan dari SehatQ Konsumtif adalah kecenderungan membeli atau menggunakan sesuatu secara berlebihan di luar dari kebutuhan. Sifat ini sangat merugikan karena mendorong seseorang melakukan pembelian impulsif, tidak rasional, dan boros. Jika tidak dicegah, perilaku konsumtif bisa menjadi kebiasaan atau gaya hidup yang tidak sehat. Penting bagi Anda untuk membedakan antara keinginan dan kebutuhan sebelum membeli sesuatu, serta memahami efek jangka panjangnya. Cobalah untuk menghindari dan mengatasi emosi negatif yang bisa menjadi pemicu sifat konsumtif. Jika masih ada pertanyaan seputar perilaku konsumtif atau cara mengelola emosi negatif, Anda juga bisa bertanya melalui fitur chat dokter di aplikasi kesehatan keluarga SehatQ. Download aplikasinya di App Store dan Google Play sekarang! Budayakonsumtif yang semakin besar. Individu mengkonsumsi suatu barang karena dianggap sebagai simbol status. Berkembangnya sifat individualisme. Saat ini, masyarakat lebih mementingkan kepentingan pribadi, sehingga sering mengesampingkan kepentingan hukum. Ketertinggalan budaya adalah kondisi di mana salah satu komponen budaya tidak bisaKataproduktif berasal dari bahasa Inggris yaitu product, yang artinya bisa menghasilkan sesuatu. Secara umum yang dimaksud dengan produktif adalah kemampuan seseorang, dalam menghasilkan sesuatu atau mendatangkan hasil yang banyak. Pengertian produktif adalah segala sesuatu yang menghasilkan atau mendatangkan keuntungan, dalam jumlah yang besar dan banyak. Definisi produktif yaitu sikap yang
Konsumtif adalah sebuah perilaku, sikap, atau gaya hidup negatif yang dapat merugikan diri sendiri dan orang lain. Bahayanya lagi, banyak orang yang tidak menyadari bahwa mereka sudah terjebak dalam perilaku konsumtif itu, perilaku atau gaya hidup konsumtif juga bisa membuatmu terjebak dalam lingkaran hutang yang tidak berujung. Yuk, simak penjelasan di bawah ini agar lebih mengetahui betapa bahayanya perilaku konsumtif!1. Konsumtif adalah istilah yang menggambarkan gaya hidup negatifilustrasi membeli barang diskon KBBI Daring, konsumtif diartikan sebagai bersifat konsumsi hanya memakai, tidak menghasilkan sendiri. Tidak hanya itu, konsumtif juga bisa diartikan suatu sikap yang bergantung pada hasil produksi pihak dengan pengertian tersebut, Jessica Gumulya dan Mariyana Widiastuti juga menjelaskan dalam jurnalnya yang berjudul Pengaruh Konsep Diri Terhadap Perilaku Konsumtif Mahasiswa Universitas Esa Unggul bahwa konsumtif adalah tindakan membeli barang dengan pertimbangan emosional atau lebih didominasikan oleh keinginan-keinginan di luar kebutuhan dan hanya untuk memenuhi hasrat semata. Berdasarkan kedua pengertian di atas kamu pasti sudah terbayang kan apa yang dimaksud dengan konsumtif ini? Yap, benar sekali! Konsumtif merupakan perilaku atau gaya hidup membeli barang secara berlebihan hanya untuk memuaskan keinginan atau gengsinya Ciri-ciri perilaku konsumtifilustrasi boros Ada beberapa perilaku yang dapat dikategorikan sebagai perilaku konsumtif, di antaranya sering membeli suatu barang atau produk karena terlihat lucu atau menarik padahal barang tersebut tidak kamu butuhkan. Kamu juga sering membeli barang hanya demi gengsi dan tidak peduli jika harga barang tersebut melebihi itu, membeli barang karena diskon tanpa memperhatikan kebutuhan juga termasuk dalam perilaku konsumtif, lho! Hayo, siapa nih yang masih sering suka check out barang yang tidak sesuai kebutuhan saat diskon? Baca Juga 5 Risiko Berteman Dekat dengan Orang Konsumtif, Ikutan Boros! 3. Bahaya perilaku konsumtifilustrasi tidak punya uang memiliki dampak positif, perilaku konsumtif ini justru lebih merugikan diri sendiri. Salah satu bahaya perilaku konsumtif adalah terjadinya pemborosan karena tidak bisa mengontrol hasrat untuk membeli barang-barang yang tidak itu, perilaku konsumtif ini bisa membuat orang-orang tidak bisa membedakan antara keinginan dan kebutuhan. Hal tersebut tentunya dapat membuat orang merasa sayang untuk menyimpan uang atau menabung untuk hal-hal yang lebih penting dan banyak orang yang terpaksa berhutang atau bahkan terjerat dalam lingkaran pinjaman online karena tidak memiliki tabungan di saat situasi-situasi konsumtif adalah sebuah perilaku berlebihan saat membeli sesuatu tanpa menghiraukan penting atau tidaknya benda tersebut. Hayo, siapa yang sering beli barang hanya karena lucu? Baca Juga 5 Penyebab Dirimu Boros, Kalau Belanja Suka Kalap dan Lupa Prioritas CkxqRbP.